12

64 64 5
                                    

Berhenti ngeluh, semua yang dipaksakan dan diluar kendali akan berjalan sia-sia.
-Vendi

Disini masih di Uks, sedari tadi Vendi mendengarkan pembicaraan antara cheara dan Delan. Namun ternyata ada orang yg jauh lebih parah dari kehidupannya.

'Srekk..'

Vendi membuka kain yang menutupi sebagai tanda pemisah antara kamar satu dengan kamar yang lainnya.

Cheara yang tengah melamun, tersontak kaget karena ada seseorang dibilik sebelah

"Vendi.. " Gumam cheara pelan

Vendi dengan cepat pindah ke kasur Cheara, memeluknya erat seolah ingin menghapus penderitaan Cheara selama ini

Cheara yg merasakan bahu Vendi bergetar bertanda sekarang Vendi tengah menangis, langsung membalas pelukannya

"Sorry.. " Ucap Vendi lirih, Chaeara sebenarnya tidak paham apa yg terjadi. Namun merasakan pelukan Vendi seperti ini, ia bisa merasakan apa yang diderita Vendi selama ini

"Gak, loe gak salah apa2" Ucap Cheara menghapus air mata Vendi yg masih mengalir deras kayak sungai ciliwung

"Gwe gak bisa jadi sosok abang yg baik Che.. " Tekan Vendi lagi, menyeka air matanya kasar

Dapat terlihat sebagian rambut bagian belakangnya berdiri tepatnya pas ubun2. Cheara hanya bingung apa yg terjadi dengan Vendi?

"Kenapa loe gk pernah cerita sebelumnya, che? " Tanya vendi setelah menarik nafasnya dalam2, Rambut yang tadi berdiri juga sudah kembali rapih lagi.

"Maaf, gwe cuma gak mau kalian trbebani" cheara menduduk menghapus bekas air mata yg mengalir

"Galang tau? " Cheara yang mendengar hanya menganggukan kepala

"Jauh2, dari orang2 yang sering berbuat kasar! atau mental loe akan semakin memburuk, loe mau? " Jelasnya

"Gak bisa ven, gwe susah ngendaliinnya" Cheara menjeda "Semakin gwe ngehindar sesuatu yang berbau kekerasan, itu semakin merasa gwe terancam" Sambung cheara

"Tapi gk seharusnya loe ngelampiasin sama diri loe sendiri, loe lama2 bakalan mati Cheara.. " Suara tegas Vendi menandakan kekhawatiran

Vendi menarik tangan kiri Cheara, dan melepaskan Hand Band yang selalu melekat. Terlihat dengan jelas, banyak bekas sayatan bahkan ada luka yang sepertinya masih baru.

"Lihat.. Kalau loe terus menerus nurutin nafsu loe, bukan hanya loe yang dalam bahaya tpi orang disekitar loe juga, chee"

"Ah, apaan sih loe. Maksud loe gwe bakal ngelukain orang lain gituh? Psikopat dong? Hiii serem.. Hahhaha" Cheara malah menanggapinya dengan candaan, angellll angelll susah diajak serius ah

"Chea.. "

'Ceklek.. '
Suara pintu dibuka dari luar, segera Cheara memakai kembali Hand band yang sengaja dibuka vendi

"Cheara sayangg..  " Kriss menerobos masuk bahkan Delan juga belum selesai membuka pintu. Perlu disantet emang tuh orang

"Loe gpp? "Tanya Bima menarik tangan Riski yng sudah duduk didekat Cheara

"Monyet loe" Riski tak terima

"Sejak kapan udah di sini Ven? "Tanya galang duduk di kasur sebelah

"Kepo loe" Vendi tak menanggapinya

"Akhhh, sakit cheara bagongg" Teriak Kriss karena kupingnya ditarik Cheara

"Mampus biar putus sekalian.. " Cheara melepas telinganya, terlihatlah bekas yg memerah. Bandell sih loe mah, kayak bocah nyolong mangga tetangga

BALANCE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang