Awal dari akhir
:-)--------------------
Cheara menginjakan kakinya kedalam kelas yang disambut oleh tatapan heran dari teman sekelasnya termasuk Andin si ikatan cinta.
"Ngapain loe semua liatin gwe?" tanya Cheara meninggikan suaranya, pasalnya bukan hanya teman sekelasnya bahkan tatapan satu sekolah aneh.
Entahlah semenjak ia meninggalkan lapangan dan mengantar Delan ke kelas barunya, semua tatapan siswa siswi seperti Psikopat gembel.
"Delan? Kenapa bisa Che?" tanya Andin setelah Cheara duduk disebelahnya.
"Entar gwe jelasin," titah Cheara, dan langsung menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya di atas meja. Bukan tidur, cuma merenung kejadian dari semalam samapai tadi pagi kalau kalian kepo.
Cheara coba mengingat ngingat apa kaliamat yang diucapkan Delan semalam.
Flasback#on
Delan membantu melepaskan helm yang dikenakan Cheara, karena melihatnya kesusahan saat membukanya.
"Makasih," Bukannya menjawab sama-sama Delan malah mengukir senyuman yang berarti sama-sama. Dasar murah banget sih lan senyum loe, sama gwe mah kagak.
"Gwe masuk dulu,"
"Sampai jumpa besok," ucap Delan dan mengelus lembut kepala Cheara.
Cheara yang mendengar hanya mengerutkan dahinya dan langsung masuk setelah kepergian Delan.
Flasback#off
Setelah mencerna dengan baik didalam otak, Cheara akhirnya tersadar.
"Ah bangsat, ternyata itu maksud dari ucapan Delan tadi pagi." Cheara terus bergulat dengan pikirannya. Ah itu mah dasar loe cheara yang lemot mikirnya.
----------
Galang melirikan matanya ke arah Bima, mengkode untuk menanyakan sesuatu ke Delan. Ya yupss yess! Delan satu kelas dengan 5 cecunguk ini.
'Brakk'
"Heh loe," Bima menggebrak meja di hadapan Delan, dan dihadiahi tatapan maut milik Delan. Seketika nyali Bima ciut. Makannya sok sokan berani sih loe anak buaya.
"Eh, kanalin gwe Bima. Kalau loe ada kesusahan tanya aja ke gwe," jawab Bima cepat, setelah meliahat tatapn membunuh dari Delan.
Delan yang melihat Bima mengulurkan tangannya tanda memperkenalkan diri hanya menatap datar.
"Delan," ucap delan tanpa menjabat tangan bima, dan memasang earphone di kedua telinganya. Bima yang melihatnya langsung menarik tangannya dan kembali menghadap belakang.
Jadi disini Cheara menitipkan Delan kelima Cecunguk ini, yang kebetulan mereka satu jurusan Mesin.
"Anjirrr, itu anak orang si markonah dingin banget kayak kulkas 100 pintu," Adu Bima ke 4 Cecunguk yang berada di belakangnya.
"Gimana sih loe?" tanya Kriss yang duduk di atas meja belakang bangku Galang dan Vendi.
"Loe aja sana samperin, bisa beku gwe duduk sama dia," Gerutu bima sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALANCE ✔️
Teen FictionBALANCE, Tidak Cheara sangka ternyata bukan hanya rumus akuntansi dasar yang pada akhirnya harus balance. Namun kehidupan, peraturan, hubungan, dan segala hal juga harus BALANCE. "Ini kita gak bisa kaya kolom debit dan kredit yang bersama-sama dalam...