I'm back again
Happy reading!
Sorry for typo(s) without editting!
*****
BRAKK!
"Wah... Sampah sekolah lagi pada kumpul ternyata,"sarkas Rachel sambil bersender pada pintu toilet yang baru saja ia buka dengan kasar.
Matanya menatap malas 2 cewek yang sedang menindas seorang cewek bertubuh mungil dengan seragam setengah basah. Rachel tebak cewek bertubuh mungil itu pasti baru saja di siram dengan air oleh kedua cewek itu.
Muak. Sampah menjijikan seperti 2 cewek ini harus di musnahkan. Rachel benci penindas seperti mereka!
"Siapa lo? Udah deh mending lo gak usah ikut campur kalau gak mau kena imbasnya!"ucap cewek bername tag Chintia itu kesal.
Rachel berdecih pelan. "Berhenti atau gua panggil guru sekarang!"
"Gak usah sok jadi pahlawan kesiangan lo. Si cupu ini emang harus di kasih pelajaran biar gak ngelunjak!"bentak Chintia kesal dengan sikap Rachel yang menurutnya sok suci.
"Terserah lo!"tukas Rachel tak peduli. Kemudian beralih pada cewek bertubuh mungil di depannya. Rachel tersenyum tipis.
"Lo gak papa kan? Ayo, ikut---"
BYURRR!
"LO GILA?!"bentak Rachel tak terima. Seluruh seragamnya basah sekarang.
"Gue udah ngingetin lo sebelumnya. Jangan ikut campur! Ini balasannya karena lo gak dengerin gue!"
"Lo siapa? Ratu Inggris? Presiden? Bukan kan? Jadi gua gak punya kewajiban buat dengerin lo--- argghhh!"
"Lo gak tau gue, sialan! Gue Chintia! Donatur terbesar di sini! Jadi lo harus tunduk sama gue!"ucap Chintia sambil menjambak rambut Rachel kuat. Rachel meringis pelan. Menatap Chintia kelewat kesal.
"Chintia jangan! Aku yang salah! Lepasin dia!"
PLAK!
"Diem lo Aluna!"
"Lo! Jaga sikap lo jalang!"bentak Rachel tak terima.
"Arghhh! Lepasin rambut gue sialan!"jerit Chintia begitu Rachel menjambak rambutnya.
"Dasar gak tau sopan sant--- arrghhhh! Lepas!"jerit Rachel kesal. Dengan sekuat tenaga Rachel melepas jambakan Chintia.
PLAK!
"LO BERANI NAMPAR GUA HAH?!"teriak Chintia meradang. Balas mencakar Rachel dengan brutal. Rachel tak tinggal diam balas mencakar Chintia balik.
"Chintia udah!"teriak Aluna panik sambil berusaha melerai dua orang cewek yang sedang adu jambak itu.
"Raena bantuin dong!"ucap Aluna panik. Menatap Raena yang merupakan sahabat Chintia yang hanya diam saja sedari tadi.
"Gak.. Gue cabut!"ucap Raena sambil berlalu pergi. Pertengkaran itu terlalu bising. Raena khawatir guru BK akan segera menyadari itu. Lebih baik dia pergi sebelum pertengkaran itu di ketahui oleh guru BK. Sudah cukup orang tuanya di panggil kemarin. Raena tidak mau berurusan dengan BK lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionHidup Rachel begitu menyedihkan. Baginya tak ada yang lebih buruk dari tinggal satu atap dengan ayah tirinya yang suka berjudi dan ringan tangan. Penderitaanya pun semakin bertambah dengan banyak nya orang yang membullynya di sekolah. Kamus penderit...