Prolog

7.5K 454 7
                                    

Pesta pernikahan digelar cukup mewah tapi hanya mengundang orang-orang penting dan tentunya sangat privasi. Pengusaha-pengusaha kaya sekarang sedang asik berbincang dengan pengusaha lainnya.

"Membosankan"gumam Shirin membuat Sunghoon yang berada disampingnya itu menoleh.

"Lo nggak suka ya?"tanya Sunghoon hati-hati.

"Ha?"refleks Shirin karna tak mengerti maksud Sunghoon

"Lo nggak suka sama acaranya?" tanya Sunghoon.

"Nggak suka bangettt. T nya dibanyakin" ucap Shirin kesal.

"Gue juga terpaksa tapi apa boleh buat udah terjadi"ucap Sunghoon diakhiri helaan nafas berat.

Seusia anak SMA kelas 2 memang pernikahan adalah hal yang cukup tak menyenangkan.

"Ah berat banget nih gaun"keluh Shirin.

"Kalau capek duduk aja"ucap Sunghoon lembut.

"Dari tadi kek!"ucap Shirin ketus.

"Capek berdiri terus!"

"Yaudah duduk"ucap Sunghoon seraya membantu membenarkan gaun Shirin.

Akhirnya Shirin dan Sunghoon duduk.  Melihat bahkan memantau sekitar mereka. Mata Shirin tak pernah lepas dari seorang Namja yang sudah lama ia cintai.

Jay Park lelaki yang sudah lama Shirin incar itu tengah berdiri disamping Ayahnya. Dia menatap dengan tatapan yang sulit untuk dialihkan.

"Lo suka sama dia?"tanya Sunghoon tiba-tiba seraya mengikuti arah pandang Shirin.

Shirin tersenyum seraya mengangguk. Semudah itu Shirin berganti mood yang awalnya kesal dengan acara yang membosankan ini.

"Oh ya.. "ucap Shirin seraya memutar kepalanya menghadap Sunghoon.

"Aish! Lo tuh jangan deket-deket!" ketus Shirin saat dia hampir saja menyentuh wajah Sunghoon yang ada disampingnya.

"Sorry"ucap Sunghoon seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo risih nggak kalau nanti lo tidur sama gue?" pertanyaan Shirin itu langsung membuat Sunghoon terdiam.

"..em.. Gue nggak tau"timpal Sunghoon.

"Santuy gue kalau tidur kalem kok. Nggak akan nendang lo"ucap Shirin seraya menepuk bahu Sunghoon.

"Emang lo mau tidur sama gue?" tanya Sunghoon yang membuat Shirin kebingungan.

"Maksud gue lo nggak keberatan kalau kita tidur seranjang?"tanya Sunghoon lebih jelas.

Shirin mengangguk-anggukan kepala.

"Gue sih nggak masalah. Pentingkan lo nggak ngapa-ngapain gue"ucap Shirin.

"Lo ada guling berapa dikamar lo?" tanya Shirin tanpa melihat kearah Sunghoon. Cukup tidak sopan tapi Sunghoon juga tak memarahinya.

"Ada" jawab Sunghoon.

"Oke"ucap Shirin yang kembali melihat kearah Jay.

"Sesuka itu lo sama dia?"tanya Sunghoon dengan nada rendahnya.

Terdengar sopan bahkan sangat manis walaupun itu hanya pertanyaan.

"Suka bangetttt sampai cinta"ucap Shirin tanpa rasa malu.

"Kenapa nggak dideketin?"tanya Sunghoon lagi.

"Ish kepo"ketus Shirin.

Setelah percakapan itu Sunghoon memilih diam daripada memancing masalah dengan Shirin. Hanya saja Sunghoon tak mau jika Shirin menjadi badmood karnanya.

Acara berjalan lancar sampai akhir. Setelah acara selesai Shirin dan Sunghoon langsung pulang kerumah Sunghoon dan orang tuanya.

Sebenarnya Sunghoon memiliki apartment tapi jika mereka berdua menggunakan itu. Bisa saja itu akan berdampak pada mereka karna mereka jauh dari orang tua.

"Mandi atau langsung tidur?"tanya Sunghoon seraya membantu Shirin membuka gaunnya.

"Sampe situ aja gue bisa kok"ucap Shirin yang langsung masuk kedalam kamar mandi.

Sunghoon menghela nafas berat. Sekarang ia dijodohkan. Ia sudah punya tanggung jawab yang cukup besar sebagai suami.

Sunghoon berharap jika hubungannya dan Shirin akan bertahan selamanya. Karna sejujurnya pernikahan bukanlah mainan.











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perjodohan√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang