Perkataan Yangyang beberapa hari laku semakin membuat Jaemin tidak bisa berhenti mengikuti Yangyang ke mana pun laki-laki itu pergi. Memang sangat terasa oleh Yangyang, tetapi dia tidak ambil pusing sama sekali.
Ternyata, orang seperti Jaemin terlalu agresif, image sebagai pangeran ramah hilang begitu saja di mata Yangyang.
"Kurasa dia terus memperhatikanmu," kata Xiaojun yang tengah sibuk dengan soal-soal di depannya.
"Hm? Siapa?"
"Anak pertama keluarga Na. Dia memiliki dendam denganmu, atau bagaimana?"
Yangyang mengedikkan bahu, berusaha tak peduli dan membiarkan Jaemin berusaha mendekatinya dengan susah payah. Melihat orang seperti itu cukup lucu baginya.
"Jangan terlalu jual mahal, kau bisa saja jatuh ke pesonanya, mungkin dia lupa makan obat sampai terlihat sangat berbeda belakangan ini."
"Obat?" Yangyang mengernyit, dia tidak tahu jika itu adalah lelucon atau bukan.
"Kau tidak tahu jika dia mengidap penyakit?" Xiaojun mendelikkan matanya tak percaya. "Ayolah, kau sudah bersekolah di sini hampir tujuh bulan, lalu mengenai hal itu kau tidak tahu?"
"Memangnya penting?"
"Tunggu ... jangan bilang kau tidak tahu kasus empat bulan lalu?"
Yangyang menggeleng pelan. Dia bukan tidak tahu, tapi tidak mau tahu sama sekali, dia takut jika kasus bualan itu akan membuatnya penasaran sampai mencari tahu hingga ujung akarnya.
"Jaemin tidak sengaja menjatuhkan obat tablet biru, diamesan? Dimansiam?"
"Diazepam?"
"Ah! Itu dia!"
"Untuk apa?"
Xiaojun mengedikkan kedua bahunya. "Kabarnya dia memiliki GAD, tetapi entahlah."
GAD, Yangyang juga mengerti mengenai gangguan kecemasan yang satu itu. Akan tetapi, dia tidak pernah membayangkan orang seperti Jaemin akan mengidap penyakit itu. Dia pasti berusaha menutupinya sebisa mungkin, dan obat tersebut jatuh tanpa dia ketahui.
Itu hal yang berat, tetapi Yangyang tidak mengetahuinya.
Perlukah dia bertanya? Namun, bisa saja Jaemin akan sangat marah jika Yangyang menanyakan hal itu.
Seperti biasa, tidak peduli, masa bodo, tidak tertarik. Dia harus seperti itu di depan Jaemin, jangan sampai terlepas seolah sangat khawatir.
Itu akan menyakitkan.
🌸🌸🌸
"Jaemin," panggil Yangyang yang baru saja duduk di sebelahnya tanpa laki-laki itu ketahui. "Kau belum ada makan, bukan?"
Mata Jaemin terpaku dengan kotak bekal rumahan yang Yangyang berikan kepadanya. Jujur, dia bingung dengan hal ini, tetapi Yangyang justru salah mengartikannya.
"Aku tidak memberikan racun di dalam sana. Atau ... kau sebenarnya tidak makan makanan orang sepertiku, ya?"
"Apa maksudnya? Aku hanya terkejut karena kau membawakanku ini." Jaemin tersenyum manis dan mengusap lembut puncak kepala Yangyang seperti yang laki-laki itu lakukan kepada anak kecil. "Terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast (JaemYang) ✔
Fanfic[Warn! BxB!] Jaemin tahu keputusannya untuk mengakhiri hubungan ini amat menyakiti Yangyang, tetapi dia juga enggan melihat dan mengetahui bagaimana sakitnya saat Yangyang mengetahui kebenaran. Keadaan sekitar tidak pernah membolehkan menyukai sesam...