-10-

1.6K 227 8
                                    

Seperti rencana Jaehyun kemarin, mereka menyebar menjadi tiga kelompok dan berangkat saat subuh datang. Setelah memastikan bahwa alat yang mereka butuhkan sudah dibawa semua, Jaehyun bersama dengan Haechan dan Jeno menaiki kuda untuk pergi ke Aeterum sedangkan yang lain menetap di pantai. Meskipun awalnya Chenle bersikeras untuk ikut dengan Haechan, tetapi apa daya ketika Haechan yang memaksanya tinggal dan melindungi Renjun. 

"Jeno, kau hafal dengan peta istana dalam, kan? apa ada tempat dimana kita bisa menyelinap masuk?" tanya Jaehyun.

"Tidak ada sepertinya, pasca kejadian keluargaku semua pintu penghubung ditutup dan ada beberapa yang dijaga ketat sehingga jalan masuk hanya dari depan. Tapi aku tidak tahu jika situasinya seperti ini," jelas Jeno. 

"Tidak ada pilihan lain, setelah menganalisis situasi jika kita bisa lewat jalan penghubung kita masuk lewat sana. Jika tidak kita akan lewat pintu utama," jelas Jaehyun. 

Tidak ada alternatif cara lain, jika penjagaan istana tidak seketat dulu mungkin mereka bisa santai karena mengingat rencana Yunho untuk menyerbu bagian Selatan. 

"Aku akan memastikan keadaannya lebih dulu," ucap Haechan. Selagi dia bisa membantu dia akan menggunakan seluruh kekuasaannya untuk menyelamatkan kerajaan dari kehancuran. 

Haechan mengirim seekor burung merpati untuk memeriksa bagaimana keadaan di istana selagi mereka sebentar lagi sampai di istana. Mereka tak akan langsung berada di lingkup istana, dengan melewati hutan dan mengintai sejenak sebelum menyerang. Sebisa mungkin mereka akan membawa mutiara lebih dahulu, kalau tidak bisa baru mereka akan membuat keributan. 

Haechan menatap Jaehyun kemudian tersenyum, 

"Semuanya akan baik-baik saja kan?" tanya Haechan, entah sudah yang keberapa kali Haechan bertanya demikian. Dia menjadi semakin gugup dan khawatir mendekati awal langkah mereka. 

Jaehyun mengecup bibir Haechan sekilas, 

"Akan kupastikan semua baik-baik saja," balasnya. Untung saja Jeno ada di depan mereka saat menunggang kuda, jika mereka berdampingan mungkin Jeno sudah menyumpahi mereka berdua karena bermesraan dalam keadaan segenting ini. 

Setelah empat jam perjalanan mereka akhirnya sampai di bukit, tempat dimana Haechan mengintai keadaan istana saat menunggu Jaehyun dan Jeno dulu. Dan ketika mereka sampai disana pun mereka langsung berdiskusi karena burung yang Haechan kirim sudah memberikan kabar. 

Banyak penjagaan disana ada 500 penjaga, sisanya sudah pergi bersama raja Yunho yang mendapatkan kabar bahwa ada banyak prajurit dari kerajaan laut berjaga disana dan sepertinya meminta peperangan. Karena itulah mereka bertiga sepakat untuk menyerang, selain pintu dijaga ketat, sepertinya menuai keributan lebih asik daripada diam-diam. Lagipula, mutiara kehidupan selalu dibawa oleh Raja Donghae, ada di saku bajunya.

"Apa kau sanggup membunuh Ayahmu sendiri?" Jaehyun bertanya sembari menatap Jeno. pria bermata tajam itu sedang mengasah pedangnya, kemudian tanpa menoleh menjawab pertanyaan Jaehyun.

"Aku tidak peduli kalaupun diamati," jawabnya. 

Jaehyun terkekeh, Haechan yang tertegun dengan jawaban Jeno hendak menyela. Tetapi Haechan tidak tahu masalah apa yang Jeno dapat dari berkeluarga dengan Raja Donghae. Kalian tahu sendiri jika keluarga kerajaan itu sangat rumit dan selalu diliputi oleh masalah. Hanya saja mereka menutupinya jadi tidak ada yang tahu atau akan menjadi perbincangan publik. 

Setelah selesai memastikan bahwa senjata mereka cukup tajam untuk membantai orang banyak, mereka mulia bergerak. Jaehyun belum berniat memanggil phoenix-nya, dia akan memanggilnya saat Raja Donghae sudah menunjukkan diri.

KINGDOM (JAEHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang