"PART - ELEVEN"

10.2K 1K 27
                                    

                                       "PART - ELEVEN"







Sepulang dari acara BBQ, Haechan mendiamkan Jeno bahkan saat mereka sudah sampai di apartemen.

"Chan" panggil Jeno yang hanya mendapatkan tatapan datar dari Haechan.

"Uummm... tak jadi" ucap Jeno yang mendadak hilang ingatan saat melihat ekspresi wajah Haechan yang sudah kembali berjalan menuju kamar.

Tak mau ambil pusing, Jeno berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum pergi tidur.

Lagi-lagi Jeno di buat bingung saat masuk kedalam kamar dan melihat Haechan yang sudah tertidur pulas.

"Tak biasanya dia diem" batin Jeno sambil berjalan menuju ranjangnya yang sebenarnya ranjang Haechan juga karena mereka tidur di satu ranjang hanya saja ada pembatas di antara mereka.

                                               • • • • •

Ke esokan paginya masih dengan mode mute, Haechan memilih pergi ke sekolah terlebih dulu.

"Pagi tante" ucap Haechan yang melihat tetangganya saat dia baru keluar.

"Haechan-aaa!" panggil tetangga Haechan yang sepertinya sudah akrab dengan Haechan.

Haechan, menoleh ke arah wanita paruh baya yang sedang berjalan mendekatinya.

Dan tiba-tiba wanita itu mengeluarkan dua tiket ke tempat hiburan yang di berikan pada Haechan.

"Ini buat kamu" ucap wanita itu.

Dengan senang hati Haechan menerima tiket itu dan mengucapkan terimakasih pada tetangganya itu.

"Makasih Ta-"

Ucapan Haechan terhenti saat tiba-tiba Jeno muncul dari belakangkannya dan mengambil satu tiket dari tangan Haechan dan berjalan pergi begitu saja.

"Pergi bareng aku" ucap Jeno sambil mencomot tiket itu.

Haechan, yang kesal karena ulah Jeno pun segera membungkuk berpamitan pada tetangganya itu sebelum ia lari mengejar Jeno yang sudah berjalan lebih dulu.

Singkat cerita, Haechan sudah pulang sekolah dan sekarang ia tengah duduk di bangku yang tersedia di depan tempat hiburan itu.

Bisa kalian tebak sedang apa Haechan di sana kalau gak nungguin Jeno yang membawa satu tiket lagi.

"Fuhhh~" Jeno meniup telinga Haechan yang mana membuat Haechan terkejut.

"Bisa baik-baik gak datangnya" kesal Haechan yang justru membuat Jeno tertawa.

Mereka sempat berdiri bersebelahan menatap pintu masuk tempat hiburan.

"Chan"

"Hhmmm"

"Kau pernah pacaran?"

Pertanyaan itu reflek membuat Haechan menatap Jeno yang berdiri di sampingnya.

"Tidak" ucap Haechan.

Jeno, ikut menatap ke arah Haechan dan tersenyum "aku akan mengajarimu cara berkencan" ucap Jeno meraih tangan Haechan dan menarik Haechan masuk dalam tempat hiburan.

Haechan, yang memang belum pernah merasakan pacaran hanya bisa diam dan menahan panas di wajahnya yang sudah memerah saat Jeno mengenggam tangannya.

Setelah mencoba hampir semua wahana yang ada di sana, Haechan dan Jeno kini duduk salah satu kedai untuk mengisi energi mereka.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Haechan tak sengaja melihat poster festival kembang api yang akan di adakan minggu depan.

Haechan, berdiri dan berjalan mendekati poster tersebut di ikuti Jeno yang berjalan di belakangnya.

"Jen, kau tau tentang festival kembang api?" tanya Haechan.

"Tidak" jawab Jeno.

Haechan, menundukkan kepalanya sedih karena dia juga belum pernah datang ke festival kembang api.

Jeno, yang melihat itu melangkah lebih dekat pada Haechan dan menarik pinggang Haechan.

"Aku ingin melihat festival itu denganmu" bisik Jeno sebelum pergi meninggalkan Haechan yang madih bingung dengan ucapan Jeno yang mengajaknya pergi melihat festival kembang api berdua.

"Dek pesannya!" teriak pedagang makanan yang di pesan Jeno dan Haechan.

Haechan, tersadar dari lamunannya dan mendatangi pedagang itu, "Maaf bisa di bungkus saja?" tanya Haechan.

"Ahh... baiklah tunggu sembentar aku akan membungkusnya" ucap pasangan itu.

"Terimakasih" ucap Haechan kembali  melihat ke arah di mana Jeno berjalan meninggalkannya.









                                                   ~||~

Ciek...Ciek... tumbuh rasa Ciekkk!!!

"NEXT DOOR" {Nohyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang