Chapter 9 - Keraguan (2)

137 29 2
                                    

Namjoon yang kebetulan baru saja pulang dari lemburnya melihat seorang wanita yang duduk di depan rumahnya, ia menghampirinya dan menyuruhnya untuk pulang dengan memanggilkan taksi, tapi ternyata dia adalah seorang wanita yang selama ini ia cari kemana-mana dan datang ke rumahnya dalam keadaan mabuk berat dan wajah yang basah karna air mata.

"Oppa ...," Lirih Dahye dan mengalungkan kedua tangannya di leher Namjoon.

"Eung ... kenapa?" Balas Namjoon yang sedang memegang pinggang Dahye untuk menahan tubuhnya jika jatuh.

Dengan kedua matanya yang terpejam dan pipi berwarna merah akibat alkohol, ia mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir Namjoon lalu ia kehilangan kesadaran.

Namjoon segera membawanya masuk ke dalam rumah dan menidurkannya diatas kasurnya secara perlahan.

"Appa." Tangan Dahye mencegah tangannya lalu menarik tubuhnya untuk tidur di sampingnya.

Ia berusaha untuk berdiri dari kasur, tapi di tahan oleh Dahye dengan memeluknya sambil bergumam, "aku nggak mau nikah. Aku masih belum siap jadi istrinya orang apalagi punya anak sama orang yang gak aku kenal. Appa, please batalin."

Setelah mendengar gumaman Dahye membuatnya merasa sedih dan tidak ingin memaksanya untuk melanjutkan acara ini. Disisi lain, Joonyoung mungkin tidak akan menerimanya jika acara ini sampai dibatalkan dengan apapun alasannya karena ini menyangkut nama baik keluarga Kim.

~~~

"Abeoji (papa), bisakah pernikahan ini di undur?" Tanya Namjoon seketika ia masuk ke dalam ruang kerja Joonyoung.

Ia menutup buku yang sedang di bacanya dan berjalan menghampiri putranya yang sedang duduk di sofa.

"Acaranya besok lusa, Joon. Kamu mau buat orang tuamu dan orang tua Dahye malu di depan tamu undangan, hah?!" Kata Joonyoung tegas dengan suara yang lantang dan mungkin terdengar sampai luar.

Disisi lain, Dahye membuka kedua matanya perlahan dan melihat suasana kamar tidurnya yang sangat berbeda membuatnya bingung lalu mencoba untuk keluar dari kamarnya.

Tiga orang maid menyapanya saat ia menuruni anak tangga dan menyuruhnya untuk sarapan dibawah dengan nada lembut. "Nona, silahkan sarapan pagi di bawah, sudah di tunggu oleh Tuan muda."

Dahye tersenyum dan mengiyakannya.

"Aku dimana? Kok rumahku beda gini?" Batinnya.

Haesu yang sedang asik mengatur makanan di meja makan seketika shock saat melihat Dahye yang baru saja bangun tidur dan tidak tahu kapan datangnya.

"Eok! Dahye-ah." Panggil Haesu.

Dahye yang masih setengah sadar menyapanya, "selamat pagi, Sieomeoni."

"Kamu kapan datang ke sini?" Tanya Haesu yang masih sibuk menata piringnya.

"Eung ... aku kurang tahu pastinya."

Haesu tertawa setelah mencium aroma alkohol dari tubuh Dahye. "Astaga, kamu minum semalam? Cepat mandi dan ganti baju sana."

Dahye tertawa dengan malu-malu ketika tercyduk oleh Haesu.

"Namhee, pinjamkan bajumu ke Dahye." Pinta Haesu ketika melihat anak bungsunya itu telah duduk di kursi meja makan.

SORRY NOT SORRY; KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang