-13-

1.2K 194 8
                                    

Setelah acara makan malam, mereka berkumpul di gazebo tempat mereka berkumpul sedari pagi. Chaeyeon dan Haechan masih pergi untuk merapikan tempat tidur yang akan mereka gunakan malam ini, sedangkan Jieun dan Jaehyun menunggu di gazebo sembari bercerita. 

Udara malam ini lumayan dingin, jadi Jaehyun sudah membuat api unggun tak jauh dari gazebo. 

"Berhubung kau sudah melewati banyak hal, Ibu juga ingin menceritakan sesuatu padamu." ucap Jieun setelah Jaehyun selesai bercerita tentang cerita Jeno dan Renjun secara singkat. Jaehyun menatap Ibunya, bersiap untuk mendengarkan cerita yang dimaksud. 

"Dulu sewaktu kakakmu masih berumur lima tahun, Ibu mengajaknya pergi untuk mencari tanaman obat ke hutan. Kakakmu sangat senang waktu itu, karena itu adalah pertama kalinya Ibu mengajak kakakmu pergi ke hutan untuk mencari tanaman herbal."  Jieun tersenyum ketika mengingat hari itu, Chaeyeon masih sangat lugu dan lucu, mengingat sekarang putrinya itu sudah menjadi sosok gadis cantik dan lemah lembut.

"Dan hari itu juga, Ibu menemukanmu. Ada dalam sebuah keranjang buah dan tertutup kain hitam. Saat itu kau menangis, lalu berhenti ketika Ibu membuka kain penutup keranjang. Ada sebuah surat di dalamnya." ucap Jieun, 

Jaehyun masih menyimak dengan rasa keterkejutannya yang masih melanda hati, otaknya masih mencoba untuk mencerna setiap perkataan Ibunya. 

"Jadi selama ini aku bukan anak kandung Ibu?" tanya Jaehyun. Kepala Jieun mengangguk sebagai jawaban, 

"Meskipun begitu Ibu tetap menyayangimu seperti Ibu menyayangi kakakmu." ucap Jieun, senyum Jaehyun terlontar begitu saja, 

"Aku tahu Ibu." Jaehyun berucap, kemudian Jieun mengambil sesuatu dari sakunya, 

"Selama ini Ibu membawa kompas ini bukan tanpa alasan." Jieun membuka bagian belakang kompas itu dan ada sebuah kertas disana, kemudian memberikan kertas itu pada Jaehyun. 

"Itu surat yang ada di dalam keranjangmu saat Ibu menemukanmu." ucap Jieun. 

Jaehyun membuka kertas itu, tulisan tinta yang rapi diatas kertas berbahan kulit hewan. Indah, dalam beberapa waktu Jaehyun mengagumi tulisan itu sebelum mulai membaca isi surat. 

Tolong jaga anakku, hingga waktunya tiba aku akan menjemputnya nanti. Saat keadaanku sudah membaik.

Hanya sebuah surat singkat yang mampu membuat pembacanya bertanya-tanya, memang seberapa buruk keadaannya saat itu? dan kapan dia akan menjemput Jaehyun?

"Karena Ibu tidak menemukan tanda pengenalmu, jadi Ibu memberikan nama untukmu. Jung Jaehyun." ucap Jieun.

"Apa Ibu tidak apa-apa?" tanya Jaehyun mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya,

"Tentang apa? soal Ibu kandungmu yang akan membawamu?" kepala Jaehyun mengangguk mendengar penuturan Jieun yang kini tertawa,

"Mau bagaimanapun itu Ibu kandungmu, meskipun dia tidak merawatmu selama ini, jika dia berniat membawamu pulang Ibu tidak keberatan. Dia yang berhak atasmu." tangan Jieun terulur untuk mengusap kepala Jaehyun kemudian turun ke pipi Jaehyun, menatapnya penuh sayang. Anaknya yang sudah dia rawat selama ini, meskipun dia tahu suatu saat Jaehyun akan pergi. Tapi Jieun yakin kalau Jaehyun akan selalu mengingatnya dimanapun dia berada nanti. 

"Ibu!!" suara Chaeyeon mengalihkan atensi keduanya, Chaeyeon dan Haechan berjalan keluar menghampiri keduanya.

"Kamarnya sudah siap." ucap Chaeyeon. 

"Baiklah mari kita tidur dan besok masih ada hari untuk melakukan kegiatan." ajak Jieun. 

Malam itu, Jaehyun dan Haechan tidur sekamar karena memang pembagiannya wanita dan pria. 

KINGDOM (JAEHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang