"ASSALAMUALAIKUM ORANG CANTIK DATANG!" Toa Lala, memenuhi rumah.
"Berisik lu! Toa amat tuh mulut" Galak Alvin.
"Ya maap udah kebiasaan" Jawab Lala sambil menampakkan cengiran khas nya.
"Aku keatas ya bang, ntar panggil aja kalo mau makan" Setelah itu Lala langsung keatas.
🥀🥀🥀
"Duh, gerah amat dah. Mandi enak kali ya" Lala bergegas memasuki kamar mandi.
Lala keluar dengan baju lengan panjang putih yang bertuliskan bad, celana jeans, dan sepatu sneakers berwarna putih senada dengan bajunya, dan tak lupa ia mengambil tas ransel kecil. Setelah menaburkan bedak bayi ke wajahnya, dan juga liptint rasa strawberry, Lala langsung turun menuju ruang makan.
Lala duduk disamping kembarannya, Alvin. "Perasaan gue belum manggil deh, kok lu udah turun" Tanya Alvin.
"Udah laper soalnya, lagian kalo nungguin lu yang manggil mah keburu gua mati kelaparan" Balas Lala, sambil menyendok makanan ke piringnya.
"Kamu mau kemana dek? Udah rapih aja"
"Aku mau main sama temen"
"Lagi makan jangan ngobrol dulu!" Omel Mama. Perintah kanjeng ratu, tidak ada yang berani melanggar. Mereka makan tanpa bersuara.
"Pulangnya jangan kesorean, nanti sore kamu akan tunangan. Lagipula, nanti malam adalah hari ulang tahun CHS. Kamu sudah menyiapkan semuanya" Lala mengangguk mengiyakan ucapan Papa.
Starla sudah memikirkan perjodohan ini dari semalam. Ia sudah memantapkan hatinya, untuk menerima perjodohan ini. Ya walaupun, masih ada keraguan. Tetapi Starla tahu, Papa nya tidak akan mungkin menjodohkannya dengan orang sembarangan. Apalagi dijodohkan dengan Om Om, Lala sudah menepis pemikiran itu.
"Assalamualaikum" Ucap seseorang.
"Waalaikumsalam" Sherin dan Alen memasuki kediaman keluarga Carisson setelah mengucapkan salam.
"Hai om tante dan abang! Kita disini mau ngajak Lala main" Ucap Alen dengan senyum cengengesan khasnya.
"Duh kok gue berasa tukang ojek ya dipanggil abang" Pasti sudsh tau siapa yang berbicara, siapa lagi kalau bukan Alvin.
"Itu sih perasaan lo aja" Balas Lala.
"Berisik deh lu lu pada, kerjaannya berantem mulu. Yaudah sana gih kalian main, asal pulangnya gak kesorean. Lala akan tunangan nanti sore" Ucap Mama.
Sherin dan Alen melongo tak percaya mendengarnya. Apa? Starla akan dijodohkan, tidak mungkin rasanya. Ini sudah bukan jaman Siti Nurbaya, lagi pula mereka berdua tidak akan berfikir jika perjodohan ini dilandasi oleh bisnis agar dua perusahaan bisa bersatu. Om dan Tante Dewi, tidak akan mungkin menjadikan anaknya sendiri tumbal agar perusahaan nya semakin maju. Mereka tahu Om dan Tante Dewi bahkan lebih memprioritaskan anak anaknya dibanding pekerjaannya. Lalu perjodohan ini? Mereka harus mengintrogasi Lala nanti.
Lala menggangguk santai, seolah tahu apa yang sedang ada di kepala sahabat sahabatnya itu. Setelah berpamitan mereka bertiga pergi meninggalkan kediaman keluarga Carisson.
🥀🥀🥀
"Jelasin nanti pas kita udah sampe. Gak ada bantahan!" Tuntut Sherin, yang diangguki oleh Alen.
Lala berdehem, kemudian mengalihkan wajahnya ke kaca mobil disebelahnya. Bagaimana caranya ia mau menjelaskan, sedangkan dirinya sendiri belum yakin dengan perjodohan ini. Hati Lala sudah menemukan tambatan hatinya sendiri. Memikirkan orang itu, ah sudahlah belum tentu ia menyukai balik Lala. Lebih baik memendam, dari pada mengungkapkan. Bukan kah begitu sifat warga +62 ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴘᴜʀᴀ ᴘᴜʀᴀ ᴄᴜᴘᴜ?!
Teen FictionApa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata 'cupu'? Orang berkacamata bulat?rambut dikepang 2?rok dibawah lutut dan kaus kaki panjang?. Yaps ini kisah hidup gue yang orang tahu,tetapi mereka tidak tahu hidup gue yang sebenarnya,hanya beberapa ora...