Terry mengeluarkan isi perutnya untuk yang kedua kali. Saat ia mencoba untuk keluar dari kamar mandi, ia melihat banyak sekali darah di lantai kamar. Ia memaksakan dirinya untuk keluar dan menutup pintu kamar.
Saat pintu kamar tertutup ia menemukan sebuah pisau didekat lemari. Ia mengambil pisau itu. Tapi ia lepaskan lagi karena pisau itu berlendir. Ia menatap tangannya, lalu mencium bau lendir tersebut. Ia muntah karena bau lendir itu sangat menjijikkan.
Terry duduk bersandar di WC. Ia berpikir, kenapa ia tidak melaporkan hal ini pada abang abangnya di blok sebelah? Mereka bisa saja memberikan bantuan.
Tidak ada respons. Ia mematikan hamdphonenya kembali. Ia menatap ke luar kamar mandi. Jika diluar aman, ia akan ikut bersama Nares dan Seta berjalan menuju perpustakaan.
Jika tidak, ia akan tetap keluar dan pergi ke rumah abang-abangnya.
Tok!
Tok!
Tok!
Terry memandang pintu kamar yang di ketok pelan. Tidak mungkin Seta dan Nares sampai ke lantai atas secepat ini.
Ia berjalan mendekati pintu. Dengan berani ia membuka pintu dan melihat seorang anak kecil yang sedang membawa ponsel. Ia menggigit ponsel itu.
Terry sadar, itu adalah ponsel milik Jino. Ia langsung merampas ponsel Jino dari anak itu.
Ia mengotak-atik handphone Jino.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. Petak Umpet
Fiksi Penggemar[SUDAH TERBIT] [NCT DREAM × TXT] ❝Kesalahan mereka yang mengajak orang tidak di kenal untuk bermain.❞