4.

21.3K 1.4K 30
                                    

"LEBIH BAIK KAU MATI SAJA!"

"IBUUU?!"

CRASHHH!

Rachel membulatkan matanya menatap kejadian yang ada di depannya. Ibunya.... Melukai ayahnya?

Perlahan mata Rachel berkaca-kaca. Sungguh,kejadian yang ada di hadapannya saat ini benar-benar diluar dugaannya. Rachel membekap mulutnya tak percaya,menahan isakan keluar dari dua bilah bibirnya. Dimana ibunya yang lemah lembut?

"Ra.. Rachel?"lirih Selia lemah. Tangannya gemetar memegang pisau yang ada di tangannya. Dengan cepat tangannya yang berlumuran darah itu membuang pisau yang ada di tangannya ke segala arah.

"Rachell.... Percaya pada ibu,nak. Ini... Ini...hiks," tangis Selia pun pecah begitu saja. Tubuhnya limbung dihadapan Rachel yang terus menahan isakannya.

Sungguh,Selia tak pernah berfikir untuk membunuh suaminya sendiri. Ketika mendengar bahwa suaminya itu ingin menyerahkan Rachel pada keluarga itu membuatnya kesal sekaligus ketakutan.

"Rachel... Jangan membenci ibu,nak. Ibu gak bisa hidup tanpa kamu Rachel...."

"Ibu..."

" Arghhh..Ibu tak ingin kau pergi bersama keluarga itu.... Ibu ingin kau tetap di sini!" isak Selia frustasi.

"Rachel akan tetap di sini bu... I..ibu tak perlu takut!"ucap Rachel sambil bersimpuh di depan Selia. Tangan kecilnya membelai pipi tirus Selia lembut.

"I..ibu say----"

CRASHHH!!

"IBUUUU!!"

"DASAR WANITA TAK BERGUNA!"

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA IBUKU BRENGSEK!"teriak Rachel sambil merengkuh Selia yang terluka. Matanya menatap tajam pria yang selama ini ia panggil ayah.

William tertawa sumbang mendengarnya. Gadis di depannya ini selalu bisa memancing emosinya. Tapi,untuk kali ini ia tak bisa berbuat kasar padanya. Karena gadis sialan di hadapannya saat ini justru akan menjadi ladang uang baginya.

"Tidak usah banyak bicara gadis kecill! Sebaiknya kau ikut dengan ku dan jadilah gadis penurut yang akan memberiku banyak uang!"ucap William sambil menarik pergelangan tangan Rachel kasar.

"Tidak, apa yang akan kau lakukan,brengsek?!"

"Apa yang akan ku lakukan? Aku akan memberikanmu pada keluarga kandung mu dan meminta uang banyak pada mereka karena telah mengurus putri kesayangan mereka!"

"KAU TAK PERNAH MENGURUSKU DAN BERHENTILAH BERPIKIR TENTANG UANG---"

PLAKKK!

"Jika kau tidak menuruti ku... Siap-siap saja gadis kecil... Pisau ini akan menembus leher mu!"ucap William sambil menunjukkan pisau berlumuran darah di tangannya di depan wajah Rachel.

"AKU TAK TAKUT PADAMU BRENGSEK!"teriak Rachel tepat di depan wajah William.

William menggeram kesal. Tanpa rasa kasihan tangannya bergerak menggores leher Rachel dengan pisau ditangannya. Berhasil membuat Rachel meringis kesakitan.

"Aku tak pernah main-main dengan kata-kataku gadis kecil!"ucap William sambil menyeringgai senang.

Rachel terisak pelan. Darah di lehernya mulai merembes pada seragamnya.

Siapapun... Tolong aku..

DORR!

ARGHHH!!

"Kau baik-baik saja?"tanya seorang pria padanya.

Rachel tak menjawab,matanya melihat ayahnya yang sudah di tangkap oleh dua rekan pria dihadapannya ini. Sejenak Rachel membatu mencoba mencerna segalanya.

"Ra.. Rachel.."

Mendengar suara ibunya yang lirih memanggilanya. Rachel buru-buru menghampiri Selia.

"I..ibu bertahanlah.. Kita pergi ke rumah sakit ya? Ibu harus selamat... Ra.. Rachel janji Rachel gak akan ninggalin ib---"

"Gak...gak Rachel. I..ibu...ibu ingin kamu kembali pada keluarga kandungmu! Maafkan...ibu...yang sudah egois menahan putri kesayangan ibu ini... Berbahagialah Rachel... Sayangi keluarga kandungmu nak.."

"Gak.. Bu... Enggak.... Rachel mau sama ibu. IBUUUU!IBU JANGAN TINGGALIN RACHELL!"isak Rachel frustasi. Tangan kecilnya terus bergerak membangunkan Selia yang terbaring kaku. Matanya terus menatap wajah ibunya yang pucat. Berharap mata ibunya kembali terbuka dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.

"Princess..."panggil Renan lembut.

Rachel diam tak menjawab. Tubuhnya bergetar menahan isak tangisnya. Melihat hal itu hati Renan terasa sakit.

Perlahan Renan bersimpuh disamping Rachel. Tangannya bergerak membelai rambut Rachel lembut.

"Maaf kakak datang terlambat,"ucap Renan tulus.

Mendengar perkataan Renan yang terdengar tulus membuat Rachel semakin terisak hebat. Mengapa ini begitu sakit? Mengapa ibunya meninggalkannya? Mengapa Renan terus bertingkah seakan-akan begitu menyayanginya?

Grebbb!

Tanpa pikir panjang Rachel bergerak memeluk Renan erat. Persetan dengan harga diri. Saat ini yang ia butuhkan hanya tempat untuk bersandar. Menumpahkan semua rasa sakit yang ia rasakan selama ini. Rachel lelah terus berpura-pura menganggap semuanya baik-baik saja. Rachel lelah tetus menyimpan air matanya dalam kesendirian. Rachel lelah berdiri sendiri.

Renan yang mendapat pelukan erat dari Rachel balas memeluk gadis itu erat. Berusaha menyalurkan rasa aman pada gadis di dekapannya ini. Membiarkan Rachel menumpahkan segalanya di pelukannya sekarang.

"Sakit... Ini begitu menyakitkan.."bisik Rachel pilu dalam dekapan Renan.

"I know,princess... And it's time to take a rest for you..."balas Renan lembut.

Rachel terus terisak,hingga kesadarannya hilang sedikit demi sedikit. Ya... Dia butuh istirahat bukan? Perlahan tapi pasti Rachel menutup matanya.

Pada akhirnya ia memutuskan untuk istirahat sejenak.

                              *******

TBC.

Buat kalian yang udah dukung cerita ini makasihhh banget..
Sumpah... Aku gak nyangka sama respon kalian

Lop yuu guys...
Author bakal terus update cerita ini..







Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang