PSS-12

2.4K 310 13
                                    

Akhirnya mereka berdua membawa makanan mereka kerumah karna emang udah malam ditambah besok harus bangun pagi buat sekolah. Diperjalanan Shirin sebenernya udah ngantuk berat cuma sama Shirin ditahan biar nggak tidur kasihan Sunghoon kalau harus nyetir sendiri.

"Ada permen nggak sih?"tanya Shirin yang sudah lemas karna mengantuk.

"Nih"ucap Sunghoon seraya mengeluarkan permen kopiko dari sakunya.

Shirin mulai membuka bungkus permen itu dan mulai menikmatinya. Walaupun tak terlalu membantu untuk mempending rasa kantuknya seenggaknya dia ada kegiatan yaitu membolak-balikkan permen didalam mulutnya.

"Hun gue tuh ya sebenernya pengen tinggal dirumah yang lebih kecil kalau bisa mah apartment aja gitu. Rumah yang kita tempatin sekarang tuh kegedean tau! Males banget kalau harus beresin rumah segede itu apalagi untuk 3 hari kedepan kita belum ada pembantu"

Shirin hanya bicara asal karna dia tak mau dirinya dan Sunghoon kehabisan topik dan itu bakalan berpengaruh buat matanya yang sudah tidak kuat lagi.

Dan untuk soal pembantu memang orangtua Shirin memberi informasi kalau mereka harus memilah pembantu yang cocok untuk Shirin dan Sunghoon.

"Aku sih sebenernya juga pengen gitu tapi gimana lagi kan udah dibeliin juga"helaan nafas Sunghoon menembus keheningan setelah ia berucap.

Jalanan menuju rumahnya memang tampak sepi mungkin memang setiap malamnya seperti itu. Komplek didaerah rumahnya ini memang berpenghuni tapi akan ramai dipagi hari saja. Jika sudah memasuki angka 4 malam akan sesepi itu.

Daerahnya hanya ditempati oleh orang-orang yang gila dalam pekerjaan. Karna mereka akan ramai dipagi hari untuk memulai aktifitas mereka dan sepi kemudian karna tak ada orang.



Given or taken~~



"Kaget bego!"sentak Shirin memegangi dadanya.

Karna suara nyaring itu terdengar dari ponsel Sunghoon yang berada di dashboard mobil.

"Kurang kenceng pak"ketus Shirin seraya mengusap-usap dadanya karna masih kaget.

"Sorry"ucap singkat Sunghoon yang langsung mengangkat panggilan itu.

"Sorry sorry"ketus Shirin.



"Apa hyung?"

"Hyung? Lo kan anak tunggal bego itu hyung siapa? Mabok lo! "tanya Shirin kaget dengan Sunghoon.

Padahal bisa saja dia berpikir kalau itu kakak kelas Sunghoon atau teman Sunghoon lainnya. Ya karna keadaan otaknya yang lelah saja mungkin membuat sistem kerja otaknya menurun.


"Soobin"timpal Sunghoon seraya melirik Shirin.



"Shirin sama lo?" suara Soobin dari sebrang sana bisa didengar Shirin lewat ponsel Sunghoon.

"Ishhh Kepo!"teriak Shirin tepat ponsel dan telinga Sunghoon.

Untung saja Sunghoon orangnya sabar mungkin kalau tidak Sunghoon sudah memukul mulut Shirin saat itu juga.

"Yaudah, jagain dia jangan boleh keluyuran malem-malem awas aja kalau sampai ketahuan gue keluyuran malem-malem gue seret si Shirin kedepan Nyokap. Bisa-bisanya anak cewek keluyuran malem-malem"

Tut....





"Lah nggak jelas banget! Itu orang nggak jelas banget! Untuk Oppa sendiri bukan anak angkat"

Shirin sebenernya tau kalau Soobin mungkin sudah diberitahu oleh Heesung. Tapi tak apa asalnya ada Sunghoon dia akan aman ada yang membela.

"Mangkanya jangan pulang malem-malem"peringat Sunghoon.

Perjodohan√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang