🗝️ Siapa Namamu?

36.9K 9.5K 9.8K
                                    

🎼NIGHT AIR-DOYOUNG
Kane banget lagunya buat part ini, kudu donlot dulu sebelum baca.

Punten, absennya yerobun~

"Membuat Ry membencimu ya?" Theo menanyaiku balik, seakan ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Membuat Ry membencimu ya?" Theo menanyaiku balik, seakan ragu. "bukankah tanpa kulakukan dia sudah membencimu sejak dulu,"

Lebih jleb dengarnya.

"Mungkin kau akan terluka jika mengetahui ini, tapi alasan sebenarnya Ry menikahi untuk hanya untuk membuatku kesal, dia merasa puas ketika berhasil merebut milikku."

"Bukan karena dia ingin melindungi Isabelle agar gadis itu bisa terus maju menjadi calon Ratu?"

"Tidak. Yang aku tahu itulah tujuan Ry, dia pernah membisikkan itu setelah kami latihan beradu pedang."

Aku ingat adegan itu. Ry memang berbisik lalu meninggalkan lapangan latihan. "boleh aku tahu apa yang ia katakan padamu?"

"Ya... Hanya semacam ancaman kekanakan. Dia bilang dia akan merebut sesuatu yang sangat aku jaga dan cintai. Dirimu." Theo mendekatiku. "tapi aku tidak perlu takut lagi karena aku tahu sejauh apapun kau pergi, hanya aku tempatmu kembali. Bertahanlah sebentar lagi."

"Kalau begitu lepaskan Isabelle." tantangku, ingin menguji ketulusannya. Tapi Theo tetap menolak.

"Tidak, aku butuh dukungan dari kerajaan Ayahnya untuk memperkuat posisiku, untuk bisa menjatuhkan kedudukan tahta Ayahku, aku harus punya sekutu yang kuat. Jika kulepaskan Isabelle sekarang maka semua rencanaku gagal total. Kau paham kan?"

"Eumh. Aku sangat paham." aku menatapnya kemudian memberikan senyum kecewa. Pantas jika Lunar memilih meninggalkanmu.

Tiba-tiba saja Theo mencengkram tanganku. Aku kaget, terlebih karena dia ingin menciumku. Ketakutan, aku langsung memejamkan mataku, memiringkan kepalaku untuk menghindarinya.

"Sebenarnya siapa kau?"

"A-apa maksudmu?"

Theo langsung mengendurkan cengkraman tangannya dipergelangan tanganku.

"Lupakan. Mungkin hanya perasaanku." ia menunduk, ucapannya tadi itu seakan menyiratkan dia telah merasakan sesuatu yang berbeda denganku. Akan bagus jika dia menyadarinya sendiri tanpa kuberitahu.

Kami berpisah, saat kembali ke tempat penginapan yang memang disediakan untuk keluarga kerajaan, jalanku kembali terhadang oleh seseorang.

"Violet?"

Gadis itu berdiri memangku tangan menatapku sinis. "aku melihat semuanya." sebuah senyum picik terpatri di wajahnya. "sudah memiliki suami tapi masih berani bermain api di belakang suamimu ya?"

"Jika kau hanya ingin bilang itu, menyingkirlah. Kehadiranmu hanya akan menghalangi jalanku." aku tak kalah sinis. Sedang dalam mode tak ingin berdebat apalagi dengan Violet. Moodku bisa tambah kacau.

BEHIND THE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang