RENCANA TERRY

869 133 10
                                    

Masih ingat Cio? Iya, seseorang yang menangis hebat karena merasa gagal menolong Gion.

Kini ia terduduk lesu. Bibirnya pucat, matanya yang sayu. Ia kehilangan tenaganya karena menangis. Ia hanya akan duduk di tempat sempit ini sampai permainan berakhir.

Coba aja ada keajaiban, terus semua yang terjadi sekarang gak beneran terjadi. Pasti gue sama yang lain masih bisa ketawa ketawa sekarang.

"Cio!"

Cio tersentak. Ada yang memanggil namanya di luar. Suara sorakan yang terdengar membisik.

"Ini gue, Terry."

Cio segera melirik jam di handphonenya. Sudah jam setengah lima pagi. Satu setengah jam lagi akan permainan akan berakhir.

"Bukannya lu yang larang gue buat keluar? Kenapa jadi lu yang keluar?" Tanya Cio sambil berbisik.

Pintu lemari terbuka. Menampilkan sosok Terry dengan wajah datar. Terry langsung menarik Cio keluar dari tempat persembunyian.

"Sakit," Ucap Cio menarik tangannya kasar dari tangan Terry.

Terry menatap sekitar nya. Sepi. Tidak ada satupun orang yang berkeliaran di dalam rumah.

Terry segera menggendong Cio di pundaknya. Cio sedikit terkejut. Ia meronta-ronta minta di turunkan.

Ia ingin berteriak, namun suaranya tidak keluar. Tenggorokan nya seperti tertahan.

"Kenapa gue gak bisa bicara?"

Cio sedikit panik. Namun, panik nya sedikit mereda saat melihat kamar Mahdn dengan pintu terbuka. Banyak darah di lantai depannya.

Ia sadar, sudah tidak ada orang di dalam sana. Hendra pasti sudah pergi bersama Seta dan Nares.

Cio tersadar akan sesuatu. Ia berpikir sejenak. "Eh, kok Terry kuat si gendong gue?"

Terry menurunkan Cio saat mereka sudah tiba di depan kamar Jino.

Pintu kamar Jino terbuka, menampilkan sosok Terry yang menatapnya datar.

Cio menatap Terry yang berdiri di depannya. Tunggu, kalau Terry di depannya yang di sampingnya siapa?!

"Gue bakal jadi korban selanjutnya ya? Udah bunuh gue sekarang." Ucapnya pasrah.

Terry yang menggendong Chenle tadi perlahan berubah menjadi Jaz.

Kaki Chenle seketika melemas saat Terry yang menggendong nya berubah menjadi seorang pria asing. Cobaan apa lagi ini ya Tuhan. Ni orang SIAPA?

"Gue ada rencana. Jaz, kedap suarain kamar Jino."

"Jaz apa?"

Jaz mengagguk. Ia memejamkan matanya dan mengeluarkan aura berwarna biru dan tubuhnya. Suasana aneh menyelimuti kamar Jino.

"Sudah."

"Cio, ini Jaz. Iblis yang di percaya orang-orang yang ngebunuh Jino, Hiron sama bang Gion. Dia sekarang ada di pihak kita. Gue ada rencana biar kita bisa menang main petak umpet bareng orang itu." Ucap Terry

[✓] 1. Petak UmpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang