Chapter 13 - Who are you?

146 24 0
                                    

Malam pertama sebagai sepasang suami-istri bisa dibilang sangat lancar, mereka tidur di satu ranjang yang sama namun ada bantal di antaranya untuk pembatas. Pukul 9 pagi mereka check out dari hotel dan pergi ke rumah barunya.

Malamnya mereka pergi mengunjungi sekaligus makan bersama di rumah orangtua Namjoon yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Haesu mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah dengan senyuman yang tidak biasa.

"Eomma ngapain senyum-senyum kayak gitu daritadi? Bikin aku merinding." Kata Namjoon sembari mengerutkan keningnya.

"Gapapa, cuman mau kasih kalian ini." Haesu memberikan amplop putih pada Namjoon dengan senyuman khasnya.

Ia membuka isi amplop itu bersama Dahye di sampingnya. Dua tiket pesawat menuju Jepang membuat mata mereka langsung melebar dan melihat ke arah Haesu dengan kebingungan.

"Eomma!" Panggil Namjoon. "Aku gak bisa pergi ke sana sekarang."

"Kenapa nggak bisa?" Tanya Joonyoung sembari melepas kacamata bacanya dan menaruhnya diatas meja. "Bagaimana menurutmu, Dahye?"

Dahye memberikan senyum canggung untuk merespon Joonyoung sembari menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. "Entahlah, mungkin meninggalkan pekerjaan sebentar tidak masalah. Lagipula itu bulan depan."

"Lihat Joon, istrimu yang sibuk saja tidak masalah. Anggap saja ini liburan bukan tekanan, oke?" Kata Joonyoung lalu meninggalkan ruang makan dengan membawa buku yang tadi ia baca. "Kalau dapat bonus juga gak masalah, hahaha ...."

"Yang dikatakan Appamu ada benarnya juga, Joon-ah." Haesu memegang tangan Namjoon lalu pergi mengikuti Joonyoung.

Namjoon menghela napasnya berat. "Jadi ... kita bakal pergi ke sana?"

"Kenapa nggak? Anggap saja liburan, lagipula mereka nggak menyuruh kita untuk punya anak, 'kan?"

"Oke lah." Jawabnya pasrah.

~~~

Dahye berjalan tepat di samping Namjoon dan mengikuti langkah kakinya dengan baik sampai di ruangannya, tiba-tiba langkah kaki mereka berhenti tepat di ambang pintu ketika melihat seorang wanita berambut coklat panjang terurai itu mengibaskan rambutnya lalu menyapa Namjoon dan memeluknya secara sepihak. Ia segera mendorong wanita itu pelan membuat ekspresi wajah wanita itu berubah.

"Kenapa? Bukankah biasanya juga gak masalah?" tanya wanita itu pada Namjoon.

Kedua matanya terbelalak ketika mendengar wanita itu melontarkan kata itu dengan santainya.

"Jangan bicara yang aneh-aneh. Aku gak pernah mau di peluk olehmu."

"Oh ya? Tapi ketika minum, kamu selalu menelponku untuk menemanimu. Bukankah itu berarti kamu ingin aku selalu disisimu?"

Namjoon menggenggam erat tangan Dahye. "Tapi aku gak pernah punya niat untuk pacaran sama kamu, kita cuman sebatas teman dan minum aja. Gak lebih, Jess."

"Ck! Aku gak percaya sama omonganmu." Jessy melipat kedua tangannya di bawah dada sambil melihat ke arah lain.

Dahye memanggil sekretaris Namjoon, Lee Eunho yang ada diluar dan menyuruhnya untuk menghubungi satpam segera dengan suara yang lantang. Tidak lama kemudian dua orang satpam datang ke ruangan Namjoon.

"Ya, ada apa Pak Kim?" tanya salah satu satpam ketika datang di depan pintu ruangan.

"Usir, wanita ini." Perintah Dahye sambil menunjuk Jessy yang mengepalkan tangannya kuat.

Jessy yang tidak terima diusir dengan cara di seret oleh satpam itu menjambak rambut Dahye dengan kasar. "Kamu siapa, hah? Berani-beraninya ngusir aku."

"Istrinya, kenapa?"

Dia melepaskan rambut Dahye dan mendorongnya keras. Namjoon dengan sigap menahan tubuh Dahye yang hampir terjatuh ke lantai.

"Tunggu dan lihat apa yang akan kulakukan padamu karena sudah menginjak-injak harga diriku!" Tekan Jessy sambil mengacungkan jari telunjuk ke Dahye.

Dahye yang mendengarnya malah melipatkan kedua tangannya dengan santai dan berkata, "ok, akan kutunggu."

Dia berdecak kesal dan keluar dari ruangan sambil ngedumel sendiri dengan tingkah laku Dahye yang angkuh.

"Dia anaknya siapa sih?" Tanya Dahye sambil duduk di sofa dan meminum secangkir teh hangat yang baru saja di suguhkan oleh sekretaris Lee.

Namjoon melihat beberapa berkas baru yang di taruh diatas mejanya sambil berdiri lalu memijit pelipisnya sejenak dan berjalan menghampiri Dahye sambil berkata, "kurasa ada yang membocorkan proyek kita pada Pimpinan Jung."

"Hah! Tunggu, Pimpinan Jung itu ...."

"Tadi kamu baru saja menemui putrinya, dia seorang blogger terkenal." Kata Namjoon sambil melihat berkasnya yang lain.

"O-mai-gad." Kata Dahye, "kenapa kamu gak bilang kalau dia itu anaknya Pimpinan Jung?" Lanjutnya.

"Mau bilang, tapi udah keburu kamu usir. Mana sempat coba ...."

"Oh. Terus aku harus gimana?" tanya Dahye panik.

Namjoon tersenyum. "Gak masalah, dia gak bakal bilang ke orangtuanya tentang masalah pribadinya sendiri."

"Kamu kok tahu?" tanya Dahye.

"Aku kan ...."

"Iya tahu, gak usah bilang lagi." Potongnya.

