CHAPTER 4

260 53 0
                                    

"Hinata-chan.... ayah dan ibu mengingatmu sejak pertama kau datang kerumah kami, tapi Sasuke tidak karena pertemuan kalian dulu membuat trauma mendalam untuknya." Hinata terkejut mendengar fakta baru yang diungkapkan oleh Mikoto.
"Ibu akan menceritakan semuanya. Sudah saatnya kamu mengetahui kebenarannya." lanjut Mikoto.

*****

Flasback ke suatu hari saat berusia 7 tahun, "Hinata-sama, jangan berlari nanti terjatuh." Hinata keluar setelah pintu mobilnya terbuka di depan gerbang sekolah dasar Konoha. Hinata sudah meminta izin kepada ayahnya agar di perbolehkan keluar dari mansion dan merasakan rasanya sekolah untuk sehari saja. Hiashi kualahan menghadapi rengekan tuan putri kesangannya bahkan Hinata sampai melakukan mogok makan karena rasa penasarannya untuk masuk sekolah seperti Shikamaru dan Neji yang meninggalkannya bermain sendiri di mansion saat harus pergi ke tempat bernama sekolah.
"Paman Shikaku.... kata neji-niisan dan shika-kun di sekolah akan ada banyak teman untuk bermain tapi kenapa sepi sekali."
"Hinata-sama datang terlalu pagi karena sangat bersemangat jadi yang lain belum datang." Hinata mendengar penjelasan Shikaku yang saat ini menggenggam tangannya memasuki sekolah itu.
"Wuahhhh banyak mainan di sekolah. Paman apa aku boleh main ayunan dan seluncuran itu ?"
"Tentu saja. Tapi jangan kelelahan Hinata-sama, nanti nona bisa tidak sempat bertemu dengan teman-teman yang banyak."
"Uhmmm aku mengerti paman." Hinata mengangguk dan langsung bermain di taman sekolah dasar sedangkan Shikaku berbincang dengan guru yang baru datang dan menyapanya.

Brukkkk "Awwww sakit." Hinata terjatuh saat turun dari ayunan yang cukup tinggi untuk gadis kecil seukurannya.
"kau tidak apa-apa ?" Ada uluran tangan kecil di depan Hinata sehingga membuatnya mendongak. Hinata melihat seorang bocah laki-laki yang sangat tampan sedang tersenyum membuatnya terpesona dan menerima uluran tangan itu untuk membantunya berdiri.
"A-arigatou." Hinata gugup dan membuat pipinya merona manis.
"Pipimu lucu sekali sangat bulat dan merah seperti tomat." Ucapan dan jari telunjuk bocah itu yang menoel-noel pipi tembem Hinata membuatnya diam berdiri kaku karena sangat malu.
"Pi-pi-pi pipi-ku bukan tomat !!" Suara yang akhirnya keluar dari bibir mungil Hinata membuat bocah itu tersenyum lebar.
Hinata menatap bocah itu kagum saat tersenyum ketampanannya jadi berlipat ganda. Jujur Hinata hanya mengenal Neji dan Shikamaru sebagai temannya mereka juga tampan, tapi bocah ini membuat jantungnya berdebar aneh.
"Namaku Uchiha Sasuke. Kau murid baru ya ? Mau jadi temanku ?"
"Namaku Hyuuga Hinata. Uhmmm ayo berteman." Hinata mengangguk dan kini tangan Sasuke menarik tangannya untuk masuk ke kelas dan berkenalan dengan teman-teman yang lain.

Hari ini menyenangkan datang ke sekolah saat pulang Hinata meminta pada ayahnya agar mengizinkannya masuk sekolah terus tapi Hiashi menolak karena kondisi jantung Hinata kecil sangat lemah. Dia tidak ingin kehilangan putri satu-satunya setelah kehilangan istri yang sangat dicintainya. Hinata marah dan mengunci diri di kamar, dia sangat ingin kembali ke sekolah karena ada Sasuke. Hinata sangat ingin bertemu dengan Sasuke sehingga keesokan hari di pagi buta dia membuat penghuni mansion gempar karena berhasil kabur dari rumah.

"Hinata-chan. Ohayau?" Sasuke baru sampai di sekolah yang masih sepi pagi ini dan melihat kedatangan Hinata.
"Sasuke-kun.O-o-o....hayou hahhhh...." Hinata tampak terengah seperti kehabisan nafas, dia berjalan kesekolah yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Hinata memang tidak pernah berjalan jauh atau melakukan hal yang memberatkan kinerja jantungnya.
"Kau tidak apa-apa ? Wajahmu pucat." Sasuke khawatir dan menghampiri Hinata.
"Uhmmm aku tidak apa-apa." Hinata berhasil menetralkan nafasnya.
"Sekarang musim dingin, apa karena kau tidak memakai sarung tangan?" Sasuke melepaskan sarung tangannya dan memakaikannya pada tangan Hinata. Hinata hanya diam dan bersemu menerima perlakuan hangat dari Sasuke.

"Jadi yang mana anak keluarga Hyuuga?"
"Aku juga tidak tahu kita bawa saja keduanya."
Pandangan Sasuke dan Hinata teralihkan pada dua sosok pria dewasa yang tinggi dan bertampang menyeramkan.

Mengejar OtakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang