24.5.

7.9K 698 46
                                    

Sebelumnya... Makasih buat kalian yang udah ngevote sama comment kemarin...

Sayang kaliann.. Wkwkq

Tapi maap ini cuman up setengah...

****

Dulu hingga sekarang takdir selalu mempermainkan Rahel. Ada saatnya ia menjadi wanita paling menyedihkan dan ada saatnya pula. Dia menjadi wanita paling bahagia.

Saat bertemu dan menikah dengan Xavier. Rahel merasa menjadi wanita paling bahagia dan beruntung. Xavier begitu mencintainya dan melindunginya. Membuatnya selalu bahagia.

Hingga pada akhirnya takdir menjatuh kannya. Membuatnya sulit untuk hamil. 3 tahun pernikahan mereka, Rahel belum juga dikarunai seorang anak. Membuat Papa mertuanya, William, membencinya dan mendesaknya. Memaksanya untuk membuat Xavier mau menikahi wanita lain. Rahel pasrah. Menuruti permintaan papa mertuanya untuk memaksa Xavier menikah lagi. Demi kebaikan Xavier dan juga masa depan keluarga Ziero.

5 tahun berbagi Xavier bukanlah hal yang mudah. Kini prioritas Xavier bukan hanya dirinya. Tapi, juga Maura. Meski terkadang Xavier dengan blak-blakan mengatakan hanya dirinyalah wanita yang ia cintai. Rahel berusaha menerima keadaan. Termasuk menerima Renan dan Jason yang juga merupakan bagian dari Xavier. Darah daging laki-laki yang ia cintai. Lagi pula dari awal kedua pangeran itu lahir, Rahel sudah merasa jatuh cinta.

Perlahan semuanya berubah. William tak lagi berlaku sinis padanya. Sesekali mertuanya itu ikut melihatnya check up dan melakukan USG. Apalagi ketika ia mengetahui janin dalam perutnya adalah anak perempuan.

Rahel bahagia?

Tentu saja.

"Kenapa melamun, hm?"ucap Xavier lembut sambil memeluk Rahel tiba-tiba dari belakang.

"Kamu bikin aku kaget!"protes Rahel sambil menepuk pelan tangan Xavier yang mengelus perut buncitnya dengan lembut.

"Maaf.."ucap Xavier tulus. "Jangan terlalu keras berpikir, sayang. Itu akan mempengaruhi anak kita.."lanjutnya lagi.

Rahel tersenyum tipis. Mengelus tangan Xavier yang memeluknya lembut.

"Aku gak lagi berpikir Xavier... Hanya sedang merenungi kejadian akhir-akhir ini..."ucap Rahel dengan seulas senyum di wajahnya.

Xavier terseyum tipis. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh Rahel yang selalu ia sukai.

"Kamu bahagia?"tanyanya.

"Sangat."

"Maaf, karena telah menyakitimu,"ucap Xavier penuh sesal.

Rahel menghela nafas pelan. Berbalik. Menatap mata Xavier dalam. Mata yang memancarkan begitu banyak luka, cinta, harapan, dan ketakutan. Ketakuatan akan kehilangan banyak hal. Menjadi beban tersendiri untuk Xavier. Xaviernya. Miliknya.

"Itu tidak menyakitiku sama sekali, Ex.. Kamu tahu itu. Renan dan Jason adalah anugrah terindah. Pangeran-pangeran mungil yang lucu... Bukankah begitu?"ucap Rahel dengan nada geli di akhirnya.

Terkekeh pelan, Xavier mengangguk menyetujui."Ya.. Mereka pasukan mungilku yang lucu..."

"Lagipula, aku tahu mereka akan menjadi abang yang hebat!"

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang