9

58 63 4
                                    

Meliaht caver, tanpa melihat isi?

-Cheara


-----------------

Delan Bumianji, niatnya pergi kerumah pamannya alias unclenya untuk menyampaikan sesuatu yang penting dari Romonya alias papahnya.

Namun rumahnya sepi dan ia memutuskan untuk pergi ke cafe milik unclenya itu. Mata Delan menyorot object dihadapannya yang kini berkutat dengan seseorang untuk mengantarkan pesanan

Ia memperdalam kembali matanya, takut matanya lah yang bermasalah karena terlalu sering memikirkannya dari 3 tahun yang lalu.

"Akhirnya" gumamnya pelan

Langkah Delan memasuki cafe dan memesan se cup drink. Berjam jam ia duduk didekat kaca jendela, akhirnya seseorang yang ditunggu menghampirinya.

"Ekhemm, permisi mas. Kafenya mau tutup, besok buk.." Suaranya terdengar dengan jelas oleh kedua telinga Delan, suara yang mendadak hilang dari 3 tahun lalu akhirnya ia mendengarnya kembali

"Haii, gwe tunggu diluar" Ucap Delan cepat seolah tidak ingin membuatnya bingung dengan kedatangannya

Penantian Delan setelah 3 tahun akhirnya terjawab dengan hari ini, ya walaupun pertemuan tidak sengaja. Ia tidak akan melepaskannya dan meninggalkannya seorang diri seperti dulu lagi.

---------

Seorang anak  terlihat semangat keluar dari sebuah rumah sederhana.
Wajahnya seketika berubah drastis, wajah yang tadi semangat seolah menyambut pagi dengan ceria sekarang digantikan dengan wajah datar.

"Haii.. " Sapa Delan, Dinda yang melihatnya kembali masuk kedalam rumah

Tidak lama kemudian keluar seseorang yang ia tunggu tunggu sedari tadi, wajahnya terkejut terheran heran seperti ekspresi sebelumnya di cafe dan di halte. Sedangkan kedua anak kecil dibelakangnya menatap tanpa kedip

"Suho.. " Guamam cheara namun masih terdengar jelas oleh telinga Delan

"Suho? Sama seperti teman kamu pas di cafe..haha" Ucapnya tanpa dosa bertamu kerumah orang ditengah pagi buta dan diiringi tawanya yang terdengar garing

"Ehh, lan ngapain? " Tanya cheara menetralkan suaranya

"Jemput " Jawabnya singkat

"Gak, gk usah. Lagian aku mau anterin adek aku dulu" Tolak Cheara

"Emang gak bakal kesiangan? " Tanya Adi, melirik jam di tangan kirinya yang pemberian ayah

"Pastii" jawab Delan cepat

"Gak usah dianter kak, sepeda adi udah dibenerin kok. Adi sama dinda biar naik sepeda aja" Jawab adi seolah ia peka dengan keadaan

" Yuk din, kita berangkat entar telat lagi" Ajak Adi namun dinda tidak merespon, tatapan mata Dinda masih tertuju dimana Delan berdiri. Hello dekk sadar dek, masih bocah juga kalau yang seger mah tau aja

"Dekk, " Cheara menepuk pelan pundaknya

"Ehh," Dinda terkejott, udah pasti ia menghalu

"Kaka ganteng, kayak cowok di Handphone nya bang Bima" Dinda berkata jujur, ya allah bimm virus loe samai ke anak bocah harus dibasmi tuh anak kayaknya

"Dinda, besok besok kalau bang Bima kesini kamu jangan ikut ikutan nonton ya" Nasihat Cheara

"Tapi memang bener ya kak, cowok se tapan yang ada di Hp bang galang itu ada" Jawabnya polos sambil menunjuk Delan. Iya ada Dinda, itu tuh bukan imaginasi tpi asli alias real

BALANCE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang