-6-

2.1K 288 12
                                    

Bulan masih setia berada diatas kepala, bersinar dengan terangnya mengalahkan bintang yang bertebaran di langit menemani sang bulan. Sepertinya sudah tiga jam perjalanan mereka tempuh, Renjun bahkan sudah beberapa kali terantuk meskipun dia menaiki kuda bersama dengan Jeno. Melihat itu, begitu mereka sampai di kaki gunung, Haechan memutuskan untuk beristirahat sejenak. Dia juga lelah, semua orang lelah, dengan berbekalkan selimut dari Jisung, mereka tidur diatas tanah yang dilapisi oleh daun besar dengan api unggun di tengah-tengah mereka.

Haechan sudah berbaring dengan kepala yang berada pada paha Jaehyun, tetapi meskipun begitu Haechan belum bisa memejamkan matanya.

Jaehyun yang memutuskan untuk tidak tidur dan menjaga mengawasi api lantas mengusap kepala Haechan,

"Tidurlah, perjalanan kita masih panjang," ucap Jaehyun. Terdengar helaan nafas berat dari bibir Haechan, dia kemudian mengubah posisinya menghadap Jaehyun masih dengan posisi tidur, kini Haechan bisa melihat wajah Jaehyun dengan jelas dari bawah sini.

"Menurutmu kenapa aku yang terpilih? Maksudku..aku dibuang selama ini, sebagai lambang dari malapetaka," tanya Haechan. Mendengar itu Jaehyun terpaku sejenak, dia juga tidak tahu alasan mengapa dia terpilih, atau memang ini adalah takdirnya.
"Aku yakin bahwa kehadiranmu itu bukanlah sebuah malapetaka. Untuk mendapatkan harta karun kita harus berkorban bukan? Sepertinya Ayah dan Ibumu adalah pengorbanan itu, untuk melahirkan anak sepertimu. Kau istimewa bukan?" Jaehyun menjawab dengan senyuman tipis yang teurkir dibibirnya,

"Entahlah, aku hanya melakukan apa yang bisa aku lakukan. Tidak pernah terlintas di pikiranku jika aku istimewa," balas Haechan.

"Jika tak ada orang yang mengakui bahwa dirimu istimewa, maka aku akan mengakuinya," ucapan Jaehyun membuat Haechan tertegun, namun perlahan wajahnya memanas dan semburat merah mulai menyelimuti wajahnya. Jaehyun yang melihat itu lantas terkekeh kemudian mengacak rambut Haechan.





Matahari sudah mulai menampakkan dirinya, karena tidak ada penghalang cahaya dan hanya beberapa dahan pohon membuat semua orang disana terbangun, siap untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Setelah meminum air dari botol yang mereka bawa, mereka melanjutkan perjalanan, tinggal menuju ke puncak gunung dan rencana Jaehyun adalah membawa Renjun dan Jeno serta dengannya, sedangkan Haechan berangkat sendiri begitupula dengan Chenle. Tak ada yang bisa dibicarakan selama perjalanan, Haechan sibuk dengan pikirannya sendiri tentang kenyataan apa yang akan dia hadapi kedepannya dan bagaimana cara untuk menjaga teman-temannya.

Haechan dan Chenle sampai lebih dahulu, dan dipucuk sana terdapat sebuah gubuk kecil terbuat dari kayu. Mungkin hanya cukup dimasuki oleh tiga orang saking kecilnya.

"Hyung," panggilan Chenle membuat Haechan menoleh menatap sang adik tak sedarah itu. Namun belum sempat Chenle melanjutkan ucapannya, suara geraman berat terdengar dari balik gubuh itu, seekor serigala. Kemudian dalam sekejap Chenle kembali berubah menjadi serigala dan berdiri di depan Haechan,

Lalu kedua sosok serigala itu saling bertatapan, terdiam beberapa saat sebelum akhirnya serigala berbulu hitam legam itu berubah menjadi sosok manusia disusul dengan Chenle.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanyanya,

"Kami kesini untuk mencari tahu jawaban," jawab Haechan. Berbarengan dengan itu Jaehyun bersama dengan Jeno dan Renjun datang. Melihat kehadiran Jaehyun yang datang dengan menggunakan phoenix membuat alpha serigala itu langsung menunduk dan duduk bersimpuh di depan Jaehyun. 
"Aku membawa mutiara kehidupan dari kerajaan langit," ucap Jaehyun. Pria itu mendongak,
"Aku akan membawamu, kalian tetap disini," ucap pria itu, kemudian berjalan menuju ke balik bebatuan besar. Haechan menghela nafas, dia tak bisa menemani Jaehyun.
Sebenarnya diatas sini lumayan luas, ada air terjun di sisi lain gunung ini, disini ada sebuah danau kecil, ada beberapa pohon yang tumbuh. Benar-benar seperti di kerajaan langit, 
"Air.." suara Renjun yang bergumam mengalihkan perhatian Haechan, ia menatap Renjun dan mendapati lelaki itu menatap danau dengan tatapan memuja, airnya begitu jernih hingga bebatuan dibawahnya pun terlihat.
"Kau mau masuk?" tawar Haechan yang membuat Renjun menoleh menatap Haechan,
"Boleh?" tanya Renjun yang dibalas anggukan oleh Haechan, toh disini tidak ada yang melarang kan?

KINGDOM (JAEHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang