"Kita mau kemana ini."tanya Vino setelah emosinya reda.
"Emang mau kemana yang mau jalan-jalan kan,kamu?"jawab seseorang yang ada disamping Vino tak lain Anne dengan enteng dengan bibir mencibir.
Vino melajukan mobil sportnya dengan perasaan dongkol.Pasalnya Anne yang dulu berbeda jauh dari yang sekarang.
"Ini macam pacaran yang kedua kali saja."guman Vino yang langsung mendapat sambutan suara menggelegar.
"Kapan aku pacaran sama kamu, manusia macam es batu !"sanggah Anne dengan wajah berangnya.
"Anne ingat aku Vino yang pernah jadi kekasihmu dulu?"terang Vino yang langsung mendapat penolakan Anne.
"Vino siapa?"balik tanya Anne dalam kepura - puraannya yang terpancar dari dua bola matanya karena hatinya masih terselimuti sebuah keraguan.
"Kamu bukan Vino yang aku kenal,Vino yang ku kenal ngak kayak kamu"sanggahnya terus yang berakhir dengan merasa dipojokkan.
"Anne bilang...gimana caranya agar kau percaya bahwa aku Vino kekasihmu dulu."geramnya dengan frustasi sambil mengacak rambutnya asal.
Namun suasana yang terkesan panas akan emosi perdebatan kecil itu,mendadak hening seketika.Tergantikan deringan suara telefon Anne.
"Siang sweety...sudah mandi?"tanya suara diseberang.
"Udah donk..masa siang gini belum mandi."balas Anne tanpa menghiraukan Vino disampingnya.
"Sweety sukanya mandi bareng,kan...?."goda suara diseberang dengan mesra persisnya sebuah pernyataan yang sering dilakukan sepasang kekasih yang mampu didengar orang disebalahnya membuat telinga Vino seolah tersengat lebah dadakan.
Anne tertawa dengan bahagia tanpa menghiraukan kobaran api cemburu yang meletup-letup dihati Vino.Sehingga tanpa sadar tangan Vino bergerak sendiri tanpa berpikir panjang meraih benda yang dipegang Anne.
"Eh..!!!."protes Anne bersikeras mengambil benda pipih yang saat ini berada dalam genggaman Vino.
Namun secepat kilat Vino merubahnya berada di jalan raya.Melemparnya tanpa berfikir panjang.
"Gila..kamu ya!!!"bentak Anne dengan secepat kilat berusaha mengambil handphonenya yang saat ini sudah tergeletak diaspal.
Anne membuka pintu mobil dengan cepat berlari tanpa menghiraukan apapun.Seolah benda itu sangat berharga sampai tak melihat sekelilingnya.
Sayang sungguh sayang Anne terlambat untuk menyelamatkannya,karena sudah tertindas sebuah truk bermuatan yang melaju sangat kencang.
"Apakah kau mau mencari mati,kau ingin seperti benda itu yang berakhir tragis"bentak Vino dengan tingkah Anne yang terkesan tanpa berfikir panjang tanpa mempedulikan nyawanya.Untunglah Vino dengan cepat mampu menggapai Anne sehingga saat ini berada dalam dekapannya.Anne tak mampu berkata memandang wajah Vino pun ia terlalu takut tangan dan tubuhnya pun bergetar terlihat masih shock terlihat dari mimik wajah cantiknya ,Vino berusaha menenangkannya dengan membawa ketempat sepi.
vino tak henti memeluk mengusap wajah yang terlihat ketakutan itu.
"Sweety jangan takut ada aku disini."ucap Vino amarah yang semula berkobar kini hilang sudah tergantikan rasa kasing sayang.
"Sudah jangan nangis cantiknya hilang lo." lagi-lagi usaha Vino yang tak kunjung berhasil karena tak mempan bagi seorang Anne dengan gombalan Vino yang terkesan receh ditelingannya.Vino mengambil botol air mineral yang ada di mobil ia berikan kepada Anne agar menghilangkan rasa kagetnya.
"Gimana kalau kita jalan-jalan kamu bebas milih."tawar Vino yang tak mendapat respon.
"Dasar es batu ya tetep dingin gua manfaatin sekalian biar mampus."ucapnya dalam hati ketika akal liciknya bereaksi,ia ingin membuat Vino merasa bahwa ia tidak pantas untuknya.
Lima belas menit pun berlalu.Mereka sudah sampai di pusat pembelanjaan yang menyajikan surga dunia bagi kaum hawa.
Anne berjalan tanpa menghiraukan Vino ia terlalu asyik memilih pakaian keluaran terbaru dan Vino bagaikan cecunguk yang mengekor dibelakangnya tanpa malu sedikit pun.Dasar Anne sudah lupa dengan kejadian barusan yang mengenaskan yang menimpa dirinya
"Belum selesai belanjanya?"tanya Vino pasalnya sudah tiga jam ia mememani berkeliling.
"Boleh ngak aku ambil yang ini."dengan wajah imut tanya Anne tak malu sambil menenteng tas limited adition by Charles & Keith padahal ia sudah membawa tas pakaian lebih dari sepuluh bungkus.
"Terserah..!!."jawab Vino dengan enteng ia tak masalah semua uang ya dikuras tapi ia terlalu malas berkomentar.
"Bisa ngak senyum dikit dari tadi cemburut macem ayam ditinggal mati induknya saja."protes Anne Tanpa takut Vino marah.
"Capek ngak bisa senyum."balasnya dengan wajah menahan amarah.
"Gini mau jadi pacar,aku saranin mending mundur aja sebelum ngenes"pancing Anne dengan seringai mengejek.
"Aku ingin lebih setingkat lagi,jadi suami kamu Anne."balas Vino dengan mendesak Anne pada dinding kaca dihadapannya saat ini.
"Aku ngak ingin nikah muda apalagi dengan orang yang ngak aku sukai." jawabnya tanpa berfikir jawaban itu akan melukai hati orang yang ia ajak bicara.
"Mencintaiku adalah takdir dalam hidupmu Anne,perlu kamu tau itu." seulas senyum terbit dibibir menawan Vino yang menjadi pemandangan tak sedap bagi Anne,pasalnya ia harus berhati-hati dari sekarang.
"Kamu bukan kreteriaku."balasnya lebih sengit.
"Cinta akan hinggap dihatimu sehingga kamu tak sanggup hidup tanpaku camkan itu."sambil mengelus bibir sexy Anne.
"Kita lihat saja nanti,sejauh mana anggsa akan terbang pasti akan kembali kesarangnya."lanjutnya dengan merapikan anak rambut Anne yang menutupi dahi,tanpa Vino sadari mampu membangkitkan gairah Anne yang terpendam untungnya Vino tak menyadarinya .
"Gua mau pulang."bentak Anne ia mulai berfikir Vino mahluk yang harus ia hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My ex -boy Friend.
Romance"Apess hidup gue...punya bos mantan pacar,"keluh Anne "Buat lo saja Mel...aku ma adiknya " "kamu mau kerja apa mau kondangan memakai baju seperti itu"protes vino dengan wajah kotaknya yang terbingkai sejak lahir. Vino ,yang gak bisa move on dari ma...