13

17.4K 1K 59
                                    

Pagi ini keadaan Mansion Ziero tak sebaik biasanya. Semua orang di mansion itu merasa cemas dengan keadaan Rachel yang belum juga sadar saat ini.

Dengan telaten seorang dokter memeriksa keadaan Rachel. Jantung dokter itu terus berdegup kencang karena selama dokter itu memeriksa keadaan Rachel seluruh pria Ziero terus menatapnya tajam.

"Bagaimana keadaannya dok?"tanya Marvel tak sabar.

"Lambung Nona Rachel terluka, tuan. Sebaiknya nona Rachel tidak melewatkan jadwal mkannyabkarena akan berkibat semakin buruk pada lambungnya. Juga untuk beberapa saat ini jangan biarkan nona Rachel merasa kelelahan terlebih dulu, tubuh nona Rachel belum benar-benar pulih pasca kejadian dulu.."jelas dokter itu panjang lebar.

Jason mengepalkan tangannya kesal. Sialan, karena maid itu Rachelnya harus merasa lelah dan kelaparan hingga jatuh pingsan seperti ini.

"Aku tidak semua maid yang telah berlaku kasar pada anakku dan beri mereka balasan yang sesuai!"perintah Xavier dingin pada orang kepercayaannya, Aryan.

Aryan mengangguk patuh. Langsung bergegas melaksanakan tugasnya.

Sedangkan Renan hanya diam sambil terus menatap wajah pucat Rachel. Tangannya menggenggam tangan Rachel erat seakan-akan tak ingin melepaskannya. Jantung Renan terus berdetak cepat, ia begitu mengkhawatirkan adiknya sekarang. Entah pergi kemana sifat dinginnya.

"I..ibu... Ibu..."lirih Rachel lemah. Matanya masih setia tertutup rapat. Sontak saja semua orang langsung menatap Rachel.

"Hei.. Sayang.. Bangun... Tenang di sini ada abang, princess..."ucap Renan sambil mengelus puncak kepala Rachel sayang.

Perlahan mata Rachel terbuka. Rachel menatap wajah seluruh orang di sana yang menatapnya khawatir. Hingga pandangannya terhenti pada Xavjer yang justru memalingkan wajah darinya. Hati Rachel berdenyut sakit melihatnya. Sekecewa itu kah Xavier padanya?

Haha.. Lucu... Jelas-jelas pria itu benci pada mu sekarang Rachel! Batin Rachel pedih.

"Bilang sama kakak apa yang kamu rasain sekarang, Queen?"tanya Jason sarat akan nada khawatir.

Rachel menggeleng. Semua rasa sakit yang ia rasakan sekarang tak sebanding dengan rasa sakitnya melihat ayahnya sendiri membencinya.

"Sayang.. Jujur sama kak Jason..."ucap Marvel tak kalah khawatir.

Rachel menatap Marvel yang mengekhawatirkannya dengan mata berkaca-kaca.

"Kakak udah gak marah lagi sama aku?"tanya Rachel balik, mengabaikan perkataan Marvel sebelumnya.

Marvel tersenyum hangat. Senyum yang sangat jarang ia tampilkan.

"Kakak gak pernah marah sama kamu, Shei... Maafin kakak ya..."ucap Marvel lembut sambil memeluk Rachel erat.

Rachel tersenyum mendengarnya.

"Harusnya Rachel yang minta maaf.."ucap Rachel.

"Hm.. Shei gak pernah salah.. Udah ya.. Sekarang Shei makan terus tidur..."ucap Marvel begitu melihat Arvel menyodorkan makanan Rachel yang ia bawa.

"Biar aku yang menyuapi, princess.."ucap Renan sambil mengambil mangkuk bubur dari Arvel.

"Baby Shei... Cepet sembuh ya... Abang Arvel janji deh.. Kalau baby Shei sembuh bang Arvel bakal kasih Baby Shei sesuatu..."

"Wah? Iya bang? Beneran nih? No tipu-tipu kan bang?"balas Rachel lucu meski masih merasa lemas.

"Iyalah.. No tipu-tipu..."ucap Arvel gemas sambil mengusak rambut Rachel lembut.

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang