Tak terasa waktu satu minggu mereka lewati di kerajaan Haya, Jaehyun sudah diumumkan sebagai anak pertama. Namun berbagai spekulasi dan komentar langsung menyebar diantara masyarakat, ada yang mendukung ada yang menolak. Beragam reaksi, namun Jaehyun tidak peduli, hari ini dia akan kembali ke Aertherum.
"Kau benar tidak ingin tinggal lebih lama lagi?" Tanya Joohyun, sekarang mereka ada ditempat berlabuh kapal. Jaehyun menggeleng dan tersenyum kecil,
"Tidak Ibunda, aku ingin tinggal di Aertherum bersama dengan Haechan." Jaehyun membiarkan Joohyun mengusap pipinya, dilihat dari sorot matanya perempuan itu nampak tidak rela. Tapi keputusan Jaehyun sudah bulat, matanya menatap Karina yang berdiri tak jauh dibelakang Joohyun bersama dengan Junmyeon.
"Aku akan berkunjung." Ucap Jaehyun menenangkan Joohyun. Kepala Joohyun mengangguk pelan sebagai jawaban, dengan senyum akhirnya Joohyun membiarkan Jaehyun menaiki kapal menyusul Haechan.
Keberangkatan kapal itu menjadi akhir dari Karina yang menatap kapal besar itu, kemudian dia berbalik badan dan pergi lebih dahulu untuk kembali ke istana.
Diatas kapal, Haechan kini berdiri disamping Jaehyun sembari memeluk lengan pria itu dengan erat. Haechan masih ingat bagaimana anak-anak disana menyambutnya dengan baik.
"Hah...tidak terasa ya? Anak-anak disana begitu baik." Ucap Haechan, ia masih menatap kearah pulau itu hingga ketika sudah lumayan jauh mereka memilih untuk masuk ke dalam kapal, sejujurnya mereka tidak tahu siapa yang menjadi nahkoda mereka kali ini, mereka hanya memakai yang disediakan.
Ketika Jaehyun dan Haechan hendak masuk ke dalam melewati pintu menuju ke tangga, beberapa orang mengepung mereka dari berbagai sisi. Firasat Jaehyun tidak pernah salah, itulah kenapa sedari tadi dia merasa aneh dengan kapal ini.
"Apa mau kalian?" Jaehyun menarik tubuh Haechan agar berada dibelakangnya, satu lawan sepuluh. Jaehyun tidak menjamin dirinya bisa menang jika sendirian, dia juga tidak bisa menggunakan kekuatan apinya untuk membakar kapal ini.
"Memisahkan kalian berdua." Jawaban itu dibarengi dengan seseorang yang menarik tangan Haechan dengan keras hingga terpisah dari Jaehyun. Terlambat bagi Jaehyun karena fokusnya terbagi pada banyak orang. Lima orang langsung menyerang Jaehyun, sedangkan dua orang lainnya menyeret Haechan menjauh darisana menuju ke dek kapal.
"Argh!" tubuh Haechan dihempaskan begitu saja hingga punggungnya menabrak pembatas kapal,
"Hajar dia, jika sudah buang dia ke laut." Perintah itu langsung dilaksanakan, satu orang berbadan besar menahan tubuh Haechan dan yang lain mulai memukul dan menendang Haechan tanpa ampun. Haechan tak bisa melawan, ini bukan daerah teritorinya.
"Jaehyun...tolong aku.." Haechan hanya bisa membatin, ia kembali meringis ketika satu tendangan kembali mengenai perutnya. Perlahan kesadarannya mulai menipis, Haechan tidak kuat lagi, kepalanya terasa pening dan dia bisa merasakan kalau hidungnya mengeluarkan darah.
Tubuh Haechan merosot jatuh begitu saja ketika pukulan terakhir mengenai kepalanya, salah seorang pria yang memukulnya tadi mengangkat tubuh Haechan kemudian dilemparnya tubuh Haechan ke laut.
"Haechan!" Jaehyun masih berusaha memberontak, orang-orang itu sudah dibekali dengan sebuah borgol yang dibuat untuk menahan kekuatan Jaehyun, mulutnya langsung dibekap. Kini Jaehyun tidak bisa melakukan apa-apa, terutama ketika seseorang meniupkan sesuatu pada wajahnya.
Jaehyun tak ingat persis siapa orang yang meniup wajahnya, namun dia yakin jika itu adalah perempuan.
Cahaya dari rembulan malam ini begitu terang, sudah memasuki bulan purnama rupanya. Renjun menatap rembulan yang kini bersinar terang, bermodalkan duduk di pinggir bebatuan saat tengah malam membuat Renjun semakin menikmati suasana malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM (JAEHYUCK) END
FanfictionJaehyun yakin, bahwa Haechan adalah seseorang yang istimewa baginya sejak mereka pertama kali bertemu. WARNING THIS STORY CONTAIN BXB FANTASY ADULT