Bab 31

179 3 0
                                    

Terik sinar matahari kini berada di tengah terasa dekat sekali dengan kepala bundarnya saat ini serasa membakar kulit dengan hawa panas menyertai membuat dirinya sering mengeluh sedari tadi.

Tanpa mengerti akan penolakan itulah Vino membuat kaki jenjangnya harus terjebak saat ini dengannya mengikuti semua hal yang di inginkan oleh makhluk satu itu tanpa ada penolakan.

Mobil itu berhenti kesekian kalinya pada tanah lapang dengan ditumbuhi oleh sampah liar berserakan membuatnya berfikir semua hal ini salah apalagi dengan otak Vino.

Gila gerutunya tiada henti

Memaksakan kaki untuk berjalan walau terasa sulit sekali coba kalian bayangkan sumpah aku tak kuasa menahan bau ini,bau busuk yang dalam sekejap menyergap hidung mengisi rongga terdalam membuatku tak mampu menahan sehingga semburan muntah tak tertahankan bercerai berai mengenai pakaian yang ku kenakan.

"Aku mau pulang."bentakku dengan sisa kekuatan karena tubuhku lemas.

"Padahal Anne belum melakukan hal apa pun."

"Bodo amat sudah ngak tahan aku."kukuhku dengan berjalan balik.

Sungguh sial duh hariku saat ini karena tanpa sengaja terpereset lagi mengakibatkan alas sepatu yang dipakai mengenai kotoran sapi ini lah kalau berjalan terlalu cepat tanpa hati-hati.

"Sapi siapa sih ini buang seenaknya ngak ada akhlak minta disekolahin ini."gerutunya tiada henti jangan lupakan wajah cantiknya semakin memukau dimata Vino.

Sial,sial sudah jatuh ketimpa tangga pula ini.

"Ah...ah,sial bau banget ini."

Sedangkan disana tak jauh darinya mahluk satu itu tiada henti tertawa.

"Kak Vino gendong."dengan manja aku meminta setelah membuang asal sepatu yang ku pakai,dimulai lah modus manjanya.

Suara manja itu ia merindukan dan sangat disukai selalu mampu menggetarkan sisi relung hatiku yang terdalam yang hanya mampu disentuh oleh Anne seorang.

"Ok dengan senang hati tuan putri tapi ada syaratnya."senyum puas terukir disana dengan jahil.

Suatu kebanggaan membuncah dihatinya ia menyukai Anne_nya yang manja walau pun ia tau semua hanya kepuraan setidaknya dengan seperti itu tak ada jarak antara mereka.

Aku akui aku memang bodoh sudah dibutakan cinta itulah yang sering dikatakan teman temanku dulu hingga sekarang tapi mau apa dengan cinta jikalau hatiku saja terlalu sakit apabila berjauhan melihat dia bersama orang lain saja serasa sudah kiamat bagiku.

Sangat dramatis sekali,,

"Kebanyakan syarat ini ia,ia,sudah buruan sudah ngak tahan aku."isi perutku serasa mau keluar semua jika tetap berada disini.

Akhirnya ia bisa ternafas lega terbebas dari kemauan Vino itulah persepsinya ia terlalu senang bujukannya manjur mungkin besok-besok perlu dipakai agar Vino luluh.

"Kak pulang yuk."

"Wih ada kemajuan ini dari tadi manggil kakak terus,love u baby."dengan cepat mendaratkan ciuman di pipi tatkala deru mobil berjalan pelan membelah lalu lintas yang lenggang saat ini.

Ngak selesai terus ini kang modusnya dengan menatap jengah pada lelaki yang sibuk bercengkrama dengan setir bundar sebagai sandaran dagunya jangan lupakan kerlingan nakalnya itu.

"Jangan bilang ini jalan kerumah kakak."tatapan curiga ia sematkan disana tanpa dibalas.

Aduh kenapa ia harus menghabiskan malam ini dengan yang sungguh tak bisa ia bayangkan malam yang serasa panjang ini menyiksa sekali.

My Boss My ex -boy Friend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang