Begitu mereka sampai di rumah kediaman peri yang dimaksud oleh Haechan, ia lantas memeriksa rumah kecil yang berada di sebelah sungai itu. Kelihatannya sang pemilik rumah masih pergi, tetapi ketika Haechan hendak mengitari hutan, sosok yang dicarinya terlihat berjalan ke arah mereka.
"Jisung-ah!" sapa Haechan ketika mendapati Jisung yang datang dengan dua keranjang berisi bahan makanan.
"Hyung? Ada apa?" Jisung mendekati Haechan dan berdiri dihadapannya,
"Aku ingin meminta bantuanmu, hanya meminjam rumah sebentar, kami butuh tempat bersinggah," jawab Haechan. Jisung lantas menatap beberapa orang yang berdiri dibelakang Haechan,
"Tentu saja, masuklah," Jisung berjalan mendahului, kemudian membuka pintu rumah yang terbuat dari kayu itu. Rumah Jisung lebih luas dari milik Haechan, ada tiga kamar disana yang khusus menampung tamu.
Begitu sampai disana, Jisung langsung memberikan minuman untuk mereka. Jisung tinggal sendiri, tetapi dia merupakan peri healing, dia itu dokter para peri, hewan, manusia juga. Makanya Jisung mempunyai kamar tambahan dirumahnya, untuk berjaga jika ada yang perlu dirawat.
"Tumben kau kemari, Hyung?" Tanya Jisung, lelaki itu mengambil tempat disebelah Chenle yang sekarang asik memakan buah beri yang ada di meja makan. Haechan menghela nafasnya, sedikit berat untuk menceritakan hal ini sejujurnya, tak ingin membuat Jisung khawatir.
"Mutiara kehidupan dua kerajaan sudah dicuri, dan aku harus memperingatkan kerajaan langit sekarang," jelas Haechan. Mendengar itu Jisung terdiam, ia bukannya tak tahu tentang keadaan kerajaannya yang baru saja diserang dan mutiara kehidupan milik kerajaannya dicuri,
"Jadi, aku ingin kau merawat teman-temanku ketika aku pergi ke kerajaan langit," lanjut Haechan. Jisung tersenyum,
"Tentu saja, aku akan membantu," jawab Jisung.
"Terimakasih Jisung-ah," ujar Haechan, ia tersenyum sembari menatap Jisung. Ah, beruntungnya dia memiliki teman seperti Jisung, baik dan sangat bisa diandalkan. Haechan lantas bersegera menghabiskan makanan yang disajikan oleh Jisung, sebelum menghabiskan tenaga banyak, Jisung ingin membekali Haechan dengan makan yang banyak.
Ketika hendak berangkat, Jaehyun menahan tangan Haechan, kini mereka posisi berada di tepian pantai. Lantas Haechan menatap Jaehyun dengan tatapan bingung, seingatnya tadi dia sudah berpamitan dengan Jaehyun?
"Ada apa?" tanya Haechan, ia dengan sabar menanti jawaban dari Jaehyun yang terlihat sedikit linglung.
"Jaehyun..aku akan baik-baik saja, jangan khawatir," ucap Haechan sembari melepas pegangan tangan Jaehyun di pergelangan tangannya, beralih menggenggam tangan itu dengan lembut. Jaehyun mengangkat kepala untuk balik menatap sang pujaan hati,
"Aku ikut," ucap Jaehyun, mendengar itu Haechan mengusap tengkuknya.
"Tapi aku tidak bisa membawamu Jaehyun," ujar Haechan, itu memang benar, dia tidak bisa membawa Jaehyun lalu terbang ke atas sana, Jaehyun terlalu berat baginya untuk dibawa."Aku bisa membawa diriku sendiri," setelah berucap demikian Jaehyun bersiul dengan bantuan jarinya, lalu tak lama kemudian suara lengkingan terdengar, layaknya suara burung elang sang penguasa udara. Seekor phoenix muncul, ini pertama kalinya Haechan melihat secara langsung binatang suci itu, kemunculan phoenix memang tak pernah di duga, terkadang mereka terlihat terbang diatas awan. Tempat tinggal mereka pun anomali tak pernah ada yang tahu.
Dengan mata berbinar Haechan menatap phoenix yang berhenti di depan Jaehyun itu,
"Woah..." hanya itu yang keluar dari bibir Haechan, terlalu takjub dengan apa yang dia lihat. Tubuh phoenix berukuran sekitar lima meter dengan tinggi tiga setengah meter, tubuhnya terbalut dengan bulu berwarna coklat kemerahan. Jaehyun tersenyum, selama ini dia bukan ingin menyembunyikan perihal kepemilikannya terhadap phoenix, tetapi dia hanya tidak ingin menggunakan kekuatannya disaat yang tidak tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM (JAEHYUCK) END
FanfictionJaehyun yakin, bahwa Haechan adalah seseorang yang istimewa baginya sejak mereka pertama kali bertemu. WARNING THIS STORY CONTAIN BXB FANTASY ADULT