Bab 17

218 3 0
                                    

"isshh.."rintahan suara yang ia tahannya sedari tadi akhirnya keluar juga.

"Pelan-pelan sakit tau"ucapan kasar itu keluar tanpa disengaja dengan reflek menarik pergelangan kakinya yang terkilir.

"Ia ini sudah pelan Anne"dengan kalem dan  lembut suara  itu terdengar mengalum membuat jiwa Anne terbuai pada ingatan masa lalu.

Ditaman sekolah dibawah pohon rindang.

"Anne buka mulutnya donk sayang"pinta seorang cowok yang terkenal akan kebucinannya yang akut di sekolahnya.

"Kak udahlah capek aku makan terus"gerutunya disela aktifitasnya tatkala bermain game.

"Bilang saja ngak mau diganggu main"protesnya untuk permata kali akan kelakuan sang tambatan hati.

Yah baru pertama kali seorang Vino melakukan protes akan apapun tindakan Anne yang lakukan ia selalu menuruti dan memaafkan karena rasanya yang tak pernah bisa berjauhan dengan sang pujaan hatinya.

"Sudah tau itu ya sudah nanti aja aku makan"usulnya karena ia melihat wajah sang pacar mulai tak bersahabat meletakkan peralatan makanan dengan gerakan masygul.

"Sekarang aja Aku suapin yang ada ngak bakal kemakan kalau kamu sibuk main game terus keburu mengembang mie ini kamu ngak menghargai banget jerih payah aku "jawabnya dengan sarkas sambil menyunkan sendok tak berisi apa pun pada kepala Anne.

Raut honor pun menghiasi wajah cantik tanpa make up itu sambil berucap pelan"bawelll"

"Maaf ya hanya ini yang dapat ku beri"disela tiap suapan yang ia beri terlalu pelan ia berfikir tak mampu didengar oleh orang didepannya.

"Kok jadi bengong udah habis ya?"tanyanya dengan mulut terbuka sedari tadi menanti suapan dan itu terlihat lucu Dimata Vino seperti anak kecil.

"Gitu donk princess aku"pujinya tatkala sang pujaan hati mau menurutinya.

"Kak lain kali ngak usah bawain aku ginian"

"Kamu ngak mau,ia sih mungkin makanan mie instan gini cuma layak dimakan oleh orang yang ngak punya"

"Ngak gitu maksudnya cuma aku ngak mau ngebebabani kamu"tuturnya dengan wajah sendu menyiratkan akan kasih sayang juga kerendahan hati yang mampu membuat sosok Vino terlalu jatuh hati.

"Kamu ngak pernah Bebani aku An karena hatiku selalu ada untukmu"ucapan yang terlalu puitis tapi tak bisa menyentuh sisi hati Anne terdalam.

"Walaupun aku sering minta kerjaan tugas aku"seulas senyum terbit dibibir tebal dengan kumis tipis menghiasi wajah tampannya menjadi jawaban.

"Asal kamu tetep cinta aku semua terasa enjoy"dengan mendaratkan kecupan diatas puncak kepala Anne.

"Jadi kalau aku sudah ngak cinta kamu akan berubah ke aku jahat"

"Aku akan membuatmu selalu jatuh cinta kepadaku"tegasnya dengan menggenggam tangan halus itu.

Ia merasakan angin yang datang berhembus  terasa tak segar berhawa peringatan agar dirinya perlu berhati-hati terkadang cinta yang terlalu dalam akan menuju sebuah kata obsesi dengan menghalalkan apapun cara agar dapat terpenuhi ia tak ingin tragedi itu terjadi padanya.Maka dari itu ia putuskan pembahasan ini sampai disini agar tidak melebar kemana-mana.

"Kak Vino sakit"rengeknya dengan air mata yang sedari ia tahan sekarang turun membasahi pipi putih mulus itu yang dibalut make up berwarna sangat menggoda ingin rasanya ia cium.

"Bilang sekali lagi"suara itu terlalu indah mengalun sehingga memberi dampak besar bagi kesehatan jantung Vino yang mana saat ini mau lepas dari tempatnya ia teringat akan masa itu dimana Anne ada dengan kemanjaannya saat mereka menjalin kasih.

"Sakittt"ulangnya dengan geram tak lupa kedua mata itu melotot.

"Bukan yang itu,yang manja kayak tadi panggil Aku kakak"dengan tegas menyiratkan akan permohonan.

"Ngak mau"setelah sadar bahwa ia telah salah berucap mengabaikan diri Vino adalah cara yang tepat.

"Anne!!!"bentaknya dengan geram namun Anne yang kalem dulu telah berubah menjadi tak menganggap kehadirannya pelan pergi dengan langkah kaki tertatih.

My Boss My ex -boy Friend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang