Bab 23

157 1 0
                                    

Kalau kau tau saat ini hatiku seolah tak berbentuk tak berwujud tatkala melihatmu terbujur dalam mimpi yang dipenuhi pesakitan.

Yah aku harus kuat melawan semua sekuat tenaga agar dirimu gadis cantik yang selalu ku cintai mampu tertawa bahagia dalam dekapanku sehingga tak kan ku biarkan kau bersanding dengan selain diriku.

Sekilas teriakan suara manisnya membuyarkan lamunanku.

"Aku harus pulang."ucapnya karena ia merasakan tubuhnya terasa lemas dan tak bertenaga.

"Aku antarkan biar sekalian kenal orang tuamu."timpalku yang melihat akan penolakannya.

Yah untuk sejauh ini aku sudah mengenal sedikit seorang Williem papa dari gadis yang aku sukai ini tanpa ia tahu selama ini.

"Bagaimana dengan mobilku?,"pertanyaan terbodoh yang ku dengar saat ini batin Steven.

"Nanti ada supir yang mengantar kamu ngak usah bingung."dalam keadaan seperti ini aku sebal Anne masih memikirkan barang yang tak berguna.

"Lebih baik aku pulang sendiri kayaknya kamu belum siap."ucapan meracau yang ia lontarkan membuatku seolah disiram sebongkah es batu membuatku menggeram dengan gigi tertahan.

Aku teramat jengkel akhir ini pasalnya sejak kepulangan Anne ke tanah kelahiranya ia tak sendiri ia sering terlihat dengan lelaki culun yang selalu mengejarnya sehingga suka sekali mengekor kemana pun Anne berada sehingga membuat keseimbangan dinding alam sadarku terkoyak tanpa sadar membuat diriku bertindak di luar kontrol.

Dalam detik waktu yang berbeda seseorang selalu memantau pergerakan dimana pun Anne berada tanpa ia sadari.

Namun ada yang berbeda dari sebelumnya garis titik hijau memberitahukan saat ini sudah berpindah lokasi.Secepat kilat ia berusaha menyusulnya meninggalkan segala urusan menyangkal segala prasangka.

"Bukankah ini titik hotel Evinix Paragoy ada yang aneh sedari tadi terus berubah?"gumannya dalam konsentrasi yang bercabang.

Tak perlu memakan waktu yang banyak antara tempat awal mula Anne yang datangi dan tempat yang saat ini akan ia tinggalkan hanya berjarak beberapa dua meter itu pun bisa di tempuh dengan berjalan kaki saking dekatnya.

Entah kenapa aku merasa heran dengan perubahan tubuhku yang tiba-tiba ini merasa lemas dan tak bertenaga dengan berjalan terseok dalam dibimbing langkah kaki Stev yang lebar.

Aku selalu menolak keras tatkala ia menawarkan dengan berbaik hati menggendongku dengan alasan jalan kaki lebih sehat.

"Sudahlah gadis pembangkang ngak ada penolakan."dumelnya dalam helai langkah yang ku pijak nyaris terjatuh sehingga kami menepi pada deretan kayu besi di sepanjang jalan ini.

"Tunggu sini."pesannya dengan sekilas membelai tanganku.

Tanpa balasan ia berlalu entah kemana karena aku terlalu malas berucap tergantikan dengan deru suara mobil menepi tanpa di undang pun datang.

"Apakah kursinya terlalu enak membuatmu betah untuk tidur disini."satu sapaan yang mampu ku kenali dalam keadaan mata tertutup.

Minta di semprot ini orang batinku.

"Anda tepat datang disaat saya males meladeni."decapku dengan mata terbuka honor tercetak wajah pucat pasi dalam bingkaian disana.

Dengan pemberitauan minta izin lah tidak tanpa aba-aba ia menggendongku semacam anak kecil.

"Apaan sih Vin."protesku tanpa sadar saat ini Vino disergap kekhawatiran.

"protesnya nanti saja."setelah menurunkanku pada sandaran empuk jok mobil.

Dengan cepat mobil Vino melaju tanpa arah yang ku ketahui.

Aku tak mampu sehingga nyaris pasrah tertidur di sepanjang perjalanan.

Dan tanpa bisa dicegah yang semana mestinya telapak tangan Vino hinggap pada dahi manisku menambah kecemasan bergejolak dibatin Vino karena terasa panas tersebut menjalar ke sekujur tubuh yang biasanya selalu ramai dengan omongan pedas saat ini tak berdaya.

H

appy reading...

Semoga suka,
Jangan lupa tekan bintang end komen karena satu bintang sangat berharga bagi kaum seperti sayah ini.

Terima kasih sebelumnya

Selamat tidur mimpi yang indah😉

My Boss My ex -boy Friend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang