Sebelum dia datang ke kamar Jaemin yang sangat jauh dari sini, dia lebih dulu bertemu dengan ayah Jeno, seseorang yang membuat menara ini untuk kepentingan pribadi.
Tiga puluh tahun lalu, ini hanya tempat di mana beberapa orang akan dilatih menjadi tentara, bukan hal lebih. Akan tetapi, sialnya ada yang saling jatuh cinta tanpa mengatahui salah satu dari mereka sudah menikah.
Dari semua cerita yang Yangyang ingat, mereka melakukan hal yang tidak pantas, tepat di salah satu kamar menara ini. Membayangkan bagaimana kecewanya sang wanita pun, itu sudah cukup menyakitkan.
Ternyata, sang pria sudah memiliki istri, bahkan tengah hamil. Tentu saja wanita itu terkejut bukan main, dia mengetahui istri dari pria tersebut hamil di saat dia juga tengah mengandung.
Mengandung anak yang merupakan hasil zina mereka berdua.
Bagaimana jika istrinya tahu? Itu pasti menyakitkan. Mereka sudah memiliki ikatan, jadi mereka harus hidup bahagia sampai sang anak lahir, dewasa, atau sampai mereka berdua mati.
Bodohnya, sang pria mengatakan dengan lantang, jika sang wanita, temannya saat berada di menara merupakan orang yang dia cintai. Tepat enam bulan setelah anak itu lahir.
Banyak yang mengharapkan, anak itu tidak akan mengetahui apa pun, karena dia masih sangat muda. Mereka tidak pernah memikirkan kemungkinan adanya sindrom ingatan itu. Akhir dari segalanya, anak tersebut justru membenci dirinya yang hadir sebagai penghancur.
Penghancur keluarga besar, keluarga ternama, keluarga yang memiliki aset apa pun untuk menguasai dunia.
Lantas, keberadaan anak ini merupakan kejanggalan yang ada di dunia. Keberadaannya berhasil membuat salah satu keluarga besar yang merupakan sahabat mereka ingin membunuhnya, menghapus sejarah jika salah satu anggota keluarga mereka pernah berkhianat.
"Lantas, mengapa aku diselamatkan?"
Itu pertanyaan utama Yangyang kepada ayah Renjun, laki-laki tinggi yang menyelamatkannya. Tidak ada lagi yang harus ditutupi, tidak ada lagi yang perlu disangkal.
"Aku mengetahui semuanya."
Bahkan, sang ibu yang berada di sana pun hanya bisa mengembuskan napas. "Yangyang, mengapa kau bisa mengetahuinya?"
"Aneh, bukan? Kalian berbohong jika keluargaku meninggal saat perang, tetapi ... kalian juga menceritakan sebuah sejarah kelam yang ingin dihapuskan. Kalian tidak tahu jika aku berbeda."
"Yangyang, dengarkan Paman." Ayah Renjun menangkup kedua belah pipi Yangyang, dihapusnya air mata sang anak agar bisa melihat dengan jelas. "Memang, kau benar. Kau bukan dari keluarga kami, kau bukan anak dari pernikahan yang sah, kau juga bukan ... bukan orang yang seharusnya berada di sini.
"Namun, kau tidak salah!" Suara itu amat tegas. "Kau bukan lahir atas kesalahan. Kau bukan anak yang datang menghancurkan dunia. Kau bukan anak seperti itu. Kau mengerti?"
Perempuan mudah tergoda, laki-laki sukar bertanggung jawab. Dasar manusia bodoh.
Di tengah kehidupannya yang mulai damai, Yangyang bertemu dengannya, Na Jaemin, anak dari pria yang sama dengannya.
Ah, saudaraku. Ayah kita adalah bajingan.
Jaemin tampak tak menyukai orang tuanya, tepat saat laki-laki itu menceritakan bagaimana kehidupannya. Yangyang tidak tahu, mengapa bisa dia jatuh cinta dengan laki-laki yang merupakan saudara satu ayahnya sendiri?
Bagaimana bisa?
Namun, dia adalah laki-laki. Tidak masalah, bukan?
Siapa yang membuat hancur dunia dan mengotori sejarah?

KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast (JaemYang) ✔
Fanfiction[Warn! BxB!] Jaemin tahu keputusannya untuk mengakhiri hubungan ini amat menyakiti Yangyang, tetapi dia juga enggan melihat dan mengetahui bagaimana sakitnya saat Yangyang mengetahui kebenaran. Keadaan sekitar tidak pernah membolehkan menyukai sesam...