22.

16.2K 993 146
                                    

Never Enough comeback lagi... Hayoo.. Gimana seneng gak?

Jahahaha..

Jangan lupa vote dan commentnya! Jangan berkurang ya pembacanya.. Harus nambah!

******
"

Kamu itu cuman pembawa sial! Gak sudi saya punya anak kayak kamu!"

"Ahel kangen... Kangen banget sama mami.."

"Gak usah cari perhatian pergi sana!"

"Mamii... Ahel dingin... Dingin banget!"

"KAMU BUKAN ANAK SAYA! MATI SANA! SAYA BENCI KAMU! KAMU PERUSAK! MATI SAJA SANA!"

"MAMI! TOLONG AHEL! MELEKA JAHAT! MAMI! MAMI!"
.
.
.
.

"RACHEL! RACHEL! BANGUN SAYANG!"teriak Laudya cemas. Tangannya menepuk-nepuk pipi chubby Rachel sedikit keras. Takut terjadi apa-apa dengan Rachel yang kini sedang meracau tak jelas dalam tidurnya.

Buru-buru kelima pria Ziero mendatangi kamar Rachel begitu mendengar teriakan panik Laudya.

"Rachel! Rachel!"

"GAKKK!"teriak Rachel keras. Langsung terlonjak bangun dari tidurnya. Sesak. Rachel merasa sesak sekarang. Mimpi itu... Mimpi itu benar-benar terasa nyata baginya.

Nafas Rachel memburu. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Bercampur dengan air mata yang deras membasahi pipinya.

"Sayang... Kenapa?"tanya Laudya lembut sambil membelai pipi Rachel lembut. Mewakili semua pertanya kelima Pria Ziero yang berada disana.

"Ma... Mami..."lirih Rachel serak.

Sontak saja Renan, Jason, dan Xavier terlonjak kaget. Berbagai pertanyaan memenuhi pikiran mereka. Apa yang terjadi pada Rachel hingga Rachel bisa menyebut wanita iblis itu?

Diam-diam Jason mengepalkan tangannya kuat. Tiba-tiba saja rasa benci memenuhi dirinya. Jason belum puas dan tidak pernah merasa puas. Harusnya mereka mendapatkan hal yang lebih menyakitkan dari kematian. Harusnya...

"Mami... Kenapa?"lirih Rachel sambil menatap Laudya dengan mata yang berkaca-kaca. Laudya menggeleng pelan. Mulai terisak. Kemudian memeluk Rachel erat.

"Rachel mimpi buruk ya... Jangan takut.. Ada mama di sini..."bisik Laudya lembut.

Rachel terisak. Menggeleng ragu. Tidak. Baginya itu bukan sekedar mimpi. Mimpi itu terlalu nyata. Bayangan seorang wanita yang memandangnya benci terus terputar di otaknya. Caci makinya. Perlakuannya. Semuanya tersa nyata. Bayangan di saat dirinya di tarik pergi secara paksa. Di siksa. Lalu---- di buang!

NYATA! Rachel yakin itu nyata.

"Rachel... Rachel bukan anak yang di inginkan kan? Hiks... Rachel ben---"

"Princess!"potong Renan tegas.

"APA BANG?! APA! MAMI BENCI RACHEL! MAMI BENCI RACHEL! RACHEL PEMBAWA SIAL! BENCI RACHEL BENCI RACHEL! RACHEL PERUSAK!"jerit Rachel histeris tak terkendali.

"Rachel.."lirih Laudya melepas pelukannya karena Rachel memberontak dengan kuat.

PRANK!!

"RACHEL!"

PRANK! PRANK!

"MATI! RACHEL MAU MATI!"jerit Rachel sambil menginjak injak pecahan kaca.

"Rachel! Berhenti sayang!"cegah Xavier panik. Ini yang ia takutkan. Ini yang Xavier khawatirkan akan terjadi ketika Rachel mengingat semuanya.

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang