CHAPTER 7

225 41 2
                                    

"Senpai, kenapa ada disini ?"
"Tentu saja untuk ikut makan malam bersama disini, dirumahku tidak ada orang. Aku ingin merasakan masakanmu Hinata-chan."

Saat ini di dapur keluarga Uchiha ada Naruto yang sedang duduk di kitchen bar memandangi Hinata yang sedang sibuk memasak makan malam.

"Hinata-chan. Benar - benar istri idaman ya. Cantik, kawaii, pintar memasak dan mengurus rumah. Sepertinya aku sangat terpesona olehmu."
"Hentikan senpai." Pipi Hinata bersemu karena dipuji dan terus-terusan di pandangi oleh Naruto.
"Kenapa kau tidak memanggilku Naruto-kun seperti saat melerai aku dan kakakmu tadi sore ?"
"Aku tidak sadar melakukannya...."
"Kita kan sudah sangat dekat, aku juga mau di panggil pakai suffix kun. Kalau tidak mau aku akan menyebarkan berita di sekolah kalau kau pacarku...."
"Hentikan !! Senpai kan tahu aku tunangan Sasuke-kun."
"Ya, tapi dia tidak mengakuimu. Katanya kamu juga bukan pacarnya." Pernyataan itu membuat Hinata sedih dan berhenti mengaduk sup yang dibuatnya. Naruto terkejut melihat itu langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Hinata.
"Hinata-chan, gomen. Aku tidak bermaksud.... tolong jangan berwajah murung seperti ini. Gomen." Kedua tangan Naruto menangkup pipi bulat Hinata dan mereka bertatapan. Untuk pertama kalinya hati Naruto si playboy bergetar menyadari bahwa dia benar-benar tulus pada seorang gadis, tidak seperti biasanya yang hanya main-main.

"Apa yang kalian lakukan ?" Suara Sasuke memecah keheningan dan membuat Naruto salah tingkah melepas tangannya dari Hinata untuk menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"A-apa memangnya.... tidak ada apa-apa.... Lagian kau dari mana saja teme, meninggalkan Hinata dan baru pulang ke rumah."
"Bukan urusanmu juga baka." Entah kenapa Sasuke merasa kesal melihat adegan tadi dan sikap Naruto yang salah tingkah.
"Sasuke-kun dari mana ?" Suara Hinata mengalihkan rasa kesal Sasuke.
"Itachi tadi memintaku membawakan barangnya yang masih tertinggal dirumah saat pindah ke apartemen."
"Oooo begitu, sudah makan malam sasuke-kun?"
"Belum." Sasuke menolak di traktir kakaknya tadi karena tahu Hinata selalu memasak makan malam.
"Baiklah ayo kita makan dulu, makanannya sudah siap." Hinata sudah mulai menata berbagai makanan di meja makan.

"Kau masih disini baka dobe."
"Mulai hari ini dan seterusnya aku akan ikut makan malam masakan Hinata-chan disini." Ucapan itu membuat Sasuke menatapnya tajam namun tidak dihiraukan oleh Naruto.

*****

Saat ini Neji sedang di ruang makan mansion Hyuuga yang sepi dan hanya ada kepala pelayan Shikaku yang berdiri menunggu di samping tempat duduknya.
"Neji-sama. Apa saya harus mengganti menu makanannya ?" Melihat Neji sudah cukup lama duduk di hadapan menu makan malam tanpa menyentuh makanannya membuat Shikaku memberi inisiatif.
"Shikaku-san, kenapa tidak ada seorangpun yang mencegah Hinata mengejar pemuda asing itu ?" Mendengar pernyataan Neji Shikaku hanya tersenyum, semua paham jika Neji sangat menyayangi Hinata dengan berlebihan.

"Bahkan paman Hiashi yang overprotektif juga hanya diam saja." Kini Neji mengeratkan kepalan tangan pada sendok dan garpu yng di pegangnya di atas meja.

"Neji-sama.... Menjadi overprotektif demi kebaikan dan keselamatan Hinata-sama belum tentu membuatnya bahagia. Jika Hiashi-sama tidak mempercayai pemuda itu tidak mungkin hal ini akan dibiarkan terjadi. Hinata-sama adalah satu-satunya yang paling berharga dalam hidup Hiashi-sama."
"Kalau begitu aku juga akan mulai membuat penilaianku sendiri terhadap pemuda itu, aku tak akan mengalihkan pengawasan barang sedetik saja." Shikaku hanya kembali tersenyum mendengar perkataan Neji.

*****

Sekarang sudah hari sabtu lagi dan pulang sekolah adalah waktu pertandingan PS 5 yang di buat Hinata pada Sasuke sebelumnya. Shikamaru sudah memasangkan perlengkapan baru di kamar Hinata dan telah sering berlatih untuk memenangkan duel ini. Meskipun percaya dirinya sangat tinggi namun Hinata tetap kalah, levelnya berbeda jauh dengan Sasuke yang sudah sangat pro. Dilayar tv besar kamar sasuke sudah tertulis game over, dan Hinata hanya diam memegang console gamenya.

Mengejar OtakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang