PSS-38

2.4K 350 52
                                    

Sejak saat itu Jake selama 3 hari tak pernah terlihat dimata Shirin. Bahkan dia juga tak pernah masuk sekolah padahal beberapa hari lagi sudah ujian kenaikan kelas.

Entah masalah apa yang dihadapi oleh Jake, Shirin tidak tau karna Shirin juga tak mau bertanya langsung kepada Jake. Shirin juga sudah mulai fokus dengan Sunghoon yang akhir-akhir ini sangat manja padanya.

"Rin pengen peluk"rengek Sunghoon yang sedang berbaring diatas ranjang, sedangkan Shirin yang masih sibuk dengan kegiatannya yaitu mengoleskan masker pada permukaan wajahnya.

Hari ini libur sekolah jadi mereka berdua sedang bermalas-malasan dirumah. Semua pekerjaan rumah sudah mereka serahkan kepada pembantu rumah. Karna pembantunya sendiri yang tiba-tiba meminta kerja lembur untuk hari ini.

"Bentar"ujar Shirin sedikit tidak jelas karna area sekitar mulutnya sudah ia beri masker.

"Baby cepet"pinta Sunghoon.

"Sunghoon! Yang baby itu lo bukan gue! Jadi berhenti panggil gue Baby!"protes Shirin karna dia sangat amat risih dengan panggilan "Baby" dari Sunghoon.

"Kamukan Baby nya Sunghoon, trus aku baby nya kamu"timpal Sunghoon seperti anak kecil.

"Gila!"maki Shirin.

Shirin yang awalanya sibuk menatap cermin itu tiba-tiba teringat sesuatu.

"Aaa.... Gue lupa mulu mau cerita ke Nancy tentang hubungan kita"ujar Shirin yang menghentikan acara maskernya itu.

Shirin sangat amat lupa akan hal itu karna memang dirinya dan Nancy akhir-akhir ini juga jarang bertemu. Itu juga karna Nancy yang sedang dimabuk asmara itu lebih sering bersama Yeonjun daripada dirinya.

Shirin juga lebih sering dirumah daripada keluar keluyuran karna beberapa hari ini Mamanya sering berkunjung kerumahnya. Terkadang juga Shirin dan Sunghoon disuruh untuk menginap dirumah orang tuanya Sunghoon.

"Udah tua sih"ujar Sunghoon lalu menutup mulutnya sendiri. Setelah dia sadar kalau ucapannya itu bisa saja mengundang amarah istrinya.

"Apa?"Shirin langsung menatap tajam kearah Sunghoon.

"Canda"timpal Sunghoon seraya cengar-cengir.

Shirin tak terlalu ingin meladeni Sunghoon karna dirinya tak ingin menghabiskan energinya untuk meneriaki Sunghoon.

"Nanti anterin gue keapartementnya Nancy. Lo harus ikut bantuin gue jelasin ke dia tentang hubungan kita. Kalau bisa sedetail-detailnya biar dia nggak tanya mulu"ucap Shirin seraya melanjutkan aktifasinya.

"Gampang"saut Sunghoon.

"Gampang-gampang! Awas aja sampai sana ngeblank!"ketus Shirin memperingati Sunghoon.

"Rin kamu lama"ucap Sunghoon seraya berjalan mendekat kearah Shirin.

"Sabar dong!"ketus Shirin.

Entah Shirin yang pemarah atau memang Sunghoon yang suka membuat Shirin naik darah. Kalau Shirin sudah berhadapan dengan Sunghoon pasti Shirin akan sangat jarang menggunakan nada rendah, lemah lembut dan santun.

"Aaaa Sunghoon... "

Sunghoon langsung mengangkat badan Shirin membawanya keatas ranjang. Padahal Shirin belum selesai dengan maskernya. Dan langsung memeluk tubuh Shirin yang berbaring dengan posisi tidak benar.

"Sakit aah... "rintih Shirin saat kepalanya kejedot punggung ranjang.

"Rin... Ngapain kamu desah!?"

Perjodohan√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang