17

14.6K 947 93
                                    

Happy reading💜

Jan lupa vote terlebih dulu!

Maaf buat typonya... Without edit soalnya hehe...

*******

Entah sudah berapa lama Xavier terus memandangi wajah polos Rachel yang sedang tertidur pulas dengan tangannya sebagai bantalan.

Memang Rachel belum juga kunjung bangun setelah pulang dari mansion keluarga Xeimoraga. Entah apa yang sedang gadis itu lakukan di alam mimpinya.

Xavier tersenyum tipis. Ia benar-benar merindukan putri kecilnya ini. 3 hari tanpa putrinya kemarin benar-benar membuatnya merasa seperti di neraka. Jadi alih-alih membawa Rachel menuju kamar gadis itu, Xavier justru membawa Rachel menuju kamarnya, mengabaikan protesan putra-putranya.

"Eunghhh~~"

"Udah puas tidurnya, Little girl?"

"Ayah? Ayah ngapain di sini.."ucap Rachel serak, khas orang baru bangun tidur.

"Suka-suka ayah dong sayang... Kan kamar ayah..."balas Xavier sambil terkekeh pelan.

Sungguh, hanya di depan Rachel lah kepribadiannya berubah 180° seperti ini. Bahkan di banding dengan istrinya dulu Xavier jauh lebih terbuka dengan Rachel.

"Ouhh... Ini di kamar ayah..."ucap Rachel sambil bangkit dari tidurnya.

Rachel menatap sekeliling kamar Xavier yang ternyata lebih besar dari punyanya juga di dominasi oleh warna hitam. Kamar Xavier ini memang memiliki banyak ruangan di kamarnya.

Saat memasuki pintu kamar Xavier memang yang akan di temui bukan langsung sebuah kasur, melainkan ruangan bersantai dengan jendela besar di sana. Dan terdapat pintu di kanan kirinya. Yang merupakan pintu menuju kamar dan ruang kerjanya.

"Ayah..."

"Ya, little girl?"balas Xavier lembut sambil memainkan rambut Rachel.

"Rachel... Lapar..."ucap Rachel sambil menunduk. Sempat terpikir olehnya, kenapa juga ia jadi berani manja seperti ini pada Xavier.

Xavier tersenyum. Bangkit dari posisi tidurnya. Tangan kekarnya bergerak menyentuh dagu Rachel.

"Jangan menunduk sayang..."ucap Xavier lembut sambil menaikan dagu Rachel. Memaksa Rachel menatap manik mata hitam kelamnya.

"Putri Ayah lapar, hm?"tanya Xavier geli begitu melihat wajah memelas Rachel.

"Banget, Yah..."balas Rachel.

Xavier terkekeh pelan.

"Come on... Let's see what i have for you..."ucap Xavier sambil membawa Rachel keatas punggungnya. Menggendongnya tanpa beban.

"Ayah!"jerit Rachel kaget dengan perlakuan Xavier.

"Tenang... Gak akan jatuh kalau kamu meluk leher Ayah, little girl..."

"Turunin Rachel, Yah... Kasian Ayah keberatan!"protes Rachel tak terima.

"Hahaha... Kamu ringan sayang... Kalau kamu mau, Ayah bisa gendong kamu sepanjang hari..."

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang