14

17.5K 1K 82
                                    


Dengan langkah terburu-buru Regan menuruni tangga dengan ponsel yang menempel di telinganya.

"Cancel semua jadwal hari ini, George! Aku tak mau tahu! Aku sedang ada urusan!"

"Tapi, tuan.. Hari ini ada klien---"

"Batalkan! Jika mereka tidak mau.. Biarkan saja... Aku tidak akan rugi hanya dengan kehilangan satu klien,mengerti?"

"Mengerti Tuan"

"Terima kasih!"tukas Regan sambil memutuskan panggilan secara sepihak.

"Mau kemana, sayang?"tanya Kamila lembut.

Regan langsung menoleh, tersenyum tipis menatap wanita yang paling ia sayangi itu.

"Regan mau ke mansion Keluarga Ziero, Bun.."ucap Regan dengan binar bahagia di matanya.

Kamilla balas terkekeh pelan. Sadar betul anaknya sedang merasa bahagia.

"Kalo---"

"Ke mansion Ziero? Buat apa Gan?"potong seseorang tiba-tiba.

Regan menoleh. Menggeram kesal mendapati Diandra sedang duduk di sana. Apalagi dengan beraninya Diandra memotong ucapan Bundanya.

Regan hendak menjawab dengan ketus, kalau saja seseorang tidak memotong ucapannya.

"Tentu saja menemui tunangannya... Memangnya apa lagi?"ucap Leo, ayah Regan tegas.

Dengan cuek Leo duduk di samping Kamilla. Tanpa menatap wajah Regan sedikitpun. Membuat senyum sinis terpampang nyata di wajah Renan.

"Tunangan? Bukankah keluarga Ziero tidak memiliki seorang putri pun?"ucap Diandra lagi. Tak gentar sedikitpun dengan tingkah Leo.

"Kau pikir kau siapa? Kau tidak tahu apa-apa tentang mereka dan kami. Jadi jangan berharap masuk dengan mudah!"ucap Regan dingin.

"Renan.. Tunanganmu itu sudah pasti men---"

"Cepat pergilah, son.. Kau harus bisa bertanggung jawab atas status kalian.."

"Tanpa ayah bilang aku akan melakukannya.."ucap Regan sambil berlalu pergi.

Perlahan Leo menyesap kopi miliknya, tersenyum samar.

"Hati-hati... Kau harus tahu siapa yang kau hadapi!"ucap Leo datar sambil berlalu pergi setelah mencium puncak kepala Kamilla lembut.

Dengan sekuat tenaga Diandra menahan rasa kesal yang memenuhi hatinya. Sialan.. Anak sama ayah sama saja. Tapi, itu tidak seberapa dengan harta yang menantinya.

"Ah.. Mereka memang begitu... Tolong maklumi ya.."ucap Kamilla lembut, menghibur Diandra.

Diandra terssnyum manis.

"Iya... Tante.. Gak papa kok.. Diandra yang salah.."ucap Diandra manis.

Tenang.. Masih ada Kamilla di sisinya..

*****

"Ngapain lo kesini?!"tukas Arvel kesal,masih dengan rambut berantakan dan muka bangun tidur miliknya.

"Dari pada lo urusin gua mending urusin aja iler lo!"sarkas Regan sambil menunjuk wajah Arvel..

"Hah, iler?"ucap Arvel sambil mengusap-ngusap wajahnya. Mencoba mencari dimana letak ilernya itu.

"Kampret! Gak ada juga!"ketus Arvel kesal.

Regan memutar bola matanya malas.

Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang