PSS-2

3.5K 404 11
                                    

Pagi hari ini berbeda dari pagi hari yang lalu. Bangun dengan pemandangan yang berbeda dikamar yang berbeda dan situasi yang berbeda.

Shirin membuka matanya dan mulai mengeliat membuat pergerakan kecil. Shirin mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap Sunghoon yang tertidur dengan posisi miring menghadap Shirin.

"Nggak nyangka gue sekarang udah punya suami"ucap Shirin bermonolog seraya memandangi wajah tenang Sunghoon yang sedang tertidur.

"Kita berdua dulu kenal hanya sekedar kenal nama tanpa ada sapa. Tapi sekarang gue udah jadi istri lo dan namja didepan gue ini udah jadi suami gue"

"Gue nggak nyangka sama sekali semua ini bakalan terjadi. Bahkan gue nggak bakalan ngira kalau yang dijodohin ke gue itu lo. Gue dulu ngira kalau yang dijodohin sama gue itu Jay. Dan nyatanya keinginan gue yang gue rencanain itu ditampar takdir yang punya kenyataan"

"Gue sih nggakpapa dijodohin sama lo. Karna lo juga orangnya baik. Gue denger dari anak lain disekolahan kita kalau lo tuh orangnya ramah. Jadi gue nggak kawatir kalau nanti gue kenapa-Kenapa. Ya nggak mungkin dong lo KDRT gue. Semoga aja nggak akan pernah terjadi"

"Astaga"ucap Shirin seraya mengelengkan kepalanya sendiri.

"Gue ngomong sama siapasih"timpalnya sendiri meruntuki tindakan yang baru saja ia lakukan tanpa ia sadari.

Kepala Shirin menoleh menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi kurang 15 menit berarti masih ada waktu 30 menit untuk bersiap-siap sekolah.

Jika Shirin hanya hidup sendiri seperti dulu mungkin dia sekarang masih leha-leha meneruskan kegiatan tidurnya. Tapi sekarang berbeda. Shirin sudah dirumah orang lain dengan status sebagai istri.

"Hun bangun"ucap Shirin seraya menepuk pelan pipi Sunghoon yang masih tertidur lelap didepannya.

Tak mendapati Sunghoon yang berniat untuk membuka matanya membuat Shirin terus menepuk bahkan mencubit pipi Sunghoon sampai terbangun.

"Hun udah pagi"ucap Shirin seraya memainkan kelopak mata Sunghoon

"Aku masih capek"suara serak Sunghoon menembus gendang telinga Shirin saat ini. Debaran didadanya membuatnya tak tenang.

Tangan Shirin sekarang tengah digenggam oleh Sunghoon untuk menghentikan pergerakan Shirin yang menurut Sunghoon sangat menganggu acara tidurnya.

"T-tapi kitakan sekolah"ucap Shirin sedikit tergagap. Shirin langsung menjauhkan tangannya dari kepala Sunghoon.

Sunghoon mulai membuka matanya. Sorot mata teduh itu menyorot manik mata Shirin. Jantung Shirin berdetak tak karuan karna sorot mata Sunghoon yang sangat pekat.

"Tidur lagi. Orangtua kita udah minta ijin kesekolah untuk meliburkan diri. Aku capek masih ngantuk masih pengen tidur lagi"ucap Sunghoon seraya mengusap pelan kepala Shirin dan mulai memejamkan matanya kembali.

Tidak taukah tindakan Sunghoon saat ini membuat detak jantung Shirin semakin tak karuan. Pipi yang memanas tanda sudah merubah warna menjadi merah tomat itu tak bisa disembunyikan.

"Ish apaan sih!" ucap Shirin kesal seraya menepis tangan Sunghoon yang awalnya mengusap kepalanya itu untuk menepis sisi salah tingkahnya akan Sunghoon.

Shirin langsung merubah posisi tidurnya menjadi memunggungi Sunghoon. Untuk menenangkan dirinya dan detak jantunganya yang berdetak tak karuan karna ulah Sunghoon.

'Ini masih pagi dan dia membuatku seperti ini' batin Shirin seraya memegangi dadanya untuk merasakan detak jantunganya.

'Pelankan detakan lo! Gue bakalan malu kalau sampe Sunghoon denger detakan lo' batinnya memarahi jantungnya sendiri.

Perjodohan√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang