RENCANA JUNA

1.4K 241 39
                                    

Hiron menggeliat tidak nyaman di tempat persembunyiannya. Disini sangat sempit dan juga bau. Ia tidak kuat. Habis sudah kesabarannya, ia memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya, tempat sampah.

“Bau bat anjir..”

Hiron mencium bajunya. Ternyata bau sampah menempel di tubuhnya. Ia sangat ingin ke kamarnya dan mengganti baju. Sangat tidak nyaman.

“Jero, di temukan.”

Hiron mematung di tempatnya. Baru jam 12 lewat, sudah ditemukan dua orang. Bagaimana ini?

Hiron bergerak pelan ingin masuk kembali ke dalam tempat sampah di belakangnya. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya.


Jero di seret dengan wajah babak belur turun dari tangga. Tidak hanya itu, Jero diseret terbalik. Hiron merasa ngilu saat kepala Jero terbentur-bentur ke anak tangga.

Hiron tidak jadi bersembunyi di dalam tempat sampah, ia hanya bersembunyi di belakang tempat sampah yang lumayan besar itu. Ia memperhatikan bagaimana pria bertubuh tinggi itu menyeret tubuh berotot abangnya.

Tidak sengaja mata Hiron bertemu dengan mata Jero yang merem melek. Jero memberi kode untuk tetap di tempatnya dan jangan bergerak. Mau tidak mau, Hiron harus menuruti abangnya itu.

Hiron mendudukkan dirinya di belakang tong sampan. Ia bersandar pada tempat yang bau itu. Ia berpikir, bagaimana jika nantinya ia tertangkap. Apa ia akan babak belur seperti Jero abangnya? Apa ia akan dikurung juga seperti Jino? Ia benar-benar takut.

Ia teringat. Ia harus memberitahu abang-abangnya kalau ia bertemu dengan Jero.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 1. Petak UmpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang