Pagi ini Vero sungguh bersemangat entah apa yang membuatnya begitu bersemangat.
Vero dengan santai dan tenang membawa juki tidak seperti biasanya dengan kecepatan tinggi, apa direncanakan anak ini?
"Hah, akhirnya nyampe untung guru guru pada belum dateng jadi gw bebas mau mau nyiapin kejutaan yang mendebarkan"ucap Vero menyeringai.
Vero masuk ke ruang guru celingak-celinguk takut ada orang yang melihatnya.
"Akhirnya beres tinggal tunggu reaksi menyenangkan"ucap Vero terkekeh pelan.
Para guru dan murid sudah berdatangan Vero sekarang sedang berada di atap sekolah sambil tersenyum lebih tepatnya menyeringai.
Lalu di mana Dirga dan Bara?
Ternyata setelah kemarin mereka ngobrol bertiga bara dan Dirga pamit entah kemana mereka Vero pun tak peduli masih kesal dengan perilaku Bara."Kyaaa...ada tikus"teriak seorang Bu guru.
"Huwaa itu...itu kecoak"teriak Bu guru di meja lainnya.
"Cicak...cicak siapa yang naruh cicak disini"teriak lagi guru di meja lain, dan masih banyak yang berteriak.
"Hahaha pasti pada ketakutan"ucap Vero tertawa ketiwi membayangkan apa yang terjadi.
"Lagian gw bosen dari pada gak ada kerjaan mending ngerjain guru"gumam Vero.
Kring...kring
Bunyi bel masuk membuyarkan lamunan Vero, Vero segera lari dari atap sekolah menuruni tangga.
"Hah.. hah"nafas Vero tersengal karena asmanya kambuh.
"Aduh bodoh banget gw ngapain juga lari biasanya aja gw bolos terus kenapa gw lari yak"rutuk Vero pada dirinya sendiri.
"Yaudah lah udah deket ini ama kelas nanggung jalan aja lah ntar asma gw kambuh bisa berabe bang Dirga ama bang Bara tau"gerutu Vero.
Disisi Dirga dan Bara.
"Jawab gw yang bener hah! lu udah keterlaluan bar sama adek kita udah sahabat berapa lama hah! sampe lu lupa sama adek dan malah peduliin dia
yang baru datang sekarang dan lu malah nyuekin arek dimana otak lu hah!"teriak Dirga marah."Dir tapi gw gak bisa gak peduli sama El dia hidup gw dir"balas Bara dengan tatapan sendu.
"Lah terus adek!, lo anggap apa lu bilang adek berharga tapi, mana?mana?lu malah lebih peduli sama dia kan?"teriak Dirga lagi.
Bara hanya terdiam perkataan Dirga terngiang di telinganya dan membuat hatinya sedikit nyeri.
"Bara jawab gw"teriak Dirga lebih keras dari sebelumnya.
Bara sedikit tersentak.
"Maaf dir gw gak bisa milih antara mereka berdua tolong biarin gw sendiri gw...gw gak tau apa yang harus gw lakuin"ucap Bara lalu pergi dari sana.
Dirga hanya melihat kepergian bara dengan menghela nafas.
Disisi Vero.
Vero keluar gerbang sekolah dengan berjalan kaki,lalu di mana motor anak itu?
"Gw lagi males balik mending gw jalan jalan di deket taman sekolah ajalah"gumam Vero.
Vero yang menyebrang tak melihat mobil dengan kecepatan tinggi dan
KAMU SEDANG MEMBACA
Alveeron Stephen A.
Teen FictionTentang Vero si anak berandalan dengan segala tingkah lakunya dan masalah yang ia hadapi lalu bagaimana jika seorang Vero si pembangkang dan berandalan bertemu orang yang mengaku ngaku sebagai orang tuanya? "anjir! Lu siapa ngaku ngaku jadi ortu gw...