Chapter 23 - good news

128 17 1
                                    

Dahye dan Namjoon duduk di atas sofa sambil tangannya yang terus menggenggam tangan mungilnya dan mulai membuka suara.

"Kau kenapa pergi begitu saja tanpa memberitahuku?" tanya Namjoon yang memainkan tangan Dahye dan mata yang melihat ke arah ranjang.

Dahye melepaskan genggaman tangan mantan suaminya itu lalu ia berkata, "kita bukan sepasang suami-istri lagi, jaga sikapmu."

"Apakah kau tidak mendapat info bahwa aku membatalkan perceraian yang kau ajukan?" ucapnya sembari menatap mata indah Dahye.

"Apa? Kau membatalkan ajukan proses perceraian. Namjoon, aku melakukan itu demi kau."

"Demi aku? Kang Dahye, sebenarnya apa yang ada di dalam pikiranmu itu sampai mengatakan cerai adalah pilihan yang terbaik untuk kita?"

"Aku tidak mau kau kecewa denganku dan harus menghadapi malu karena memiliki istri yang cacat! Aku tidak mau mendapat tatapan kasihan dari orang-orang termasuk kau, Namjoon!"

Dia memijit pelipisnya sebentar lalu berkata, "apakah aku pernah bilang seperti itu kepadamu? Tidak! Tidak sama sekali, karena aku sangat cinta dan sayang kepadamu. Apa kau tidak percaya denganku, Dahye?"

Dahye hanya terdiam saja melihat matanya yang menatap ke dirinya.

"Bisakah kau jauhkan pikiran kata cerai di otakmu, Sayang? Aku sama sekali tidak ingin bercerai denganmu, sekali pun tidak pernah. Aku janji, tidak akan membuatmu pergi jauh lagi seperti sekarang dan tidak akan membuatmu sedih atau berpikir yang tidak-tidak. Aku akan menuruti semua keinginanmu," lanjutnya sambil membelai rambut Dahye yang belum sempat di cuci seminggu.

"Jadi ... apakah kau belum tanda tangan surat itu? Lalu, bagaimana dengan orangtua kita? Apa mereka sudah tahu soal aku ingin bercerai darimu?" tanya Dahye dengan mata memerah ingin menangis setelah mendengar semua perkataannya yang terdengar tulus.

Namjoon menggelengkan kepalanya lalu ia berkata, "belum dan aku tak berani mengatakan apapun kepada orangtuamu atau orangtuaku. Daniel, hanya dia yang tahu masalah kita."

"Oppa? Kenapa dia ... apakah oppa tidak sibuk dengan dunianya sendiri? Lalu, di mana dia sekarang? Apa dia juga akan datang ke sini?" tanyanya.

"Apakah kau baru saja membicarakan diriku?" tanya Daniel yang sedang menyandarkan badannya di dinding.

Daniel yang berdiri tepat di ambang pintu kamar tersenyum miring dan berjalan menghampiri mereka yang sedang duduk bersama di atas sofa, sedangkan ia duduk di atas ranjang rumah sakit sambil membuka snack yang ia sengaja bawa untuk Dahye.

Dahye memeluk Daniel dengan sangat erat dan begitu juga Daniel yang juga memeluk Dahye, kalau diingat-ingat lagi, ia sudah lama tidak memeluknya karena lebih sering bertengkar daripada baikan.

"Hei, Dahye! Kau sudah berapa lama tidak mencuci rambutmu itu? Sangat bau! Kau tahu itu, rasanya aku mau muntah," celetuk Daniel di tengah ia sedang memeluk Dahye dan mencium aroma tak sedap dari rambutnya lalu melepaskan pelukannya.

Dahye tertawa lalu memukul lengan Daniel dengan kepalan tangannya, ia menoleh ke belakang melihat Namjoon yang ikut tertawa melihat mereka berdua.

"Hei! Berhenti tertawa! Kau baru saja bilang padaku untuk lebih baik lagi dan sekarang menertawai rambutku yang belum kucuci selama seminggu!"

"Apa? Seminggu!" sergah Daniel dengan kedua mata yang melotot.

Namjoon hanya tertawa melihat mereka dari jauh dan Dahye kembali memukul lengan Daniel dengan kepalan tangannya yang sangat lemah sama seperti dulu.

"Oh ya, Daniel, apa kau sudah memberi kabar kepada orangtuamu?"

"Sudah, sebelum aku masuk ke kamar karena melihat kalian berdua sedang membicarakan sesuatu yang serius dan aku muncul tepat pada waktunya, kau tahu, eomma hampir pingsan saat tahu kau berada di Beijing selama ini, Kang Dahye!"

SORRY NOT SORRY; KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang