🗝️ Pelukan Rahasia

32.5K 8.6K 3.5K
                                    

🎼DOOR-JEONG SEWOON
ini lagunya bagus bgt, monangis.

Kalian kudu denger.

Absennya dulu yuk sebelum tamat!

Sudah siap untuk ending?

Waktu terus berlalu, jam pasir biru itu kian penuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berlalu, jam pasir biru itu kian penuh . Sampai detik ini juga Ry terus berusaha membuatku tetap hidup seperti janjinya. Mungkin aku sudah mati jika Ry tidak menyalurkan energinya padaku setiap hari, sebagai gantinya, tubuhnya yang melemah.

Meski mual, aku juga harus makan daging mentah setidaknya sekali sehari. Itulah caraku bisa tetap bernafas hingga detik ini.

Waktu untukku melahirkan sudah di depan mata. Bagi serigala, hanya perlu waktu sekitar dua bulan untuk mengandung.

"Ry, geli, hahahah..." aku terkekeh geli manakala Ry sengaja menciumi perutku. Ry ikut tertawa melihatku kegelian. "Hentikan. Gimana aku mau tidur kalau kau melakukan itu."

Ry selalu saja begitu, meski tidak mengatakannya secara gamblang, aku tahu dia berusaha membuatku tetap tertawa meski kami sama-sama tahu hari mengerikan itu sudah di depan mata.

"Deluna," Ry duduk berjongkok di dekat ranjangku, senyumnya tak pernah pudar sejak malam dia menangis di pelukanku. Seolah tanpa pembicaraan resmi, kami berdua sepakat untuk terlihat bahagia meski tahu di depan sana, kami mungkin tidak akan tersenyum dengan baik.

"Ada apa Hm?"

"Siapa nama yang akan kau berikan untuk anak kita?" tanyanya lembut, diusapnya tanganku di pipinya.

"Nama ya?" aku berpikir sejenak, merasa sedih karena saat anak kami lahir mungkin aku tidak akan melihatnya. "Bagaimana denganmu? Kau ingin memberi dia nama apa?"

"Kau ibunya, berikanlah dia nama terbaik yang membuatnya selalu mengingat orangtuanya." karena Ry terus memintaku yang memberikan nama, maka aku putuskan untuk memikirkan nama yang terbaik untuk anak kami.

"Kalau begitu, jika dia perempuan beri nama Deluna." wajah Ry menunjukkan sedikit ketidaksukaan saat aku mengatakan itu.

"Kenapa harus sama dengan namamu?"

Aku tersenyum, menyentuh keningnya. "karena jika suatu saat kau merindukanku, kau bisa melihat dan memanggil namanya."

"Kau pikir aku tidak terluka saat aku mengatakan itu? Kalau anak kita laki-laki berikan nama dia Ryshaka, panggil dia ketika kau merindukanku. Apa kau tidak akan terluka saat aku yang mengatakan itu?"

Di sela-sela percakapan kami, dari luar terdengar keributan. Aku dan Ry saling pandang, hanya ada Theo dan Lunar di luar sana, lalu darimana datangnya sumber keributan ini?

BEHIND THE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang