Cio merobek sedikit kain bajunya. Ia tidka peduli dengan suara robakannya yang cukup keras, ia hanya ingin menutupi lukanya. Ia mengikat kain itu pada lengannya yang tadi ia gigit.
Cio mendesah lelah. Ia tidak sanggup untuk melubangi pintu lemari. Seperti nya obeng yang ia gunakan tidak cukup tajam.
Masih sangat tebal untuk menembus sampai luar. Tangannya sudah lelah. Tangannya yang masih menempel di pintu pun melepaskan obeng tersebut, akibatnya terjadi suara benturan yang sedikit menggema.
Cio menenangkan obeng yang terus menggelinding di kakinya. Helaan nafas pelan terdengar. Cio langsung bergerak untuk mengambil obeng yang berada di kakinya.
Tiba-tiba dari luar ia mendengar suara langkah kaki. Pergerakannya terhenti karena suara itu. Jantungnya berdegup kencang. Siapa itu?
BRAK!
Celo menutup mulutnya erat untuk menahan jeritan terkejutnya. Matanya terpejam karena kaget. Sosok yang berada di luar baru saja menendang pintu kayu yang menjadi penghalang antara lemari dan luar dengan sangat keras. Bahkan pintu itu hampir bolong karenanya.
"Tenang, tenang, gapapa. Lo ga akan mati." Katanya di dalam hati sambil tetsenyum gila.
Cio merasa sosok itu menjauh. Ia segera menempelkan telinganya pada pintu kayu itu dengan sangat pelan. Ia tidak mendengar apapun.
Sosok itu sudah pergi. Cio menghela nafas pelan, lalu ia menatap tajam obeng yang berada di kakinya.
"Gara gara lu gue hampir ketahuan!" Makinya dalam hati.
Cio menyandarkan tubuhnya pada dinding sempit di belakangnya. Ia jadi kepikiran akan perkataan Terry. Bagaimana kalau ia ketahuan? Tempat yang pilih tidak aman?
Ia mengusak rambutnya pelan. Bagaimana keadaan abang-abangnya di luar? Sosok tadi bisa saja menemukan mereka.
Untuk kali ini kita boleh egois.
Cio lupa yang yang berkata seperti itu. Tapi perkataan itu berhasil membuatnya ingin bertahan di sini demi keselamatan hidupnya.
Terry sudah memutuskan. Ia akan memberi tahu abang-abang di blok sebelah kalau di rumah sedang ada masalah. Ia tidak butuh ijin dari yang lain karena ini demi keselamatan mereka juga.
Taehyun menyalakan handphonenya. Ia mencari kontak bang Byon di sana.
Ia segera menelpon bang Byon kalau di chat bakal dibalas nanti pagi. Ia butuh bantuan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. Petak Umpet
Fiksi Penggemar[SUDAH TERBIT] [NCT DREAM × TXT] ❝Kesalahan mereka yang mengajak orang tidak di kenal untuk bermain.❞