27💐

729 57 9
                                    

Ini hari kelima mereka di Amrik, soal Arkan, ia sudah menelpon Lala beribu ribu kali namun tidak digubris oleh Lala. Karena ia mematikan ponselnya sejak berangkat ke Amrik.

Skip!

Kalo kalian nanya Arkan gimana, mari kita lihat keadaan nya.

Di lain tempat terlihat seorang remaja laki laki yang sangat berantakan dan terlihat kalang kabut, yaps itu Arkan. Selama empat hari ini ia sudah bolak balik berkunjung ke rumah Starla namun sang Mama tidak kunjung memberitahu keberadaannya.

"Assalamualaikum" Ucap Arkan, dan ini hari ke lima ia berkunjung untuk menanyakan keberadaan Starla

"Waalaikumsalam" Ucap Dewi -Mama Starla

"Loh Arkan kamu dateng lagi"

"Ma, please tolong kasih tau Arkan dimana Lala Ma. Arkan butuh bicara" Ucap Arkan memohon dan memelas.

Sebenarnya Dewi sejak pertama tidak tega melihat Arkan yang luntang lantung seperti orang stres. "Please jangan kaya gini ya Arkan, Mama nggak tega. Nih, kamu pergi ke alamat ini, bawa Lala pulang ya sayang" Ucap Dewi yang sudah tidak tega melihat Arkan. Semoga kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama ya nak-batin Dewi.

"Makasiih Ma, Arkan pamit pulang dulu ya Ma. Siap siap dulu" Ucap Arkan sumringah dan bahagia.

Soal Karin, ia sudah memberi peringatan keras kepada Karin untuk tidak menggangu hubungan mereka.
Dan pada akhirnya Mama Karin membawa putrinya pergi lagi ke Jerman untuk melanjutkan sekolahnya.

Arkan bergegas mandi dan bersiap untuk pergi ke bandara. Kali ini ia sangat sangat bahagia, dan tak ingin kehilangan Lala untuk kedua kalinya.

****

Setibanya di Amrik, ia langsung mencari alamat yang diberikan Mama Dewi. Ia berharap akan berjumpa dengan Lala secepatnya, karena ia hanya bermodalkan alamat tersebut.

Tak lama ia mencari alamat tersebut akhirnya tiba didepan rumah yang terlihat sederhana namun nampak mewah.

Tok.. Tok.. Tok..

Arkan sudah mengetuk pintu tersebut hingga 3 kali, namun tak kunjung ada yang keluar dari dalam rumah tersebut. Arkan pun putus asa, tak biasanya ia putus asa seperti.

Ketika hendak pergi dari pekarangan, terbukalah pintu tersebut dan menampilkan seorang nenek-nenek yang cantik, itu adalah nenek Starla.

"Cari siapa?" Tanya nenek kepada Arkan.

Arkan pun membalikkan tubuhnya "cari Starla, apa benar ini tempat ia tinggal?" Tanya nya.

"Starla? Lala kah yang kau maksud?" Tanya sang nenek.

"Iya Lala, apakah dia ada?"

"Oh ia ada di dalam, apa keperluan mu bertemu cucu nenek?"

"Saya tunangannya nek" Ucap Arkan. Ya memang saat pertunangan Arkan dan Lala terjadi, sang grandma memang tidak bisa hadir dikarenakan kondisi grandpa yang kurang baik kala itu.

"Ooh ternyata ini tunangan cucu grandma, ayo silahkan masuk" Ucap Grandma.

"Iya nek"

"Jangan panggil nenek, tapi 'Grandma'" Ucapnya.

"Baik"

Setibanya Arkan didalam ia disuguhi pemandangan ruang tamu yang terlihat elegan dengan ukiran ukiran berwarna emas dengan dinding kayu, sangat tenang dipandang.

"Sebentar ya, grandma panggil" Ucap Grandma dan di angguki oleh Arkan.

"Lala sayang, ada yang cari kamu di bawah nak. Yuk turun sebentar" Ucap Grandma di ambang pintu.

Lala yang sedang bersantai pun terpaksa harus ikut turun kebawah 'siapa sih ganggu gue aja' ucapnya.

Setibanya di tangga, Lala terkejut bukan main. Kenapa Arkan bisa tiba disini. Apa ini ulah sang Mama? -pikirnya.

"Hai La" Ucap Arkan sembari tersenyum.

Lala yang masih sedikit kesal, ia memasang wajah datar dan memalingkan wajahnya ke arah lain agar tak bertatapan dengan Arkan.

"Mau apa?" Tanya Lala to the point. Dan duduk di sofa sebrang Arkan.

"La"

Lala tak menjawab tapi ia memandang Arkan dengan wajah tak suka miliknya.

"La aku mau minta maaf sama kamu"

"Bosen dengernya"Jawab Lala sembari berpura pura menguap seakan akan ia sudah terlalu sering mendengar perkataan 'maaf' dari Arkan.

"Aku serius La"

"Gue juga serius"

La please maafin aku"

"Buat apa? Nanti juga diulang lagi" Celetuk Lala, sungguh ia akan menguji kesabaran Arkan dengan sikap menyebalkan miliknya.

"La serius kali ini nggak akan diulang"

"Oh" Ucap Lala sembari beranjak pergi ke dapur untuk mencari camilan.

'sabar Arkan sabar, lo pasti bisa bujuk dia' -batin Arkan.

"Lalaa, aku serius ini. Aku bakal buktiin sama kamu kalo aku nggak akan ngulangin lagi. Oke?" Tanya Arkan.

"Gak butuh janji"

"La please lah" Ucap Arkan yang nampaknya sudah mulai depresi.

"Gue butuh bukti, bukan janji. Gimana?"

"Setuju" Ucap Arkan dan langsung memeluk Lala dengan erat.

Lala pun membalas pelukan Arkan tak kalah erat, ia rindu pelukan ini, sejujurnya Lala sangat rindu oleh sosok kekasihnya ini.

****

feelsnya nyampe nggak sih? bingung deh, jdi segini dulu ya, jgn lupa votenya biar cpt update and cpet selesai.

ᴘᴜʀᴀ ᴘᴜʀᴀ ᴄᴜᴘᴜ?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang