🗝️ Pertemuan

29.8K 8.5K 4.9K
                                    

🎼 DAY AND NIGHT-Jung Seung Hwan
Kudu setel musik ini pas baca part ini

Punten, absennya yerobun~

Oh ya buat yang tanya kenapa zefmon gak ada kabar dan gak ada sg, hari kemarin itu cukup berat buat zefmon secara mental jadi memilih diam dan malas meladeni, jadi maaf ya gak balas pesan kalian atau DM. But thanku somacc udah nulis di wall, neomu sarangek

Kalian pernah gak sih di fase muak dan males aja gitu ngelakuin hal yang dulu menyenangkan. Gue gitu, hal menyenangkan itu bisa jadi toxic, bikin enek. Gue males pas buka wattpad, berasa toxic kadang. Believe or not tapi gue ngerasain itu.

Pagiku jauh lebih indah dari biasanya, tahu kenapa? Yap, betul! Ada cogan di belakang ku! Kapan lagi coba di penjara sama cowok ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagiku jauh lebih indah dari biasanya, tahu kenapa? Yap, betul! Ada cogan di belakang ku! Kapan lagi coba di penjara sama cowok ganteng.

Aku sering menemui aktor yang bisa membuat fans wanita terpesona, tapi Ry tidak pernah ada di jejeran aktor itu. Kalau kubilang Ry in another level. Membucin sejak pagi mungkin akan jadi hobi baruku.

Seperti sekarang saja contohnya, aku menghabiskan pagi untuk menatap wajah Ry yang sedang tidur sambil tersenyum idiot. Tak peduli meski harus duduk jongkok macam pose mau eek di depannya. Seperti tidak puas melihatnya dari jarak aman, aku maju lagi hingga bisa melihatnya dari jarak dekat.

Kening Ry mengernyit, terdengar lenguhan dari mulutnya yang tertutup rapat. Aku rasa mungkin dia sedang bermimpi buruk eh atau mimpi enak?

"Ibu..."

Ibu? Jadi dia sedang memimpikan ibunya ya? Ry terus saja mengulangi igauan yang sama. Jika tadi aku hanya diam melihatnya, tapi tidak dengan sekarang, aku memegang tangannya, barulah Ry berhenti mengingau.

"Ibumu di sini." ucapku menenangkan, tidak bermaksud sok ingin menjadi ibunya, aku bilang gitu agar Ry yang sedang bermimpi merasa ibunya benar-benar ada di sisinya.

"Kau bukanlah ibuku, ibuku tidak cebol dan menyusahkan macam kau!"

Kaget aku! Ternyata Ry sudah bangun, dia bahkan sadar sepenuhnya sekarang. Eh, tapi kenapa dia tidak menepis tanganku?

Aku berusaha melepaskan tanganku tapi Ry malah memegangnya lebih kuat. Aku memelototkan mataku padanya.

"Apa, hm?" tanyanya sok nggak tahu.

"Tangannya tolong dikondisikan!" Ry bukannya tidak sadar, ia tahu sedang menggenggam tanganku tapi sengaja dia pegang terus, mungkin untuk mengusiliku lagi.

BEHIND THE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang