Tepat sekitar jam 10 malam tadi, Daniel dan Embun baru menginjakkan kakinya di pekarangan rumah. Sudah lelah untuk hari ini. Keduanya kembali ke kamar tidur masing masing tanpa sepatah katapun.
Daniel menghembuskan nafas pelannya kala duduk di pinggir kasur. Tidak ada yang ia lakukan. Dan detik detik seperti inilah yang membuat Daniel mengingat masa masa kelam hidupnya. Setiap detikan jam di atas nakas yang menimbulkan suara seperti menghanyutkan fikiran Daniel, membawanya menuju beberapa tahun yang lalu.
Tepat ketika Daniel merasa, penyiksaannya tengah berlangsung.
"Tolong! Tolong!" Daniel kecil. Berteriak keras memanggil siapapun yang mendengar suaranya di sekitar taman.
"Sakit." ringis gadis kecil yang menangis memegangi kakinya yang banyak mengeluarkan darah.
Daniel semakin panik.
"Daniel apa yang terjadi?!" tanya satu di antara dua orang yang datang. Tidak lain dan tidak bukan adalah, Anson juga Elina.
Elina segera berlari merengkuh Ronald yang tengah berteriak frustasi dan mencoba melukai dirinya sendiri di sudut taman bermain. Sedangkan Anson dengan cepat menghampiri Daniel dan satu gadis kecil di dekat perosotan berwarna hijau di sana.
"Daniel!" bentak Anson datang. Lelaki itu segera menoleh menatap Elina di sebrang. Mengisyaratkan agar segera membawa Ronald pergi dari sini, dan dengan susah payah Elina mengajak Ronald untuk menjauh sekarang juga.
"Ayah, tadi Ronald mendorong dan membuat dia jatuh. Kakinya terkena batu yang tajam—"
"Diam!" bentak Anson lagi. Menghentikan Daniel kecil yang sedang menjelaskan kronologi kejadian dengan nafas terengah engah.
"Jangan katakan itu di depan orang orang. Pasti Ronald tidak sengaja melakukannya," Anson berdencak tajam.
Pasti sifat Ronald yang keras kepala, pembrontak tengah menguasai dirinya. Kepribadian gandanya tengah bertukar peran, suasana hatinya sedang berubah ubah tidak menentu!
Tak lama orang tua dari gadis kecil itupun datang dengan wajah panik dan khawatirnya, kala Anson tengah membantu mengubah posisi putri cantiknya tersebut.
"Ya Tuhan. Apa yang terjadi?!" kejut lelaki beralis tebal. Sedangkan istrinya sudah hendak menangis melihat darah yang mengalir dari kaki sang putri.
"Papa, Mama!" tangis gadis itu ketika melihat kedua orang tuanya. Dan wanita berambut hitam tak lain adalah Mama-nya datang mendekat.
"Saya mohon maaf, Pak. Atas kelalaian saya terhadap anak saya bernama Daniel. Dia tidak sengaja melakukannya. Ini sebuah kecelakaan, Pak." jelas Anson meminta maaf yang sebesar besarnya.
"Ta—tapi, Yah. Bukan Daniel yang—"
"Bagaimana bisa hal ini terjadi?! Ada apa dengan anak anda sehingga dia melukai putri saya?!"
"Saya benar benar minta maaf, Pak. Kami akan bertanggung jawab—" ucapan Anson terpotong kala lelaki itu membentak terus menerus.
"Saya minta dia, untuk menjauhi putri saya! Kalau bisa jangan biarkan dia dekat dengan anak manapun. Bisa bisa akan ada korban selanjutnya!" tunjuknya pada Daniel.
"Maafkan Pak, Daniel tidak sengaja—"
Keduanya pun bericara, Anson yang terus berusaha menjelaskan kejadian yang ada walau semua itu palsu. Dan Daniel kecil hanya bisa menarik narik celana panjang yang Anson pakai, guna mengambil perhatian sang Ayah agar mau mendengarkan apa yang ia ucapkan. Bahwa Ronald yang melakukan itu! Bukan dirinya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult [On Going]
ChickLit[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Daniel Grissham, cowok dengan rahang kokoh serta memiliki manik indah berwarna hijau. Dengan terpaksa harus menikah dengan seorang gadis yang telah dihamili oleh Kakanya sendiri. Karena tidak tau apa yang telah terjadi...