23.

7 6 4
                                    

'Jadi gini... Maunya gimana?'

_________

Gelak tawa terdengar dari ruang khusus pasien VVIP, mata Cheara bahkan tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata karena mendengar celetukan dari salah satu temannya di sebrang sana.

"Eh, jangan ejek Bima terus nanti nangis dia...." Ucap Vendi yang sekarang nongol di kamera video call milik Cheara sehingga membuat pasang mata di layar handphone itu melotot kaget.

Terdengar suara dan nada tidak terima di sebrang sana karena melihat Vendi bisa satu layar dengan Cheara, sedangkan mereka masih jauh dari kota Jakarta.

"Gwe juga mau deh jadi pasien si Cheara, enak banget bisa di urusin tiap hari sama Cheara" Suara kriss terdengar tidak terima yang berhasil membuat Vendi tersenyum menang.

Cheara hanya diam dengan senyuman nya dan melirik sesekali kepada Vendi yang sekarang memilih memainkan game pada tab miliknya, kemudian ia fokus kembali pada layar handphone nya yang menampilkan empat temannya.

"Eh, kapan loe lang baliknya?" Tanya Cheara pada Galang yang sekarang terlihat sibuk dengan berbagai berkas di mejanya namun ia masih menyempatkan waktunya untuk menyapa temannya melalui video call.

Galang yang sekarang masih di Inggris, menurut ceritanya sih setelah menyelesaikan kuliahnya Galang di suruh menjalankan perusahaan rintisan di sana sehingga ia belum sempat bertemu dengan teman-teman nya di Jakarta.

"Kayaknya bulan depan deh, setelah gwe berhasil dalam proyek ini gwe bakal balik Indonesia" Jawabnya sesekali melirik ke arah kamera, fokusnya ia bagi dua dengan pekerjaan.

"Anak kantoran nih boss, senggol dong!" Tambah Bima yang sekarang sepertinya sudah kelihatan santai.

Ngomong-ngomong dengan bima, sekarang ia memilih menjadi guru penjaskes SMP. Tetapi, itu tidak lepas dari ekstrakurikuler dance dan mempengaruhi murid nya untuk terjerumus menjadi fanboy EXO-L sepertinya. Seharusnya guru seperti ini perlu di hindari, namun Bima malah jadi guru favorit karena ketampanannya yang mirip dengan oppa-oppa Korea.

"Ki, loe masih di Yogyakarta?" Tanya Galang yang membuat lelaki itu sekarang memfokuskan matanya ke arah layar handphone miliknya.

"Iya nihh, tinggal satu desain rumah lagi" Jawab nya.

Dari teman-teman kami Riski memilih menjadi arsitektur, emang kemampuan nya sangat jauh dari kata keren. Cheara pikir gambaran-gambaran yang ada di buku tulisnya dulu adalah gambar biasa saja, ternyata Riski sudah mengasah bakatnya sedari dulu.

"Krisss... Yang akur ya sama sodara" Bima balik membalas ledekan untuk Kriss.

Kriss yang mendengar nya hanya memutar matanya jengah, merasa tidak habis pikir kenapa ia memiliki sodara seperti Rasya yang memerintahnya seenak jidat saja.

"Jagan bawa-bawa dia, pengin muntah gwe dengar nya" Jawabnya kesal.

"Yang akur ya nakk...." Ledek Galang.

"Mantan loe tuh, ra" Balas Kriss membawa Cheara yang memilih ketawa saja sedari tadi.

"Lah kok gwe? Nyebelin loe mah, dah lahhh gwe matiin..."

BALANCE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang