JINO

1.7K 269 61
                                    

"Ntar dulu," Nares menahan abang dan adiknya yang ingin bersembunyi.

"Kenapa?"

"Bawa hpbegok! Ntar kalau ada apa-apa tinggal chat!" Ucapnya. Ia langsung mengambil hpnya, dan menyimpannya di saku celananya.

"Wah pintar juga lu, Res." Juna memuji Nares si penakut. Ia mengambil hpnya dan bersiap untuk bersembunyi bersama Mahen.

Seta yang melihat kebodohan itu akhirnya turun bicara, "Kita semua udahmeganghp waktu mati lampu tadi. Lu berdua aja yang kagak." katanya malas.

"Yang perlu kita lakuin sembunyi doang 'kan?" Tanya Cio.

Juan mengangguk. "Iya, sembunyi sampai permainan berakhir."

"Dengerin gue, gimana pun cara nya kita harus menang. Jangan sampai ada diantara kita yang ketahuan." Mahen sebagai anggota tertua memberitahu. Ia akan amat merasa bersalah jika salah satu adiknya terluka.

Mahen sangat yakin, 'orang asing' yang sedang berada di rumah mereka sedang mempersiapkan rencana jahat. Apa pun itu, sudah pasti tidak menguntungkan bagi mereka.

"Kalau bisa kita sembunyi berdua-dua." Sahut Juna.

"Kagak, gue mau sendiri." Jawab Juan. Ia tahu pasti, kalau ia sembunyi bersama salah satu dari mereka, itu pasti akan menimbulkan suara. Entah suara teriakan, suara nafas tertahan, ataupun suara menahan takut. Hal itu akan membuatnya ketahuan.

"Gue sendiri juga." Cio mematikan handphonenya lalu menatap abang-abangnya yakin.

"Gue sendiri." Ucap Jero. Ia punya rencana untuk saat ini. Rencananya hanya akan menyelamatkan dirinya sendiri.

"Gue juga, gini ya, kalau kita sembunyinya berdua dua, satu ketemu, satu lagi juga ikutan ketemu." Hiron menjelaskan.

Gion menyiritkan alisnya, "Ya gapapa dari pada lu sendiri terus pas ketahuan gak ada yang nolongin?" ujarnya sedikit kesal.

"Udah-udah, terserah aja. Pokoknya jangan sampai ketahuan, ngerti?" Mahen ikutan kesal. Mereka membuang-buang waktu dengan mendebatkan hal ini.

Semuanya bersiap untuk bubar, tapi perkataan Mahen selanjutnya membuat mereka menjadi takut untuk berpisah.

"Bawa hp! Kalau ada apa-apa tinggal chat!" Tambahnya.

Semua mengangguk lalu mulai mencari tempat untuk bersembunyi. Mereka berpencar mencari tempat sembunyi yang aman agar tidak ditemukan oleh 'orang itu'.

Jino dan Terry pergi ke lantai atas tepatnya di kamar Jino. Jino bersembunyi dalam lemari sedangkan Terry bersembunyi di kamar mandi.

Juan pergi ke ruang bawah tanah tepatnya di tempat mereka melakukan gym. Di sana ada beberapa loker yang biasa digunakan untuk menyimpan barang-barang. Dengan cepat dia masuk ke dalamnya dan menutup pintu rapat-rapat beruntung lampu di ruangan itu masih menyala dengan sempurna, jadi Juan dapat mengintip keluar.

Cio mencari tempat yang sempit, dia bersembunyi di lemari dapur. Lebih tepatnya di lemari bawah tempat cuci piring. Saat membuka lemari itu ia memandangi tempat itu jijik karena di situ berdebu dan sedikit ada serangga-serangga kecil seperti kecoa dan laba-laba. Mau tidak mau ia harus bersembunyi di sana itu adalah tempat yang sangat aman pikirnya.

[✓] 1. Petak UmpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang