Kini langkah kaki yang beriring itu telah sampai di dalam kamar inap.
"Eem kamu lebih baik tidur disofa saja kak."perintahnya tanpa mau ditawar oleh Vino saat ini.
"Ini jaket kamu agar tak kedinginan."dengan keheranan yang ia rasakan tanpa mau bertanya dengan perubahan sikap Vino saat ini dengan merebahkan pada kasur sempit yang ia rasa.
"Good night sweety." hanya itu balasan yang ia dapatkan dari rasa heran yang bergelayut barusan yang dibalas dengan cibiran oleh Anne saat ini.
Tanpa menunggu pun beranjak pada tempat tidur yang sempit hanya dapat dimuati olehnya tak menunggu lama ia pun terbuai oleh bunga tidur yang menggoda dengan melupakan kejadian yang tak pernah terduga untuk hari ini.
Tanpa ia sadari ranjang sempitnya bergoyang sepasang tangan telah menyibak selimut yang digunakan ikut bergabung dalam hangatnya selimut tebal yang dirasakan olehnya sendiri sedari tadi tanpa mau bersusah payah untuk berbagi tanpa mau mengerti inginnya Vino.Vino terlalu nekad dengan segala tingkah yang ia ambil saat ini.
Disentuhnya rambut halus berwarna pirang keemasan yang mempunyai wangi strawberry buah kesukaan gadis yang ia sukai selama ini dengan harum semerbak yang menggoda membuat dirinya betah berlama-lama menghirup aromanya karena apa pun itu yang berhubungan dengan Anne semua pasti ia sukai.
Semoga Tuhan menjadikan tulang rusukku untukmu
ucapnya lirih dengan memberikan ciuman kecil pada wajah cantik itu dari pipi bibir hidung tak ada sisi mana pun yang mampu ia tinggalkan tanpa tertanggu sedikitpun tidurnya.
Pagi pun akan menjemput disela tawa yang terlukis telah hilang selama ini diantara mereka tanpa disadari keberadaan Vino yang terus memeluknya terlalu sayang untuk ia tinggal memejamkan mata barang sedetik pun.
Harum wangi kopi menusuk hidung menggugah selera membangunkan paginya.
"Morning baby."sapanya dengan seulas senyum yang tak pernah dibalas dan diharapkan oleh Anne namun ia tak pernah lelah untuk itu.
"Buruan cuci muka."pintanya yang mengerti bahwa Anne tergoda akan makanan yang ia bawa.
Tanpa berlama-lama didalam kamar mandi seperti biasa yang ia lakukan karena harum soto yang membuat perutnya jungkir balik itu menyeruak sampai kedalam tenggorokannya sebelum masuk ke rongga mulut.
"Cepet bener cuci mukanya."goda Makhluk didepannya ini dengan seringai tawa tiada henti menyebalkan.
Dengan membuang rasa gengsi setinggi langit yang selama ini ia junjung perlahan duduk didekat Vino menanti semangkok soto dihadapannya.
"Buka mulutmu."satu perintah membuat Anne jengkel pasalnya ia bukan anak kecil yang harus disuapi melulu.
"Tangan Aku masih lengkap apa-apa ngak harus disuapi."rebutnya benda putih mengkilat itu dari tangan Vino dengan paksa.
"Yang sudah ngak tahan."senyum Vino menyeruput mocachino didepannya.
Ia terlalu lemah hanya disuap dengan semangkok soto saja sudah luluh kepaa Vino saat ini.Ia akui ternyata Vino masih ingat semua hal yang ia sukai membuatnya serasa tercekik otomatis ia tak bisa leluasa menghindari Vino dari sekarang sangat berat itu baginya.
"Jangan kuatir nanti aku belikan segerobak sekalian biar kamu puas."godanya dengan mengelus rambut Anne.
Hingga suara seorang teman mengagetkan disana.
"Rupanya sudah ada yang sembuh karena semangkok soto."kata mencelos itu keluar dari dokter yang menanganiku teman dari si Vino kupret ini melakukan kunjungan beserta pemberitahuan kepulanganku.
Tanpa aku duga bagaimana bisa mama dan papa merekomendasikan jasa Vino untuk menjagaku untuk hari besok yang ku jalani selama ini tak sampai untuk hari kemarin yang aku lalui tiga hari kedepan aku harus tinggal dirumah Vino mau atau tidak.
Aku merasa ini semua sudah direncanakan oleh makhluk disampingku satu ini.
Oh Tuhan bagaimana bisa hariku sesuram ini harus berbagi tempat tidur dengannya sangat menyiksa aku tak bisa melakukan aktifitas sesuka hati terlebih aku tak bisa melancarkan ide gilaku untuk berkerja sesuai keinginanku.
Apakah aku akan dipecat hari pertama bekerja absen lagi seolah aku ingin menjerit menunjukkan kekesalanku saat ini dihadapanku terbentang sampah sampah menumpuk menjadi tugas harian ku untuk hari ini hari awal dimulai siksaan bagi jiwanya yang menyukai kebebasan.
Bagaimana bisa seorang Anne Pangshington harus mengaduk tumpukan sampah untuk melakukan gerakan 3R.
"Sweety orang tua kamu lagi perjalanan bisnis mereka tidak sempat bilang Aku disuruh jagain kamu."terealisasi sudah semua rencana dengan baik.
"Mustahil,aku perlu berbicara dengan papa atau mama."sangkalnya dengan sikap apatis.
"Enggak aku bisa pulang kerumah."tolaknya tanpa ragu namun apa tak mendapat balasan.
"Mulai sekarang kamu tinggal disini semua harus denganku dan itu semua atas persetujuan om William segala apa yang aku perintahkan."ucapan tergila yang ia dengar untuk saat ini.
"Enaknya kamu,aku bisa pulang sendiri."tolaknya tak mau kalah dengan membuka pintu mobil.
"Tak ada penolakan itu sudah ketentuan buruan ganti baju sebentar lagi ikut aku."untaian kata otoriter ia suguhkan menguji jiwa tatkala mobil sportnya sudah menggapai lahan kosong.
"Haruskah aku memakai baju ini?"alasan mustahil kecil ia ciptakan agar tak terjadi dengan menunjukkan setelan kaos oblong yang baru dibeli oleh Vino.
"Pakaian yang pas itu."anggukan dagunya makin menjadi kedongkolanku.
Dengan disaksikan orang tak punya hati disana tangan cantiknya sibuk mengaduk dengan wajah ditekuk.
Kejadian waktu SMA .
Dulu ia tak pernah mengenal makanan khas daerah Solo itu pasalnya ia terlalu risih untuk menyuap sesendok ke mulutnya dengan membayangkan banyaknya minyak yang mengembang itu.Ia takut kuah yang dihasilkan membuat berat badannya naik dratis sehingga tubuh ideal yang ia miliki harus hilang karena kuah kuning dengan banyak daging didalamnya itu namun apa Vino terlalu hebat dengan cara bujukan yang tiada henti ia lontarkan.
Waktu SMA dulu ada seorang cowok tinggi tanpam tak lupa cupu dengan kaca mata yang selalu bertengger pada hidung mancungnya ia tak mempunyai banyak teman dengan keadaan dirinya hidup pas Pasan.Suatu hari ia bertekad untuk membahagiakan sang kekasih dengan alakadarnya pacaran jalan atau makan bareng namun ia tak mampu dengan hidup pas pas an yang ia sandang sehingga membuat dirinya harus bekerja ekstra pada hari libur sekolah dan waktu senggangnya setelah sekolah berakhir.Semangkok soto yang selalu ia idamkan ia berikan pada sang kekasih sebagai hadiah hari jadinya namun apa sang pacar tak mau memakan dengan alasan yang tak dapat ia terima membuat dilema ada dalam dirinya sehingga membuatnya bernego layaknya orang berjualan jikalau ia mau memakan sesendok saja maka Vino akan mengabulkan segala permitaan yang di inginkan Anne.
Namun apa Anne yang awalnya tak mau sama sekali namun berbeda tatkala setelah mencicipi sesondok dengan nikmatnya ia sudah menghabiskan semangkok penuh tanpa tersisa sehingga Anne mendapatkan semua yang diinginkan sesuai kesepakatan.
Kita berakhir setelah itu.
Dihadapan semangkok soto kesayanganku.
Hai semuanya terima kasih sudah mau membaca cerita receh Aku.
Jangan lupa Vote and comment
Happy reading💃
Semoga kalian suka,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My ex -boy Friend.
Romance"Apess hidup gue...punya bos mantan pacar,"keluh Anne "Buat lo saja Mel...aku ma adiknya " "kamu mau kerja apa mau kondangan memakai baju seperti itu"protes vino dengan wajah kotaknya yang terbingkai sejak lahir. Vino ,yang gak bisa move on dari ma...