Bab 15

288 3 0
                                    

"Keadaan ini sangat-sangat tidak menyenangkan"gerutunya didalam hati berada didekat orang yang ingin selalu kau hindari.

Itulah Aku terjebak dalam situasi yang tak bisa ditolak.Berada dalam satu ruangan menghirup udara dengan orang yang teramat kau benci.

Bisakah kalian bayangkan menyiksa itulah kata yang tepat.

Walaupun itu adalah seorang  pangeran yang berada  kalau kau tak menyukainya yang ada kau makin tersiksa.

"Ngapain kamu senyum ngak jelas banget ini orang "menyebalkan bukan dengan wajah jutek mengganggu orang main hanphone saja gerutuku.

"Jalanan ini luas ngak seharusnya kamu dekat denganku terus Vino"tolakku dengan geram disela perjalan kami melihat sejauh mana melihat perkembangan para pekerja.

Menguji kesabaran bener si Vino ini ngak hati sekarang fisikku terancam.

Setiap ada kesempatan dari tadi mepet aja.

Ia pun tak menghiraukan macem es batu si Vino kupret ini.

Untungnya dia nurut dengan teratur Vino menjaga jarak diantara kami.

Kami pun berjalan bersisihan menembus panas matahari yang menyengat kulit dan debu yang berterbangan diatas tanah lapang seluas tiga hektar ini.

Jalan yang tidak semulus layaknya jalan tol sepanjang ini terhampar diantara bebatuan kecil.

Terpukau...

Dihadapanku menyuguhkan beraneka ragam keindahan bangunan.

Yah Papa mewujudkan impianku yang selama ini tertuang dalam selembar kertas putih dengan membangun sebuah istana yang selama ini aku idamkan dalam sebuah imajinasi lebih tepatnya Castle Disney tak ketinggalan pula olaf  si boneka salju yang putih dengan tampang menggemaskan terpampang disisi kanan pintu masuk membuatku geram tak kuasa untuk memegang.

Hampir seluruh tempat tidurku diisi dengan boneka berbagai macam namun olf lah boneka kesayanganku yang selalu menemani tidurku.

Menjadi ciri khas tersendiri yang selalu dikenal banyak orang hasil karya seorang Williem sungguh indah memadukan sebuah seni modern dan klasik terasa memukau bagi setiap mata memandang.

"Kado untuk pernikahan kita"suara itu memecah gendang telinga yang disaring dengan sebuah rasa keterkejutan.

"Apa,jadi kamu dan Papa sudah merencanakan semua ini"tanyaku dengan tak percaya.

Anggukan tanpa dosa tanpa beban sebagai jawaban semakin menambah Anne dongkol.

"Bodoh harusnya kamu ngak mau Vino"ucapku sambil meneriakan namanya disela pukulan kecil yang tercipta dipundaknya.

Lagi Vino tanpa permisi meraihku dalam dekapannya.Menghujaniku dengan ciuman itu tanpa bisa dicegah hinggap diujung kepala bertubi-tubi.Tubuhnya terasa kuat untuk dilawan.

Apakah dia sering makan bayam kenapa kuat banget mangkanya ngak kalah sama si popaye tubuhnya yang kekar itu tak ada apa-apanya dengan tenagaku.

"Salahkah jika Aku terlalu mencintaimu Anne."ucapnya dengan pelan mampu terdengar olehku dengan jelas.

"Ngak salah jika orang yang kau cintai itu mau"jawabku tanpa mau melihat wajahnya.

"Sudah lebih baik kita ganti tempat lain disini terlalu menyebalkan,bisa ngak sekarang lepasin Aku dasar kang modus"ucapku disela berontak berakhir dengan berjalan tergesa-gesa meninggalkan dirinya.

"Hati-hati An.."serunya dengan mengekor dibelakangku.

Jebb...

"Aauu.."aduhnya tatkala terkena ujung lancip  high heels karena menyelamatkanku terjatuh pada jalan setapak yang dipadati bebatuan membuat kaki kecilku terkilir.

"Maaf.."ada sebersit rasa tak tega tatkala melihat dia mengaduh.

"Ngak pa- pa sayang"hah apa-apa in kata-katanya makin ga genah batinku.

Sambil memandangi aku berucap"naas sudah patah sepatuku."

"Ngak usah sedih nanti aku belikan sepabrik"sombongnya didepanku mentang-mentang kaya lirikku.

My Boss My ex -boy Friend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang