Kini briel tengah bangun kesiangan, akibat semalam ia mengerjakan urusan perusahaannya yang bejibun, itupun udah dibantu sekretarisnya. Ia pun sangat kacau, seragam tanpa dasi bahkan baju nya pun dikeluarkan, hanya mandi tanpa keramas dan juga tanpa menggunakan skincare, bibir kering, rambut di cepol asal beberapa rambut berjatuhan, sepatu tanpa kaos kaki, mata panda karena tadi malam tidak tidur.
"sial" maki nya sambil menuruni tangga
"sarapan dulu sayang" briel pun menghampiri mommy daddy nya, lalu menyalimi tangannya
"berangkat" pamitnya
"eh, anak gue kan punya maag nanti kalo kambuh gimana?" panik mommy sambil menyusul briel, namun briel sudah menancap gas
Brummm........ckitttt
Yah, briel mengegas motornya tepat saat satpam akan menutup gerbangnya. Dan naas nya ada guru piket yang sedang berkeliling.
"BRIELL BERDIRI DI LAPANGAN SEKOLAH SAMPAI JAM ISTIRAHATT!!" teriak nya menggelegar, tidak tahu saja bahwa briel yang punya sekolah (emang gaada yang tahu kalau briel pemilik sekolah, yang tahu hanya kepseknya saja yang sudah dianggap abang oleh briel)
"hm" tapi,bagi briel kalo orang salah ya salah, jadi harus dihukum biar adil. Dan ternyata briel tidak sendiri melainkan bersama gio dkk
"eh dek lu telat?" pertanyaan tolol apanii miskahhh
"hm" ntahlah briel malas bersuara
"kenapa lu" leo memperhatikan wajah briel yang tak seperti biasanya
"eh iya kenapa pucat gitu" tambah justin
"gapapa" jawabnya dengan suara serak
"istirahat gih, kalo ga kuat panas" pasalnya vian sudah khawatir dengan muka pucat briel
Hening...
"briel, lo mimisan?" tanya dani dan sontak semua menolehkan kepalanya ke arah briel berdiri. Dan ternyata benar, tak hanya keluar dari hidung, tapi juga keluar dari mata dan mulutnya. Hoho seramm sekali ya bund
"dek lo kenapa bisa gini?" ucap vian sambil menggiring briel untuk duduk di tepi lapangan
"ga sarapan" jujur briel
"eh tapi kok aneh, biasanya kan cuma sakit perut, pusing, dan juga mimisan. Tapi ini kok dari mata sama mulut juga" heran vian dengan kondisi adeknya
"tinggalin gue" briel tak suka jika ada yang melihat ia lemah
"ta-..." belum sempat vian berbicara, gio memotongnya
"ikut gue" sambil membantu briel berdiri, tangan kiri gio yang melingkari perut briel dan tangan kanan yang menggenggam salah satu tangan briel. Temannya yang melihat gio sangat dekat dengan cewek bahkan melakukan kontak fisik pun hanya bisa diam terbengong. Briel juga agak tak suka saat ada yang melakukan kontak fisik dan juga posisi yang dekat dengan orang lain. Tapi disisi lain ia nyaman dengan yang dilakukan gio dan membuat ia merasa terlindungi.
Unit Kesehatan Sekolah..
"lo diem, gue telepon bonyok lo" kenapa gio punya nomor telepon ortu briel? Karena ia sering mengabarkan jika vian sedang dirumahnya, club ataupun yang lain. Tapi dirinya dan sahabatnya mempunyai prinsip *boleh nakal tapi jangan brengsek, apalagi soal perempuan* mereka menghormati semua perempuan layaknya ibu mereka sendiri, kecuali kalau perempuan tersebut tidak sopan.
"ya" briel memejamkan mata nya, karena memang kejadian ini sangat aneh. Bisa masuk keajaiban dunia nih hihihi
"sini gue bersihin" ditangan gio sudah ada sebaskom air dan kapas

KAMU SEDANG MEMBACA
SHE FOR HIM (hiatus)
Ficção Adolescentedia untuk dia Gak pandai buat deskripsi, jadi langsung aja baca, okayyy Inilah cerita gabungan nyata dan fantasi. Hope u like it Cover by pinterest ~virnanda11