~~~

Jessy masuk ke dalam rumah orangtuanya dengan raut muka yang di tekuk dan jalan dengan langkah gontai.

"Eomma ...," Panggil Jessy seketika masuk ke dalam rumahnya yang besar nan megah itu.

Eommanya membalas pelukkan Jessy dengan lapang dada sambil mengelus rambut putrinya. "Makan siang bareng, yuk!"

Jessy mengiyakan lalu berjalan bersama ke ruang makan.

"Gimana perusahaan Kim?" Tanya Pimpinan Jung ketika putrinya masuk ke ruang makan.

"Gak ada proyek yang mencurigakan, cuman ...."

"Apa?" Tanya Eommanya.

"Namjoon udah punya istri." Kata Jessy sedih.

Pimpinan Jung menaruh sumpitnya di meja dengan keras. "Berhenti suka dengannya Jess, biar Appa sendiri yang mencarikan suami yang pas untukmu."

"Tapi aku merasa dia itu jodohku. Appa, kenapa sih selalu ngelarang aku buat suka sama dia? Memang apa salahnya?"

Pimpinan Jung menghela nafasnya berat. "Pertama, dia gak cocok sama kamu. Kedua, dia udah punya istri sekarang. Ketiga, dia gak suka kamu. Buat apa kamu tunggu terus?"

"Appa! Dia punya istri kan gegara Appa yang selalu ngelarang aku bahkan ngancam ke keluarganya buat nolak aku masuk ke dalam sana dan juga dia itu bener-bener menantu idamannya Appa juga, 'kan? Apa salahnya sih nerima dia?"

"Oke, Appa akui salah dan kamu benar. Tapi Nak, dia itu sekarang udah punya istri dan jangan jadi orang ketiga dalam pernikahannya." Kata Pimpinan Jung.

"Kalau aja Appa gak ngelarang aku, mungkin sekarang aku udah punya anak sama dia dan hidup bahagia. Gak kayak sekarang!" Tekan Jessy.

"Jessy!" Bentak Pimpinan Jung.

Jessy berlari menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya sambil menangis, sepintas terlihat Dahye dan Namjoon yang saling tertawa bahagia di bayangannya semakin membuatnya kesal dan cemburu.

"Aku duluan yang deket sama Namjoon dengan susah payah, kenapa dia yang nikah sama Namjoon? Kenapa?" Lirihnya dan meringkuk diatas kasur sambil menangis. "Ini gak adil."

~~~

Maaf gais, gak update² mulu 🙏

Tapi tenang aja, nanti aku bakal menebusnya secepat mungkin.

Mianhae 🙏😭

TBC

SORRY NOT SORRY; KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang