19

13 11 1
                                    

'Tidak semua bisa dilihat dengan mata'

_______

Kedua mata Cheara merah dan membengkak, ditambah rambut basah dan bajunya yang basah membuat dia semakin kacau.

"Kamu bersihin diri dulu, aku pergi ke apotek sebentar" Ucap Delan langsung pergi tanpa menunggu jawaban cheara

Cheara langsung memasuki rumah, dan membuka hp nya karena ada notif. Barangkali notif tersebut berasal dari seseorang yang sedari tadi Cheara tunggu

Mata cheara kembali berkaca-kaca, setelah membaca pesan dari galang yang mengirim sebuah foto. Seketika dadanya semakin sesak, Cheara semakin paham kenapa hp Rasya susah dihubungi

Galang kk pungut
Gwe minta loe tinggalin dia!✔️✔️

Tanpa ingin membalas pesan dari galang, Cheara langsung memati dayakan hp nya itu. Dan segera memasuki kamarnya.


Entah apa yang ada dipikiran Delan, ia sungguh tidak paham akan hatinya sekarang. Disisi lain ia ingin melupakan Cheara, tapi hati kecilnya tidak ingin itu terjadi.

Menurut Delan Cheara masih sama dengan cheara yang delan kenal dulu, cheara hanya berbeda dari segi penampilan nya saja sekarang.

Cheara masih membutuhkan lindungan Delan, ditambah kejadian tadi membuat Delan semakin ingin terus menerus berada didekat Cheara. Persetanan dengan status cheara yang sudah memiliki hubungan dengan rasya.

"Dion bajingan!" Umpat Delan kepada seseorang yang ia kenal, mengingat nama Dion sudah membuatnya emosi.

Kalau mengingat Dion bukan temannya pasti Delan sudah membunuhnya tadi, bisa dikatakan teman karena Dion adalah teman basketnya.

Delan segera memarkirkan motornya diperkarangan luas kontrakan Cheara, dan segera memasuki rumah Cheara yang tidak dikunci.

Dilihatnya kini cheara tengah duduk menunggu kedatangan Delan disofa ruang tamu, wajahnya sudah terlihat bugar namun masih terlihat sembap.

Rambutnya ia ikat sembarangan dengan baju santai dan celana diatas paha, matanya mengikuti kemana Delan berjalan.

"Dinda sama Adi sudah tidur?" Tanya Delan basa-basi setelah duduk disebelah Cheara, Cheara hanya menganggukan kepalanya bertanda iya

"Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Delan yang sudah duduk disebelah Cheara sambil membuka keresek obat yang ia dapat dari apotek.

"Ngak papa" Jawab Cheara sambil sesekali menggaruk ditangan kirinya.

"Jangan terus digaruk" Perintah Delan lalu mengoleskan obat salep pada bagian yang berbentol merah.

"Delan" panggil Cheara

"Lan.."

"Delan, aku gak bisa didiemin gini" Rengek Cheara, tanpa mengubris perkataan cheara Delan segera beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya kedapur.

Mata Cheara mengikuti Delan pergi, lalu kembali melihat delan berjalan kearahnya dengan tangan memegang segelas air lalu meletakkan diatas meja dihadapannya.

BALANCE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang