"PART - SEVEN"

11.2K 1.2K 42
                                    

"PART - SEVEN"










Haechan, berjalan dengan gontai menuju dapur untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

"Apa dia menyiapkan sesuatu untukku?" pikir Haechan sambil berjalan mendekati meja makan.

Haechan, berdiri di depan meja makan menatap penutup nasi yang tengkurap di sana.

"Haruskah aku buka?" tanya Haechan entah pada siapa, ia ragu untuk membukannya karena ya tau lah bagaimana kampretnya si Jeno itu.

Haechan, menggelengkan kepalanya kuat mencoba menepis pikiran buruk akan apapun yang ada di balik tudung nasi itu.

Perlahan Haechan membuka tudung itu dan berharap tak ada hal buruk di sana dan tersedia makan enak.

"KKYYAAAA!!!! MATI KAU LEE JENO!!!"

Teriak Haechan memenuhi dapur saat tudung tersebut terbuka dan memperlihatkan tiga kecoa yang sudah mati.

"BUUAAHHAAHAHAHA"

Jeno, keluar dari persembunyiannya sambil tertawa terbahak dan memegangi perutnya.

Ya, Jeno tak benar-benar pergi kesekolah, ia hanya pergi keluar kamar dan mengirim chat pada Haechan sambil menguping dari balik pintu apa yang laki-laki mungil itu umpatkan padanya.

"Kacung!" panggil Jeno setelah puas tertawa dan menghampiri Haechan yang meringkuk di pojokan lemari.

"Woe kacung! aiisshh penakut banget sih, itu cuma kecoa mainan" ucap Jeno yang tak mendapatkan respon dari Haechan.

"Cung"

"Cung"

"Kacung"

"Woe ka-"

"Mati kau Lee Jeno" ucap Haechan yang langsung membanting Jeno ke lantai lalu menaiki tubuh Jeno sambil menyekiknya.

"Uhuk..Uhuk...le-lepas.. uhuk... a..a..aku..uhuk"

Tak mau kalah dari Haechan, Jeno membalikkan tubuh Haechan menjadi berbaring di lantai dan Jeno naiki tubuh Haechan.

"Aku cuma bercanda" ucap Jeno masih di atas tubuh Haechan dengan mengunci kedua tangan Haechan menggunakan tangannya.

"Bercandamu gak lucu tau"

"Gak lucu menurutmu, bagiku lucu" ucap Jeno sambil mengulurkan lidahnya mengejek Haechan.

Haechan, memalingkan pandangannya dan mengapouht bibirnya.

"Cung" panggil Jeno.

"Kacung"

"Harus berapa kali bilang kalau namaku hukan kacung" ucap Haechan kembali memalingkan mukanya.

"Aku tak tau namamu" ucap Jeno beranjak dari atas tubuh Haechan dan mengulurkan tangannya untuk membatu Haechan berdiri.

Setelah mereka berdiri, Haechan langsung melenggang pergi meninggalkan Jeno.

"Kac-maaf, siapa nama mu?" ucap Jeno yang mendapatkan tatapan tajam dari Haechan saat dirinya menahan lengan Haechan kembali memanggil dengan sebutan kacung.

"Gak penting" ucap Haechan sebelum benar-benar melangkah meninggalkan Jeno yang masih berdiri menatap kepergian Haechan.


                                                • • • • •

Setelah kejadian tadi pagi, Haechan benar-benar tidak keluar kamar yang bahkan kamarnya di kunci membuat Jeno kebingungan.

"Kac- aissshhh namamu siapa sih" kesal Jeno pada dirinya sendiri.

Tak mau tambah pusing Jeno keluar dari apartemen menuju sekolahnya yang ia yakini belum jam pulang.

Jeno, berdiri di depan gerbang menunggu seseorang dengan gaya songongnya seolah dia bukan salah satu murid dari sekolah itu.

"Renjun!"

Yang di panggil menoleh dan seketika wajahnya memerah, tak percaya saat Jeno orang yang ia idam-idamkan memanggil namanya untuk pertama kalinya.

Jeno, mengayunkan tangannya memanggil Renjun untuk mendekat padanya, membuat Renjun tambah tak percaya dengan apa yang terjadi padanya.

Dengan langkah gemetar dan jantung yang bekerja dua kali lebih cepat, Renjun berjalan mendekati Jeno.

"Aku mau tanya sesuatu" ucap Jeno datar berbeda dengan Renjun yang terus tersenyum menatap ke arahnya.

"Denger gak sih?"

"I-iya gimana?" gugup Renjun setelah tersadar dari lamunannya saat Jeno mengibaskan tangannya tepat di depan wajahnya.

Jeno, menghela nafas pelan sebelum lanjut berbicara "aku mau tanya nama temanmu itu siapa?" ucap Jeno.

Bukannya menjawab Renjun justru celingukan seperti mencari sesuatu.

"Heh!" bentak Jeno sambil memegang kedua bahu Renjun agar berhenti.

"Aku bertanya, nama temanmu siapa?" ucap Jeno.

"Teman mana? kamu bisa lihat setan?"

Jeno, menepuk jidatnya sendiri, "kenapa pada begok sih?" batin Jeno sebelum kembali mengambil nafas untuk mengontrol emosinya.

"Maksudku teman yang biasa bersamamu itu yang sama pendeknya sana kamu itu namanya siapa?" ucap Jeno.

Renjun, seperti berpikir temen mana yang di maksud Jeno karena semua temannya pendek kecuali Seungmin yang sedikit tinggi dari mereka.

"Han,Felix,Seungmin,Haechan yang man-"

"Haechan!" ucap Jeno memotong ucapan Renjun, karena Jeno mengenal geng kampretnya Han jadi ia yakin kalau laki-laki mungil yang sekarang tinggal bersamanya itu bernama Haechan.

Ya, Jeno tak pernah perduli dengan sekitar kecuali sama orang-orang yang suka buat onar di sekolah seperti gengnya Han, untuk Renjun? jelas Jeno mengenal Renjun karena ya kalian tau lah ya di awal udah di jelasin antara Jeno dan Renjun.

"Kenapa?" tanya Renjun heran.

"Gak! dan makasih ya bye" ucap Jeno melenggang pergi meninggalkan Renjun dengan rasa penasarannya.



                                                     ~||~

Jeno, lu gabut banget sumpah... udah bolos tp masih berani kesekolah... udah gitu cuma tanya nama Haechan doang pula 🤧🤧🤧

"NEXT DOOR" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang