Nih double up, awas kalau minta triple up, aku santet dari sini
Di bawah juga mungkin agak ngegantung? Ah liat sendiri aja deh
Kalian sendiri ya yang minta double up, jadi tanggung sendiri resikonya kalau di bawah juga ngegantung🙂
Dahlah😔
*#*
"Jangan gegabah, bego!" umpat Devan pada Alex yang hendak pergi menyusul Ara padahal pria itu tidak tahu tujuan istrinya pergi
"Gue cuma tinggal ngikutin--"
"Bego! Kalaupun panik jangan sampai lupa logika dong. Lo pikir ngikutin pesawat kayak ngikutin mobil di jalan?! Kalau jauh, pesawat butuh transit dulu. Jadi seenggaknya kalau Lo nyusulin, Lo harus tau kemana tujuannya dulu. Kalau jauh, Lo bisa mikirin dimana Lo harus transit buat ngisi bahan bakar! Bego dipelihara!" umpat Devan kesal
Dia tahu seharusnya dia tidak mengumpati temannya dalam situasi seperti ini, tapi terkadang Alex memang terlalu bodoh saat tengah panik dan khawatir, apalagi jika berhubungan dengan Ara.
Alex hanya mampu mengacak rambutnya frustasi lalu mendudukkan dirinya dengan kasar di sofa rumahnya.
Devan merampas handphone Alex lalu melihat pergerakan posisi Ara di sana.
"Lex" panggil Devan menyentuh bahu Alex
Pria yang semula menunduk sambil menutup wajahnya itu pun mendongak.
"Titiknya gerak jauh lebih pelan daripada sebelumnya, kayaknya pesawatnya udah berhenti"
Alex pun menarik tangan Devan yang memegang handphonenya dan melihat dimana titik itu berada.
Mereka berdua bertatapan, "Singapura"
*#*
Ervan menarik tangan Ara agar mengikutinya turun dari jet pribadinya.
"Lepas!" ronta Ara saat Ervan merangkul pinggangnya dan mengajaknya berjalan beriringan
"Sstt… diem, sayang" balas Ervan
"Eits…" Ervan menarik pergelangan tangan Ara yang hampir saja lepas dari jangkauannya
"Kamu nggak akan bisa lari di negara orang, sayang. Kamu nggak punya apapun dan siapapun di sini" ucap Ervan sambil menyeringai
Ara menatap benci ke arah pria itu. Andai saja ia tidak menjatuhkan handphonenya saat dia dibius oleh seseorang di jalan tadi, mungkin dia bisa menelepon Alex atau siapapun yang ia kenal. Sekarang dia hanya bisa berharap Alex menemukan handphonenya dan mengetahui jika ia sedang tidak baik-baik saja.
"Nurut, dan aku nggak akan bersikap kasar sama kamu" ujar Ervan lalu menarik pergelangan tangan Ara
Ara pun mengikuti langkah kaki Ervan dengan enggan.
"Tunggu" ucap Ara menghentikan langkah Ervan
Ervan pun menoleh ke belakang dan menaikkan sebelah alisnya bertanya.
"Aku… aku mau ke toilet" kata Ara
"Serius?" tanya Ervan tak percaya
"Iya"
"Oke, toilet ada di sana kan? Kamu harus cepet balik ke sini lagi" Ervan melepaskan genggamannya dan membiarkan Ara pergi
Wanita itu langsung pergi dari sana, dia berharap bisa menemukan jalan keluar selagi ia beralasan ingin ke toilet.
Sedangkan Ervan terus memandangi punggung Ara, lalu tangannya memberi kode ke seorang bawahannya yang berjenis kelamin perempuan untuk mengikuti Ara ke toilet.